[Cek Fakta] Hoaks, Bukti Masuk Jembatan Tol Suramadu Bayar

Beredar foto bukti masuk Jembatan Tol Suramadu yang masih bayar alias gratis. Padahal Presiden Jokowi telah membebaskan tarif masuk. Benarkah masih bayar?

oleh Djibril Muhammad diperbarui 31 Okt 2018, 16:48 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2018, 16:48 WIB
[Cek Fakta] Hoaks, Masuk Jembatan Tol Suramadu Bayar
[Cek Fakta] Hoaks, Masuk Jembatan Tol Suramadu Bayar

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah meresmikan pembebasan tarif Jembatan Tol Surabaya-Madura (Suramadu) pada Sabtu (27/10/2018).

Dengan penggratisan itu, maka fungsi jembatan tersebut saat ini berubah menjadi jalan umum dari semula jalan tol.

 

Klaim

[Cek Fakta] Hoaks, Masuk Jembatan Tol Suramadu Bayar
[Cek Fakta] Hoaks, Masuk Jembatan Tol Suramadu Bayar

@Elisa Dainy dalam akun Facebook-nya menggunggah foto bukti masuk Jembatan Tol Suramadu bayar. Foto yang diunggah pada Minggu (28/10/2018) itu memperlihatkan, besaran biaya masuk.

Di situ tertera untuk golongan 1 tarif Rp 15.000. Sang pengguna Jembatan Suramadu itu masuk pada hari yang sama saat diresmikan Jokowi gratis. Di dalam tanda bukti pembayaran itu tertera pukul 19.12.38.

Foto tersebut telah tujuh kali dibagikan dengan dikomentari 16 kali.

Akun @Ucil Kalijudan dalam Facebook-nya juga mengunggah foto tampilan akun @Nizar Zahro. Dalam foto itu, Nizar Zuhro menampilkan foto bukti pembayaran masuk Jembatan Tol Suramadu.

Besaran biayanya juga sama yakni Rp 15.000. Di tampilan foto akun Nizar Zahro juga mempertanyakan kebenaran soal tarif masuk yang telah dibebaskan Jokowi.

"Saya hari ini ke Surabaya lewat "Jembatan Suramadu" ternyata masih bayar tidak gratis. Ini fakta bukan Hoaxs. Ini bukti tiketnya. Biasanya bayar pakai e-Toll. Hari ini tunai dapat karcis kayak begini," tulisnya Sabtu (27/10/2018) pukul 15.06 WIB.

Akun @Ucil Kalijudan ikut menimpali yang mengunggah foto tampilan akun @Nizar Zahro yang diunggahnya itu. "Waaaadduuuuh....lak bener tooo....piye jal..." tulisnya.

Foto tampilan akun @Nizar Zahro itu telah dibagikan sebanyak 91 kali dan dikomentari 10 kali.

Akun @Islamic defender 999 juga melakukan hal yang sama pada Minggu (28/10/2018). Tidak hanya mengunggah, @Islamic defender 999 juga ikut berkomentar seraya mempertanyakan kebijakan Jokowi.

"#katanya "GRATIS"??? Lah ni ko masih bayar ??? #sudahilah sandiwaramu pak kasian rakyat di bodohi terus .... #ingat pak Rakyat jaman now sudah pada pinter...," tuslinya.

Akun @Islamic defender 999 telah membagikannya sebanyak 12 kali.

Fakta

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembebasan tarif Jembatan Tol Suramadu, yang menghubungkan wilayah Surabaya dan Madura, Sabtu (27/10/2018). (Titin/Merdeka.com)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembebasan tarif Jembatan Tol Suramadu, yang menghubungkan wilayah Surabaya dan Madura, Sabtu (27/10/2018). (Titin/Merdeka.com)

Peresmian penggratisan tarif Jembatan Tol Suramadu berlaku pada Sabtu (27/10/2018) mulai pukul 17.00 WIB. Sedangkan foto tanda bukti tarif masuk yang diviralkan di Facebook itu memperlihat kan waktu masuk di bawah pukul 17.00 WIB.

Foto itu seperti yang diunggah akun @Elisa Dainy. Dalam foto itu tertera tanggal yang sama peresmian. Namun, waktu masuk pukul 09.12.38 WIB.

Sedangkan foto tampilan akun @Nizar Zahro tidak memperlihat waktu masuk pukul berapa. Untuk diketahui, sebelum penggratisan, besaran tarif masuk bervariasi

Adapun pengenaan tarif Jembatan Tol Suramadu sebelum digratiskan yakni:

- Golongan I (sedan, jip, pick up/truk kecil, dan bus) Rp 15 ribu- Golongan II (truk dengan dua gandar) Rp 22.500- Golongan III (truk dengan tiga gandar) Rp 30 ribu- Golongan IV (truk dengan empat gandar) Rp 37.500- Golongan V (truk dengan lima gandar) Rp 45 ribu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan, pembebasan tarif Jembatan Tol Suramadu untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Dia membantah kebijakan tersebut sebagai upaya mendulang suara dari warga Madura pada Pilpres 2019.

"Ya kalau kita mau urusan politik nanti saya gratiskan bulan Maret saja, tahun depan. Gitu lho. Jangan apa-apa dikaitkan dengan politik. Ini urusan ekonomi, investasi, kesejahteraan, dan keadilan," tegas Jokowi di Tol Suramadu, Jawa Timur, Sabtu (27/10/2018), seperti dilansir Liputan6.com.

Jokowi menjelaskan, pembebasan tarif Jembatan Tol Suramadu bermula dari masukan dan desakan tokoh masyarakat, ulama, serta kiai Madura. Masukan tersebut bergulir sejak 2015.

"Ini awal-awal 2015 ada masukan, keinginan dari para ulama, kiai, habaib yang ada di sini. Tokoh-tokoh di Ikama (Ikatan Keluarga Madura) juga menyampaikan dan sudah saya sampaikan ke Pak Gubernur (Jawa Timur) dan saya hitung. Khusus untuk sepeda motor saat itu masih masuk. Oke, sepeda motor digratiskan," terang Jokowi.

Kemudian pada 2016, Jokowi mengaku mendapat masukan lagi. Kali ini permintaan agar tarif Jembatan Tol Suramadu dipotong 50 persen.

"Pada 2016 ada masukan lagi, 'Pak ini membebani terutama untuk truk, bus, angkutan-angkutan barang. Mohon dipotong minimal 50 persen', kita potong," kata Jokowi.

Ternyata, lanjut dia, pemotongan tarif 50 persen tidak berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi Surabaya dan Madura. Bahkan pemasukan Jembatan Tol Suramadu setiap tahun hanya mencapai Rp 120 miliar.

"Setelah kami hitung berapa sih pemasukan setahun jalan tol ini? Juga enggak banyak dan ini dibangun dari APBN. Oleh sebab itu, kita putuskan dengan harapan ketimpangan dan kemiskinan bisa diatasi," ujar Jokowi.

Kesimpulan

Foto bukti masuk Jembatan Tol Suramadu yang masih dikenakan tarif memang asli. Namun, momentumnya tidak tepat Mengingat, pembebasan tarif masuk baru mulai dilakukan pada pukul 17.00 WIB, Sabtu 27 Oktober 2018. 

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya