Liputan6.com, Tokyo – Jangan kaget jika nanti Anda membeli sejumlah produk asal Jepang, Anda akan menemukan `made in Indonesia` atau `made in Thailand` pada labelnya. Itu karena para investor Jepang kini tengah berupaya meningkatkan jumlah investasinya di negara-negara ASEAN.
Mengutip laman English-Chinese News Service, Senin (1/9/2014), Jepang tengah melakukan pergeseran tujuan investasi manufaktur dari China ke negara-negara ASEAN. Pemindahan lokasi investasi manufaktur itu dipicu bayaran buruh yang semakin tinggi di Negeri Tirai Bambu tersebut.
"Biarpun begitu, China masih menjadi negara besar dengan potensi yang luar biasa bagi Jepang," ungkap managing partner di perusahaan konsultan global KPMG, Yasuhide Fujii.
Advertisement
Tapi Jepang juga melihat peluang yang lebih besar di ASEAN dengan populasinya yang telah mencapai sekitar 600 juta jiwa. Para investor Jepang juga tengah mencari kemungkinan kombinasi pasar sebagaimana yang telah dilakukan di China.
"Biaya buruh di China semakin tinggi, pemilik modal di Jepang berupaya memperluas pabriknya ke negara-negara seperti Vietnam, Kamboja dan Myanmar di mana bayaran pekerja lebih rendah," terang Fuiji.
ASEAN mungkin dapat menarik lebih banyak investasi dari Jepang. Tapi China tetap tercatat sebagai penerima FDI terbesar dari Jepang di Asia. Jadi pergeseran investasi ini merupakan bentuk strategi Jepang untuk menjaga keseimbangan bisnisnya.
"Jepang tak akan menarik seluruh bisnisnya dari China. Peningkatan pabrik produksi yang lebih besar memang akan dibangun di negara-negara ASEAN dan seperti yang berusaha dilakukan di China," ungkap Wakil Presiden Perusahaan Riset Ekuitas Ji Asia, Stephen Patrick.
Sekadar informasi, menurut data statistik ASEAN, Jepang telah membenamkan modal sekitar US$ 23 miliar di kawasan tersebut sepanjang 2013. Angka tersebut setara dengan 19 persen total investasi langsung asing (Foreign Direct Investment/FDI) di 10 negara ASEAN.
Para investor Jepang juga tercatat sebagai sumber FDI terbesar kedua bagi ASEAN setelah Eropa yang membenamkan modalnya sebesar US$ 27 miliar tahun lalu. (Sis/Ndw)
Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!
Â