Pengusaha Minta Pemerintah Lindungi Merek Lokal

Merek lokal di Indonesia tak jarang harus berhadapan dengan merek asing terkait penggunaan nama.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Jan 2019, 10:38 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2019, 10:38 WIB
Hari Terakhir, Delegasi Pertemuan IMF-Bank Dunia Berburu Produk Indonesia
Delegasi Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia melihat-lihat batik saat mengunjungi pameran Indonesia Pavilion di Nusa Dua, Bali, Minggu (14/10). Lebih dari 20 ribu delegasi mengunjungi Indonesia Pavilion selama 7 hari. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Kompartemen BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Soerjadi mengatakan, perlindungan dan dukung pemerintah terhadap para pengusaha lokal pemilik merek di Indonesia masih sangat rendah.

Menurutnya, pemerintah masih belum memiliki perhatian khusus untuk melindungi para pengusaha pemilik merek di Indonesia.

"Pemerintah harus hadir untuk memberikan jaminan perlindungan bagi para pemilik merek lokal di Indonesia agar mereka bisa terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia," ujar Erwin seperti ditulis, Sabtu (19/1/2019).

Lebih lanjut, Erwin menyampaikan bahwa perlindungan pemerintah semakin dibutuhkan mengingat banyaknya ekspansi merek asing ke Indonesia dan berpotensi merugikan merek lokal.

"Dengan kekuatan modalnya, seringkali merek asing menggerus merek lokal. di Negara lain, merek lokal memiliki privilege dibandingkan merek asing. Seharusnya pemerintah RI bisa bersikap seperti itu," tambah dia.

Terakhir, Erwin mengomentari banyaknya perselisihan hukum atas hak penggunaan merek di Indonesia. Dalam beberapa kasus, Erwin melihat sulitnya para pemilik merk lokal untuk menghadapi perselisihan dan sengketa dengan merek asing.

"Kasus-kasus sengketa merk beberapa waktu ke belakang menunjukkan masih belum terlindunginya pemilik merek lokal di Indonesia. Ini harus dijadikan evaluasi bersama oleh para stakeholders," tutupnya

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Merek Lokal Vs Merek Asing

Pesona Batik dan Bordir Karya UKM di Teras Indonesia
IKEA Indonesia kembali menggelar pameran produk unggulan UKM. Kini menampilkan batik dan bordir (Liputan6/pool/IKEA Indonesia)

Seperti yang diketahui, Merek lokal di Indonesia pun tak jarang harus berhadapan dengan merek asing terkait penggunaan nama.

Masih minimnya perlindungan terhadap merek lokal oleh pemerintah menjadi masalah tersendiri. Tercatat, hingga saat ini terdapat ada lima kasus sengketa merek lokal dan brand asing.

Kasus terakhir adalah penggunaan merk dagang Skyworth. Perusahaan elektronik asal Tiongkok, Skyworth Group Co Ltd menggugat penggunaan merk Skyworth oleh pengusaha Indonesia, Linawaty Hardjono.

Walaupun Linawaty Hardjono sudah mendaftarkan merek Skyworth sejak lama, namun putusan peninjauan kembali Mahkamah Agung membatalkan kepemilikannya terhadap merek Skyworth.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya