Kamu Ibu Baru? Kenali 7 Tanda Baby Blues Demi Kesehatan Mentalmu

Banyak ibu baru yang mengalami baby blues, yang dapat berdampak pada kesehatan mental dan fisik mereka. Yuk, simak tanda-tanda yang perlu diperhatikan dalam artikel ini!

oleh Sulung Lahitani diperbarui 02 Okt 2024, 12:02 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2024, 12:02 WIB
ibu dan bayi
Ilustrasi bayi membutuhkan ASI sebagai nutrisi terbaik tubuhnya | copyright pixabay.com/blankita_ua

Liputan6.com, Jakarta Setelah melahirkan, kebahagiaan menyambut kelahiran bayi sering kali diiringi oleh berbagai perasaan yang bercampur aduk. Perasaan ini bisa meliputi kegembiraan, kelelahan, serta kecemasan. Fenomena yang dikenal sebagai baby blues ini adalah sesuatu yang umum dialami oleh banyak ibu baru. Meskipun sering terjadi, penting bagi para ibu untuk mengenali tanda-tanda awal dari kondisi ini agar dapat ditangani dengan tepat.

Baby blues adalah kondisi emosional yang dapat muncul beberapa hari setelah melahirkan. Ibu yang mengalami baby blues mungkin merasa sedih, cemas, atau mudah marah tanpa alasan yang jelas. Perasaan ini biasanya berlangsung selama beberapa hari hingga dua minggu.

Jika tidak ditangani dengan baik, baby blues dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti depresi pascamelahirkan. Mengidentifikasi gejala baby blues sejak dini sangat penting untuk memastikan ibu mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.

Beberapa tanda-tanda yang sering muncul meliputi perasaan sedih yang berlebihan, kelelahan yang ekstrem, sulit tidur, serta perubahan nafsu makan. Selain itu, ibu juga mungkin merasa tidak mampu merawat bayinya dengan baik atau merasa terisolasi dari lingkungan sekitarnya. Mengenali gejala-gejala ini dapat membantu ibu dan keluarga mencari bantuan yang diperlukan untuk mengatasi kondisi tersebut.

Berikut penjelasan lebih lanjut:

1. Perasaan Sedih yang Tak Beralasan

Penelitian Ungkapkan 6 dari 10 Ibu Menyusui Tidak Bahagia dengan Proses Menyusui
Ilustrasi ibu dengan bayi. (Sumber foto: Pexels.com)

Sering kali, ibu yang baru melahirkan mengalami perasaan sedih yang sulit dipahami, meskipun segala sesuatu di sekitarnya terlihat normal dan baik-baik saja. Perubahan hormon pasca persalinan memiliki peran signifikan dalam timbulnya perasaan ini. Jika tidak dikelola dengan tepat, kondisi ini bisa memengaruhi hubungan emosional antara ibu dan bayinya.

Setelah melahirkan, tubuh wanita mengalami perubahan hormon yang drastis, yang dapat menyebabkan perasaan sedih atau depresi. Ini adalah kondisi yang umum dan dikenal sebagai baby blues atau bahkan depresi pascapersalinan dalam kasus yang lebih parah. Penting bagi ibu baru untuk mendapatkan dukungan emosional dan perawatan yang diperlukan untuk mengatasi perasaan ini agar tidak mengganggu perkembangan hubungan yang sehat dengan bayi mereka.

2. Mudah Menangis

Cara Berdamai Dengan Rasa Insecure Pertama Kali Menjadi Ibu Menurut Psikolog Anak
Ilustrasi ibu memeluk bayinya. (Sumber foto: Pexels.com)

Pasca melahirkan, banyak ibu mengalami perubahan emosi yang signifikan. Tidak hanya perasaan sedih yang muncul, tetapi mereka juga seringkali menjadi lebih sensitif dan mudah menangis, bahkan untuk hal-hal sepele. Ini adalah reaksi alami terhadap berbagai perubahan fisik dan mental yang terjadi. Namun, jika perasaan ini bertahan lebih dari dua minggu, sangat penting untuk segera mencari dukungan dan bantuan.

3. Rasa Lelah yang Berlebihan

nama bayi
ilustrasi ibu dan anak/copyright rawpixel

Merawat bayi tentu bisa sangat menguras tenaga, tetapi jika seorang ibu mengalami kelelahan fisik dan emosional yang berlebihan, hal ini mungkin merupakan tanda-tanda baby blues. Kelelahan ini sering kali diiringi dengan kesulitan tidur, meskipun ada peluang untuk beristirahat.

4. Sulit Berkonsentrasi

[Fimela] bayi
Ilustrasi bayi dan ibu | unsplash.com/@jonathanborba

Para ibu yang baru saja melahirkan sering kali mengalami kesulitan untuk tetap fokus dan mungkin merasa kebingungan. Pekerjaan kecil yang dulunya tampak mudah kini terasa sangat berat, dan mereka mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat keputusan. Semua ini adalah gejala umum dari baby blues yang sering kali tidak diperhatikan.

5. Khawatir Berlebihan Terhadap Bayi

Ilustrasi ibu dan bayi
Ilustrasi ibu dan bayi (Dok.Unsplash/Jonathan Borba)

Rasa cemas adalah sesuatu yang normal, namun bagi ibu yang mengalami baby blues, kecemasan ini sering kali melebihi batas. Ketakutan akan ketidakmampuan merawat bayi dengan baik atau kekhawatiran mengenai keselamatan anak bisa terus menghantui pikiran ibu, seakan-akan tidak ada akhirnya.

6. Merasa Tidak Terhubung dengan Bayi

ibu bayi sedih
Ilustrasi ibu yang sedang sedih dengan bayinya. /copyright freepik.com/drazenzigic

Sering kali, perasaan terputus dari si kecil menjadi salah satu hal yang mengganggu. Meskipun seorang ibu telah menantikan kelahiran anaknya dengan penuh kebahagiaan, kondisi baby blues dapat membuat ikatan emosional terasa kurang hangat. Ini dapat memicu rasa bersalah pada ibu, meskipun sebenarnya perasaan ini sangat normal dan bisa dialami oleh banyak orang.

7. Mudah Tersinggung

ibu dan bayi
Ilustrasi ibu dan bayi/copyright unsplash.com/Jonathan Borba

Para ibu baru yang mengalami baby blues sering kali merasa lebih peka dan mudah tersinggung. Hal-hal kecil yang sebelumnya tidak mengganggu bisa tiba-tiba memicu emosi. Biasanya, baby blues akan mereda dalam beberapa minggu setelah kelahiran, tetapi jika gejalanya berlanjut atau memburuk, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis.

Penting untuk diingat bahwa baby blues adalah kondisi yang umum, dan Anda tidak sendirian dalam menghadapinya. Berbagi perasaan dengan pasangan atau orang-orang terdekat dapat sangat membantu.

Memiliki sistem dukungan yang baik adalah kunci untuk melewati masa-masa sulit ini dengan lebih mudah. Jadi, jangan ragu untuk mencari dukungan dan berbagi cerita!

Infografis Daftar Penyedia Layanan Konsultasi Korban Kekerasan Seksual
Infografis Daftar Penyedia Layanan Konsultasi Korban Kekerasan Seksual. (Trisyani/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya