Penjualan Lesu, Gaji Bos Perusahaan Ini Dipangkas Rp 105 Miliar

Kinerja penjualan salah satu merek fesyen dunia, Burberry melesu di awal 2016 ini.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 07 Jun 2016, 19:10 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2016, 19:10 WIB
Christopher Bailey - CEO & CCO Burberry 0514
Foto: nocigarmagazine.com

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja penjualan salah satu merek fesyen dunia, Burberry melesu di awal 2016 ini. Alhasil, sang bos harus rela gajinya dipangkas hingga 75 persen.

Melansir laman Business Insider, Selasa (7/6/2016), Christopher Bailey hanya menerima US$ 2,7 juta untuk gaji tahunan hingga Maret 2016. Bandingkan dengan apa yang ia dapat pada periode tahun sebelumnya yang mencapai US$ 10,8 juta.

Jika dikonversi ke kurs rupiah dengan asumsi kurs dolar Rp 13.000, maka gaji yang ia dapat sekarang mencapai Rp 35,1 miliar. Anjlok dibanding dengan gaji yang ia dapat sebelumnya yang mencapai Rp 140,4 miliar. Itu artinya gaji dia dipangkas Rp 105,3 miliar.

Gaji pokok Bailey sebenarnya tetap, namun bonusnya yang dipangkas hingga nihil. Alhasil dia tak mendapatkan bonus sama sekali. Itu karena perusahaan ini gagal mencapai target pendapatan.

Bailey sendiri menjabat dua posisi di Burberry: CEO juga CCO.

Kinerja Burberry tak menggembirakan. Sahamnya anjlok hampir 10 persen di 2016 dan turun 25 persen dalam 12 bulan terakhir.

Penjualannya anjlok seiring dengan perlambatan ekonomi. Di Asia yang merupakan kunci pasar Burberry pun tak banyak berbeda, penjualannya anjlok. Pendapatan sebelum pajak jatuh 10 persen menjadi 421 juta euro, dan Burberry menyatakan bahwa mereka akan memangkas biaya hingga 100 juta euro di 2019.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya