6 Fungsi Dermis Beserta Cara Menjaga Kesehatannya

Pelajari fungsi dermis sebagai lapisan kulit tengah yang vital. Dari produksi kolagen hingga regulasi suhu tubuh, dermis berperan penting bagi kesehatan kulit.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Des 2024, 12:44 WIB
Diterbitkan 12 Des 2024, 12:44 WIB
fungsi dermis
Menunjukkan dermis ©Ilustrasi dibuat AI
Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta - Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia yang memiliki peran vital dalam melindungi tubuh dari berbagai ancaman eksternal. Terdiri dari tiga lapisan utama - epidermis, dermis, dan hipodermis - setiap lapisan kulit memiliki fungsi spesifik yang saling melengkapi. Di antara ketiga lapisan tersebut, dermis memiliki peran yang sangat penting namun sering kali kurang dipahami.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang fungsi dermis, lapisan tengah kulit yang memiliki berbagai peran krusial bagi kesehatan dan kecantikan kulit.

Dermis Adalah Lapisan Tengah Kulit

Dermis merupakan lapisan kulit yang terletak di bawah epidermis dan di atas hipodermis. Dengan ketebalan sekitar 0,3-3 mm, dermis merupakan lapisan kulit yang paling tebal dibandingkan lapisan lainnya. Lapisan ini tersusun dari jaringan ikat yang padat dan kaya akan pembuluh darah, saraf, serta berbagai struktur penting lainnya.

Secara struktural, dermis terbagi menjadi dua lapisan utama:

  • Lapisan papilaris: Merupakan lapisan atas dermis yang berbatasan langsung dengan epidermis. Lapisan ini memiliki tekstur yang tidak rata dan membentuk tonjolan-tonjolan yang disebut papila dermis. Papila dermis berperan penting dalam memperkuat ikatan antara dermis dan epidermis serta meningkatkan luas permukaan untuk pertukaran nutrisi.
  • Lapisan retikularis: Terletak di bawah lapisan papilaris dan merupakan bagian terbesar dari dermis. Lapisan ini tersusun dari jaringan ikat yang lebih padat dan mengandung banyak serat kolagen dan elastin yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit.

Dermis mengandung berbagai komponen penting seperti:

  • Serat kolagen: Memberikan kekuatan dan struktur pada kulit
  • Serat elastin: Memberikan elastisitas dan kelenturan pada kulit
  • Pembuluh darah: Menyuplai nutrisi dan oksigen ke sel-sel kulit
  • Saraf: Memungkinkan kulit untuk merasakan sensasi seperti sentuhan, tekanan, dan suhu
  • Kelenjar keringat: Mengatur suhu tubuh melalui produksi keringat
  • Kelenjar sebasea: Memproduksi sebum untuk melembabkan dan melindungi kulit
  • Folikel rambut: Tempat tumbuhnya rambut

 

Fungsi Utama Dermis: Peran Vital Lapisan Tengah Kulit

Dermis memiliki beragam fungsi yang sangat penting bagi kesehatan dan kecantikan kulit. Berikut adalah penjelasan detail mengenai fungsi-fungsi utama dermis:

1. Memberikan Kekuatan dan Elastisitas pada Kulit

Salah satu fungsi terpenting dermis adalah memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit. Hal ini dimungkinkan oleh adanya dua jenis protein utama dalam dermis:

  • Kolagen: Protein ini membentuk sekitar 70-80% dari berat kering dermis. Kolagen membentuk jaringan serat yang kuat, memberikan struktur dan kekuatan pada kulit. Ada beberapa tipe kolagen dalam dermis, dengan tipe I dan III sebagai yang paling dominan.
  • Elastin: Protein ini membentuk jaringan serat elastis yang memberikan kemampuan kulit untuk kembali ke bentuk semula setelah ditarik atau ditekan. Elastin memungkinkan kulit untuk tetap kenyal dan tidak kendur.

Produksi kolagen dan elastin dalam dermis menurun seiring bertambahnya usia, yang menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan seperti kerutan dan garis halus. Oleh karena itu, menjaga kesehatan dermis sangat penting untuk mempertahankan penampilan kulit yang muda dan sehat.

2. Menyuplai Nutrisi dan Oksigen ke Sel-sel Kulit

Dermis mengandung jaringan pembuluh darah yang luas, yang berperan penting dalam menyuplai nutrisi dan oksigen ke sel-sel kulit. Fungsi ini sangat penting karena:

  • Memastikan kelangsungan hidup sel-sel kulit: Sel-sel kulit, terutama di lapisan epidermis, membutuhkan pasokan nutrisi dan oksigen yang konstan untuk bertahan hidup dan berfungsi dengan baik.
  • Mendukung proses regenerasi kulit: Nutrisi yang disuplai melalui pembuluh darah di dermis mendukung proses pembaruan sel-sel kulit, yang terjadi secara terus-menerus.
  • Membantu proses penyembuhan: Ketika kulit mengalami luka atau cedera, pembuluh darah di dermis berperan penting dalam membawa sel-sel dan faktor penyembuhan ke area yang terluka.

Selain itu, jaringan pembuluh darah di dermis juga berperan dalam regulasi suhu tubuh dengan memperluas atau menyempit untuk mengontrol aliran darah ke permukaan kulit.

3. Mengatur Suhu Tubuh

Dermis memiliki peran penting dalam termoregulasi atau pengaturan suhu tubuh. Fungsi ini dilakukan melalui dua mekanisme utama:

  • Kelenjar keringat: Dermis mengandung kelenjar keringat ekrin yang memproduksi dan mengeluarkan keringat ke permukaan kulit. Ketika keringat menguap, ia membantu mendinginkan tubuh.
  • Pembuluh darah: Jaringan pembuluh darah di dermis dapat melebar (vasodilatasi) atau menyempit (vasokonstriksi) untuk mengatur aliran darah ke permukaan kulit. Ketika tubuh terlalu panas, pembuluh darah melebar untuk meningkatkan aliran darah ke kulit, membantu melepaskan panas. Sebaliknya, ketika tubuh dingin, pembuluh darah menyempit untuk mengurangi kehilangan panas.

Kemampuan dermis untuk mengatur suhu tubuh ini sangat penting untuk menjaga homeostasis dan memastikan fungsi optimal organ-organ tubuh lainnya.

4. Memberikan Sensasi Peraba

Dermis mengandung berbagai jenis reseptor sensorik yang memungkinkan kulit untuk merasakan berbagai sensasi, termasuk:

  • Sentuhan: Reseptor Meissner dan Merkel di dermis mendeteksi sentuhan ringan dan tekanan.
  • Suhu: Reseptor Ruffini (untuk panas) dan Krause (untuk dingin) memungkinkan kulit merasakan perubahan suhu.
  • Nyeri: Ujung saraf bebas di dermis mendeteksi sensasi nyeri, yang penting untuk melindungi tubuh dari bahaya.
  • Getaran: Reseptor Pacinian mendeteksi getaran dan tekanan dalam.

Kemampuan untuk merasakan berbagai sensasi ini sangat penting untuk interaksi kita dengan lingkungan dan untuk melindungi tubuh dari potensi bahaya.

5. Mendukung Pertumbuhan Rambut dan Produksi Sebum

Dermis mengandung struktur penting lainnya yang berperan dalam kesehatan dan penampilan kulit:

  • Folikel rambut: Rambut tumbuh dari folikel yang berakar di dermis. Dermis menyediakan nutrisi dan dukungan struktural yang diperlukan untuk pertumbuhan rambut yang sehat.
  • Kelenjar sebasea: Kelenjar ini, yang biasanya terhubung dengan folikel rambut, memproduksi sebum. Sebum adalah minyak alami yang melembabkan dan melindungi kulit serta rambut.

Produksi sebum yang seimbang penting untuk menjaga kelembaban kulit dan melindunginya dari kekeringan dan iritasi.

6. Berperan dalam Sistem Kekebalan Kulit

Dermis memiliki peran penting dalam sistem kekebalan kulit:

  • Mengandung sel-sel imun: Dermis mengandung berbagai jenis sel imun, termasuk makrofag, sel mast, dan limfosit, yang membantu melindungi kulit dari patogen.
  • Mendukung respons imun: Ketika terjadi infeksi atau cedera, pembuluh darah di dermis membantu membawa lebih banyak sel imun ke area yang terkena.
  • Produksi faktor antimikroba: Sel-sel di dermis dapat memproduksi berbagai faktor antimikroba yang membantu melawan infeksi.

Fungsi kekebalan ini sangat penting dalam melindungi tubuh dari berbagai ancaman eksternal yang dapat masuk melalui kulit.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Dermis

Kesehatan dan fungsi dermis dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Memahami faktor-faktor ini penting untuk menjaga kesehatan kulit secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi kesehatan dermis:

1. Usia

Seiring bertambahnya usia, dermis mengalami beberapa perubahan:

  • Penurunan produksi kolagen dan elastin: Hal ini menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan lebih rentan terhadap kerutan.
  • Pengurangan jumlah sel: Termasuk fibroblast yang memproduksi komponen matriks ekstraselular.
  • Penurunan fungsi kelenjar: Kelenjar sebasea dan keringat menjadi kurang aktif, yang dapat menyebabkan kulit menjadi lebih kering.

2. Paparan Sinar UV

Paparan berlebihan terhadap sinar ultraviolet (UV) dari matahari atau sumber buatan dapat menyebabkan:

  • Kerusakan kolagen dan elastin: Menyebabkan penuaan dini dan kerutan.
  • Peningkatan risiko kanker kulit: Paparan UV dapat merusak DNA sel-sel kulit.
  • Pigmentasi tidak merata: Menyebabkan munculnya bintik-bintik hitam atau flek.

3. Gaya Hidup

Berbagai aspek gaya hidup dapat mempengaruhi kesehatan dermis:

  • Merokok: Dapat mempercepat penuaan kulit dan mengurangi aliran darah ke dermis.
  • Konsumsi alkohol berlebihan: Dapat menyebabkan dehidrasi dan peradangan kulit.
  • Pola tidur: Kurang tidur dapat mengganggu proses regenerasi sel kulit.
  • Stres: Dapat mempengaruhi produksi hormon yang berdampak pada kesehatan kulit.

4. Nutrisi

Diet memainkan peran penting dalam kesehatan dermis:

  • Kekurangan vitamin C: Dapat mengganggu produksi kolagen.
  • Kekurangan vitamin A: Dapat menyebabkan kulit kering dan bersisik.
  • Kekurangan omega-3: Dapat menyebabkan peradangan dan kekeringan kulit.
  • Dehidrasi: Kurangnya asupan air dapat mempengaruhi hidrasi kulit.

5. Polusi dan Faktor Lingkungan

Paparan terhadap polutan dan faktor lingkungan lainnya dapat berdampak negatif pada dermis:

  • Radikal bebas: Polutan dapat menghasilkan radikal bebas yang merusak sel-sel kulit.
  • Iritasi: Bahan kimia dan polutan dapat menyebabkan iritasi dan peradangan kulit.
  • Perubahan iklim: Perubahan suhu dan kelembaban ekstrem dapat mempengaruhi kesehatan kulit.

6. Hormon

Perubahan hormonal dapat mempengaruhi dermis dalam berbagai cara:

  • Estrogen: Penurunan estrogen selama menopause dapat menyebabkan penipisan dan kekeringan kulit.
  • Androgen: Peningkatan androgen dapat meningkatkan produksi sebum, yang dapat menyebabkan jerawat.
  • Hormon tiroid: Gangguan tiroid dapat mempengaruhi tekstur dan kualitas kulit.

7. Genetik

Faktor genetik dapat mempengaruhi berbagai aspek kesehatan dermis:

  • Kecenderungan terhadap kondisi kulit tertentu: Seperti eksim atau psoriasis.
  • Kualitas dan kuantitas kolagen dan elastin: Mempengaruhi elastisitas dan kekencangan kulit.
  • Pigmentasi kulit: Menentukan warna kulit dan kerentanan terhadap kerusakan akibat sinar UV.

Cara Menjaga Kesehatan Dermis

Menjaga kesehatan dermis sangat penting untuk mempertahankan kulit yang sehat, kuat, dan awet muda. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk merawat dan melindungi lapisan dermis kulit Anda:

1. Perlindungan dari Sinar UV

Melindungi kulit dari paparan sinar UV berlebihan adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan dermis:

  • Gunakan tabir surya: Aplikasikan tabir surya dengan SPF minimal 30 setiap hari, bahkan saat cuaca berawan.
  • Kenakan pakaian pelindung: Gunakan topi lebar, kacamata hitam, dan pakaian yang menutupi kulit saat berada di luar ruangan.
  • Hindari paparan langsung: Usahakan untuk tidak berada di bawah sinar matahari langsung pada jam 10 pagi hingga 4 sore.

2. Hidrasi yang Cukup

Menjaga hidrasi kulit sangat penting untuk kesehatan dermis:

  • Minum air yang cukup: Konsumsi minimal 8 gelas air sehari untuk menjaga hidrasi dari dalam.
  • Gunakan pelembab: Aplikasikan pelembab secara teratur untuk membantu menahan kelembaban di kulit.
  • Hindari mandi air panas: Air yang terlalu panas dapat menghilangkan minyak alami kulit. Gunakan air hangat dan batasi waktu mandi.

3. Nutrisi yang Seimbang

Diet yang sehat dapat mendukung kesehatan dermis:

  • Konsumsi makanan kaya antioksidan: Buah-buahan dan sayuran berwarna cerah dapat membantu melawan radikal bebas.
  • Perbanyak asupan omega-3: Ikan berlemak, kacang-kacangan, dan biji-bijian dapat membantu menjaga kelembaban kulit.
  • Konsumsi protein yang cukup: Protein penting untuk produksi kolagen dan elastin.
  • Vitamin C: Penting untuk sintesis kolagen. Sumber vitamin C termasuk jeruk, stroberi, dan paprika.

4. Perawatan Kulit yang Tepat

Rutinitas perawatan kulit yang baik dapat membantu menjaga kesehatan dermis:

  • Bersihkan kulit dengan lembut: Gunakan pembersih yang tidak mengandung sabun untuk menghindari pengeringan kulit.
  • Eksfoliasi secara teratur: Membantu merangsang regenerasi sel kulit, tapi jangan terlalu sering karena dapat menyebabkan iritasi.
  • Gunakan serum atau krim yang mengandung retinol: Retinol dapat membantu merangsang produksi kolagen.
  • Aplikasikan vitamin C topikal: Dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas.

5. Gaya Hidup Sehat

Adopsi gaya hidup sehat untuk mendukung kesehatan dermis:

  • Berhenti merokok: Merokok dapat mempercepat penuaan kulit dan mengurangi aliran darah ke dermis.
  • Batasi konsumsi alkohol: Alkohol berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan peradangan kulit.
  • Tidur yang cukup: Tidur yang berkualitas penting untuk regenerasi sel kulit.
  • Kelola stres: Stres kronis dapat mempengaruhi kesehatan kulit. Praktikkan teknik manajemen stres seperti meditasi atau yoga.

6. Olahraga Teratur

Aktivitas fisik regular dapat bermanfaat bagi kesehatan dermis:

  • Meningkatkan sirkulasi: Membantu membawa nutrisi dan oksigen ke sel-sel kulit.
  • Mengurangi stres: Dapat membantu mengurangi peradangan yang terkait dengan stres.
  • Meningkatkan produksi kolagen: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat merangsang produksi kolagen.

7. Perawatan Profesional

Pertimbangkan perawatan kulit profesional untuk mendukung kesehatan dermis:

  • Peeling kimia: Dapat membantu merangsang produksi kolagen dan memperbaiki tekstur kulit.
  • Mikrodermabrasi: Membantu mengangkat sel-sel kulit mati dan merangsang regenerasi kulit.
  • Terapi laser: Beberapa jenis terapi laser dapat membantu merangsang produksi kolagen dan memperbaiki kerusakan kulit.

8. Hindari Polusi

Melindungi kulit dari polusi dapat membantu menjaga kesehatan dermis:

  • Gunakan produk skincare dengan antioksidan: Membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat polutan.
  • Bersihkan kulit dengan teliti: Terutama setelah berada di lingkungan yang berpolusi tinggi.
  • Gunakan masker wajah: Dapat membantu melindungi kulit dari partikel polusi saat berada di luar ruangan.

Gangguan dan Penyakit yang Mempengaruhi Dermis

Dermis dapat dipengaruhi oleh berbagai gangguan dan penyakit yang dapat mengganggu fungsi normalnya. Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan dermis:

1. Scleroderma

Scleroderma adalah penyakit autoimun yang menyebabkan penebalan dan pengerasan kulit akibat produksi kolagen yang berlebihan. Kondisi ini dapat mempengaruhi dermis dengan cara:

  • Penebalan kulit: Menyebabkan kulit menjadi kaku dan sulit digerakkan.
  • Perubahan pigmentasi: Dapat menyebabkan perubahan warna kulit.
  • Gangguan sirkulasi: Dapat mengurangi aliran darah ke kulit.

2. Dermatomyositis

Dermatomyositis adalah penyakit peradangan yang mempengaruhi otot dan kulit. Efeknya pada dermis meliputi:

  • Ruam karakteristik: Biasanya muncul di wajah, dada, dan tangan.
  • Penebalan kulit: Terutama di area sendi jari.
  • Perubahan pigmentasi: Dapat menyebabkan perubahan warna kulit.

3. Psoriasis

Psoriasis adalah kondisi autoimun yang menyebabkan pertumbuhan sel kulit yang terlalu cepat. Meskipun terutama mempengaruhi epidermis, psoriasis juga dapat berdampak pada dermis:

  • Peradangan: Menyebabkan pembengkakan dan kemerahan di dermis.
  • Perubahan vaskular: Dapat mempengaruhi pembuluh darah di dermis.
  • Perubahan struktur: Dapat menyebabkan perubahan dalam susunan kolagen dan elastin.

4. Lupus Eritematosus

Lupus adalah penyakit autoimun yang dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk kulit. Efeknya pada dermis meliputi:

  • Ruam kupu-kupu: Ruam karakteristik yang muncul di wajah.
  • Fotosensitivitas: Meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari.
  • Perubahan pigmentasi: Dapat menyebabkan perubahan warna kulit.

5. Keloid dan Parut Hipertrofik

Keloid dan parut hipertrofik adalah hasil dari produksi kolagen yang berlebihan selama proses penyembuhan luka. Kondisi ini mempengaruhi dermis dengan cara:

  • Pembentukan jaringan parut yang berlebihan: Menyebabkan benjolan atau penebalan kulit.
  • Perubahan tekstur kulit: Kulit menjadi tidak rata dan kasar.
  • Potensi rasa gatal atau nyeri: Terutama pada keloid.

6. Lipodystrophy

Lipodystrophy adalah kondisi di mana terjadi hilangnya jaringan lemak di bawah kulit. Meskipun terutama mempengaruhi hipodermis, kondisi ini juga dapat berdampak pada dermis:

  • Perubahan kontur kulit: Menyebabkan kulit terlihat cekung atau tidak rata.
  • Perubahan elastisitas: Kulit dapat menjadi kurang elastis.
  • Potensi perubahan vaskular: Dapat mempengaruhi pembuluh darah di dermis.

7. Infeksi Kulit

Berbagai infeksi kulit dapat mempengaruhi dermis, termasuk:

  • Selulitis: Infeksi bakteri yang dapat menyebabkan peradangan di dermis.
  • Infeksi jamur: Seperti tinea corporis, yang dapat mempengaruhi lapisan atas dermis.
  • Herpes zoster: Dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan saraf di dermis.

8. Gangguan Vaskular

Beberapa gangguan yang mempengaruhi pembuluh darah di dermis termasuk:

  • Vaskulitis: Peradangan pembuluh darah yang dapat menyebabkan ruam dan kerusakan kulit.
  • Telangiektasia: Pelebaran pembuluh darah kecil yang terlihat di permukaan kulit.
  • Livedo reticularis: Pola jala atau renda pada kulit akibat gangguan aliran darah.

Perkembangan Terbaru dalam Perawatan Dermis

Ilmu dermatologi terus berkembang, menghasilkan berbagai inovasi dalam perawatan dan perlindungan dermis. Berikut adalah beberapa perkembangan terbaru yang menjanjikan:

1. Terapi Stem Cell

Penggunaan sel punca dalam perawatan kulit menawarkan potensi besar untuk regenerasi dermis:

  • Merangsang produksi kolagen: Sel punca dapat membantu meningkatkan produksi kolagen alami.
  • Perbaikan kerusakan: Berpotensi memperbaiki kerusakan kulit akibat penuaan atau paparan UV.
  • Pengobatan luka: Dapat membantu mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi pembentukan parut.

2. Peptida dan Faktor Pertumbuhan

Penggunaan peptida dan faktor pertumbuhan dalam produk perawatan kulit semakin populer:

  • Merangsang produksi kolagen: Beberapa peptida dapat meningkatkan sintesis kolagen.
  • Perbaikan tekstur kulit: Dapat membantu meningkatkan kekencangan dan elastisitas kulit.
  • Anti-penuaan: Berpotensi mengurangi tanda-tanda penuaan seperti kerutan dan garis halus.

3. Teknologi Nano dalam Skincare

Nanoteknologi memungkinkan pengembangan produk perawatan kulit yang lebih efektif:

  • Penetrasi yang lebih baik: Partikel nano dapat menembus lebih dalam ke dermis.
  • Pelepasan terkontrol: Memungkinkan pelepasan bahan aktif secara bertahap dan lebih efektif.
  • Stabilitas bahan aktif: Melindungi bahan aktif dari degradasi.

4. Perawatan Laser dan Energi Terfokus

Perkembangan dalam teknologi laser dan energi terfokus menawarkan perawatan non-invasif yang efektif:

  • Laser fraksional: Merangsang produksi kolagen dan memperbaiki tekstur kulit.
  • Radiofrequency: Membantu mengencangkan kulit dan meningkatkan produksi kolagen.
  • Ultrasound terfokus: Dapat menargetkan lapisan dermis dalam untuk pengencangan kulit.

5. Probiotik untuk Kulit

Penggunaan probiotik dalam perawatan kulit semakin mendapat perhatian:

  • Memperkuat barrier kulit: Membantu menjaga keseimbangan mikrobioma kulit.
  • Anti-peradangan: Dapat membantu mengurangi peradangan pada kondisi kulit tertentu.
  • Meningkatkan hidrasi: Beberapa probiotik dapat membantu meningkat kan hidrasi kulit.

6. Perawatan Berbasis DNA

Analisis DNA untuk perawatan kulit yang dipersonalisasi menjadi tren baru:

  • Perawatan yang disesuaikan: Berdasarkan profil genetik individu.
  • Prediksi risiko: Membantu mengidentifikasi potensi masalah kulit di masa depan.
  • Optimalisasi perawatan: Memilih bahan aktif yang paling sesuai dengan genetik seseorang.

7. Exosomes dalam Perawatan Kulit

Exosomes, vesikel kecil yang dilepaskan oleh sel, menjadi fokus penelitian baru dalam perawatan kulit:

  • Komunikasi antar sel: Membantu meningkatkan komunikasi antar sel kulit.
  • Perbaikan kerusakan: Berpotensi memperbaiki kerusakan DNA akibat paparan UV.
  • Anti-penuaan: Dapat membantu mengurangi tanda-tanda penuaan.

8. Bahan Aktif Baru dari Alam

Penemuan bahan aktif baru dari sumber alami terus berlanjut:

  • Ekstrak tanaman langka: Beberapa tanaman langka menunjukkan potensi anti-penuaan yang kuat.
  • Bahan dari laut dalam: Organisme laut dalam menghasilkan senyawa unik dengan manfaat untuk kulit.
  • Fermentasi bahan alami: Proses fermentasi dapat meningkatkan bioavailabilitas bahan aktif.

Mitos dan Fakta Seputar Dermis

Terdapat banyak informasi yang beredar tentang dermis dan perawatan kulit, namun tidak semuanya akurat. Berikut adalah beberapa mitos umum dan fakta yang perlu diketahui:

Mitos 1: Dermis Tidak Dapat Dipengaruhi oleh Perawatan Topikal

Fakta: Meskipun dermis terletak di bawah epidermis, beberapa bahan aktif dalam produk perawatan kulit dapat mencapai dan mempengaruhi dermis. Bahan-bahan seperti retinol, vitamin C, dan peptida tertentu telah terbukti dapat menembus ke dermis dan memberikan manfaat.

Mitos 2: Kulit Kering Berarti Dermis Kekurangan Air

Fakta: Kulit kering lebih sering disebabkan oleh masalah di lapisan epidermis, khususnya stratum korneum, bukan di dermis. Namun, hidrasi yang baik secara keseluruhan penting untuk kesehatan dermis dan epidermis.

Mitos 3: Kolagen Oral Langsung Memperbaiki Dermis

Fakta: Meskipun suplemen kolagen oral dapat memberikan manfaat untuk kulit, kolagen yang dikonsumsi tidak langsung menjadi kolagen di dermis. Sebaliknya, suplemen ini dapat merangsang produksi kolagen alami tubuh.

Mitos 4: Dermis Tidak Terpengaruh oleh Sinar UV

Fakta: Meskipun epidermis menyerap sebagian besar sinar UV, beberapa radiasi UV dapat mencapai dermis dan menyebabkan kerusakan, termasuk degradasi kolagen dan elastin.

Mitos 5: Penuaan Dermis Tidak Dapat Dicegah atau Diperlambat

Fakta: Meskipun penuaan adalah proses alami, ada banyak cara untuk memperlambat penuaan dermis, termasuk perlindungan dari sinar UV, perawatan kulit yang tepat, dan gaya hidup sehat.

Mitos 6: Semua Kerutan Berasal dari Masalah di Dermis

Fakta: Sementara banyak kerutan memang terkait dengan perubahan di dermis, beberapa jenis kerutan, terutama yang lebih halus, dapat disebabkan oleh perubahan di epidermis atau faktor lain seperti dehidrasi.

Mitos 7: Dermis Tidak Berperan dalam Pigmentasi Kulit

Fakta: Meskipun melanosit (sel penghasil pigmen) terletak di epidermis, dermis dapat mempengaruhi pigmentasi kulit melalui interaksi antara sel-sel dermis dan melanosit.

Peran Dermis dalam Penyembuhan Luka

Dermis memainkan peran krusial dalam proses penyembuhan luka. Memahami peran ini penting untuk mengelola luka dengan efektif dan meminimalkan pembentukan parut. Berikut adalah tahapan penyembuhan luka dan peran dermis di dalamnya:

1. Fase Hemostasis

Segera setelah terjadi luka, proses hemostasis dimulai:

  • Pembuluh darah di dermis berkontraksi untuk mengurangi pendarahan.
  • Trombosit berkumpul di area luka dan membentuk bekuan darah.
  • Faktor pertumbuhan dilepaskan untuk memulai proses penyembuhan.

2. Fase Inflamasi

Dalam fase ini, dermis berperan penting dalam respons imun:

  • Sel-sel imun seperti neutrofil dan makrofag bermigrasi ke area luka melalui pembuluh darah di dermis.
  • Terjadi pembengkakan dan kemerahan akibat peningkatan aliran darah di dermis.
  • Sel-sel imun membersihkan area luka dari bakteri dan debris.

3. Fase Proliferasi

Dermis sangat aktif selama fase proliferasi:

  • Fibroblast di dermis memproduksi kolagen dan elastin untuk membentuk jaringan granulasi.
  • Pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) terjadi di dermis untuk menyuplai nutrisi ke jaringan yang sedang pulih.
  • Kontraksi luka dimulai, yang melibatkan sel-sel di dermis.

4. Fase Remodeling

Fase terakhir ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun:

  • Kolagen tipe III yang diproduksi selama fase proliferasi digantikan oleh kolagen tipe I yang lebih kuat.
  • Fibroblast di dermis terus menyusun ulang serat kolagen untuk meningkatkan kekuatan jaringan parut.
  • Pembuluh darah yang tidak diperlukan lagi mengalami regresi.

Peran Dermis dalam Regulasi Suhu Tubuh

Dermis memiliki peran penting dalam termoregulasi atau pengaturan suhu tubuh. Kemampuan ini sangat penting untuk menjaga homeostasis dan fungsi optimal organ-organ tubuh. Berikut adalah mekanisme utama bagaimana dermis berperan dalam regulasi suhu tubuh:

1. Kelenjar Keringat

Dermis mengandung kelenjar keringat ekrin yang berperan penting dalam pendinginan tubuh:

  • Produksi keringat: Ketika suhu tubuh meningkat, kelenjar keringat di dermis diaktifkan untuk memproduksi keringat.
  • Evaporasi: Keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit menguap, mengambil panas dari tubuh dan menurunkan suhu kulit.
  • Distribusi: Kelenjar keringat tersebar di seluruh dermis, memungkinkan pendinginan yang efektif di seluruh tubuh.

2. Pembuluh Darah

Jaringan pembuluh darah yang luas di dermis memainkan peran kunci dalam regulasi suhu:

  • Vasodilatasi: Ketika tubuh terlalu panas, pembuluh darah di dermis melebar, meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit dan membantu melepaskan panas.
  • Vasokonstriksi: Saat tubuh kedinginan, pembuluh darah menyempit, mengurangi aliran darah ke kulit dan membantu menahan panas tubuh.
  • Shunt arteri-vena: Dermis memiliki shunt arteri-vena yang dapat membuka atau menutup untuk mengatur aliran darah ke permukaan kulit.

3. Reseptor Suhu

Dermis mengandung berbagai reseptor suhu yang membantu tubuh mendeteksi perubahan suhu lingkungan:

  • Reseptor dingin: Mendeteksi penurunan suhu dan memicu respons untuk menjaga kehangatan tubuh.
  • Reseptor panas: Mendeteksi peningkatan suhu dan memicu respons pendinginan.
  • Sinyal ke otak: Informasi dari reseptor ini dikirim ke hipotalamus di otak, yang kemudian mengkoordinasikan respons termoregulasi.

Interaksi Dermis dengan Sistem Imun

Dermis memiliki hubungan yang erat dengan sistem imun tubuh, berperan penting dalam pertahanan terhadap patogen dan respons imun. Berikut adalah beberapa aspek penting dari interaksi antara dermis dan sistem imun:

1. Sel-sel Imun di Dermis

Dermis mengandung berbagai jenis sel imun yang berperan dalam pertahanan tubuh:

  • Makrofag: Sel-sel fagosit yang memakan patogen dan debris sel.
  • Sel mast: Berperan dalam respons alergi dan peradangan.
  • Limfosit T: Termasuk sel T helper dan sel T sitotoksik yang penting dalam respons imun adaptif.
  • Sel dendritik: Berperan sebagai sel penyaji antigen, menghubungkan sistem imun bawaan dan adaptif.

2. Produksi Sitokin dan Kemokin

Sel-sel di dermis memproduksi berbagai sitokin dan kemokin yang penting dalam respons imun:

  • Sitokin pro-inflamasi: Seperti IL-1, TNF-α, dan IL-6, yang memicu respons peradangan.
  • Kemokin: Menarik sel-sel imun tambahan ke area yang terinfeksi atau terluka.
  • Faktor pertumbuhan: Mendukung perbaikan jaringan dan angiogenesis.

3. Respons Terhadap Patogen

Dermis berperan penting dalam respons awal terhadap invasi patogen:

  • Deteksi patogen: Sel-sel di dermis memiliki reseptor pengenalan pola yang dapat mendeteksi molekul asing dari patogen.
  • Inisiasi respons imun: Setelah deteksi, sel-sel dermis memulai kaskade respons imun.
  • Rekrutmen sel imun: Melalui produksi kemokin, dermis merekrut sel-sel imun tambahan dari sirkulasi.

Peran Dermis dalam Penuaan Kulit

Penuaan kulit adalah proses kompleks yang melibatkan perubahan di semua lapisan kulit, termasuk dermis. Memahami peran dermis dalam penuaan kulit penting untuk mengembangkan strategi anti-penuaan yang efektif. Berikut adalah beberapa aspek kunci dari peran dermis dalam penuaan kulit:

1. Perubahan Struktural Kolagen dan Elastin

Salah satu perubahan paling signifikan dalam dermis yang menua adalah perubahan pada kolagen dan elastin:

  • Penurunan produksi kolagen: Seiring bertambahnya usia, produksi kolagen menurun, menyebabkan kulit menjadi kurang kencang dan elastis.
  • Degradasi elastin: Serat elastin menjadi kurang efektif dalam mempertahankan elastisitas kulit.
  • Cross-linking kolagen: Peningkatan cross-linking antar serat kolagen dapat menyebabkan kulit menjadi kurang fleksibel.

2. Perubahan dalam Matriks Ekstraselular

Matriks ekstraselular di dermis mengalami perubahan signifikan selama penuaan:

  • Penurunan glikosaminoglikan: Terutama asam hialuronat, yang penting untuk hidrasi kulit.
  • Perubahan komposisi proteoglikan: Dapat mempengaruhi struktur dan fungsi dermis.
  • Akumulasi fragmen matriks: Dapat memicu peradangan kronis tingkat rendah.

3. Perubahan Vaskular

Pembuluh darah di dermis juga mengalami perubahan seiring penuaan:

  • Pengurangan jumlah pembuluh darah: Menyebabkan penurunan aliran darah ke kulit.
  • Penipisan dinding pembuluh darah: Dapat menyebabkan kulit menjadi lebih mudah memar.
  • Penurunan fungsi endotel: Dapat mempengaruhi regulasi aliran darah dan respons terhadap stres oksidatif.

Peran Dermis dalam Sensasi Kulit

Dermis memiliki peran penting dalam kemampuan kulit untuk merasakan berbagai sensasi. Ini terjadi melalui berbagai reseptor sensorik yang terletak di dermis. Memahami peran dermis dalam sensasi kulit penting untuk memahami bagaimana kita berinteraksi dengan lingkungan kita. Berikut adalah beberapa aspek kunci dari peran dermis dalam sensasi kulit:

1. Jenis-jenis Reseptor Sensorik di Dermis

Dermis mengandung berbagai jenis reseptor sensorik, masing-masing dengan fungsi spesifik:

  • Mekanoreseptor: Mendeteksi sentuhan, tekanan, dan getaran.
  • Termoreseptor: Mendeteksi perubahan suhu.
  • Nosiseptor: Mendeteksi rasa sakit atau stimulus yang berpotensi merusak.
  • Proprioseptor: Memberikan informasi tentang posisi dan gerakan tubuh.

2. Mekanoreseptor dan Sensasi Sentuhan

Mekanoreseptor di dermis memungkinkan kita merasakan berbagai jenis sentuhan:

  • Korpuskula Meissner: Mendeteksi sentuhan ringan dan tekstur.
  • Korpuskula Pacini: Mendeteksi getaran dan tekanan dalam.
  • Sel Merkel: Mendeteksi tekanan ringan dan tekstur.
  • Ujung saraf Ruffini: Mendeteksi peregangan kulit.

3. Termoreseptor dan Sensasi Suhu

Dermis mengandung reseptor yang memungkinkan kita merasakan suhu:

  • Reseptor dingin: Aktif pada suhu di bawah suhu kulit normal.
  • Reseptor panas: Aktif pada suhu di atas suhu kulit normal.
  • Reseptor polimodal: Dapat merespons baik panas maupun dingin ekstrem.

Peran Dermis dalam Produksi Keringat

Dermis memiliki peran penting dalam produksi keringat, yang merupakan bagian integral dari sistem termoregulasi tubuh. Kelenjar keringat yang terletak di dermis bertanggung jawab untuk memproduksi keringat yang membantu mendinginkan tubuh dan membuang zat sisa. Berikut adalah beberapa aspek kunci dari peran dermis dalam produksi keringat:

1. Struktur Kelenjar Keringat

Dermis mengandung dua jenis kelenjar keringat utama:

  • Kelenjar ekrin: Tersebar di seluruh tubuh dan menghasilkan keringat encer yang terutama terdiri dari air dan elektrolit.
  • Kelenjar apokrin: Terletak terutama di ketiak dan area genital, menghasilkan keringat yang lebih kental dan mengandung protein dan lipid.

2. Mekanisme Produksi Keringat

Proses produksi keringat di dermis melibatkan beberapa tahap:

  • Stimulasi saraf: Kelenjar keringat dikendalikan oleh sistem saraf simpatis.
  • Sekresi: Sel-sel kelenjar memproduksi keringat yang kemudian disekresikan ke lumen kelenjar.
  • Transportasi: Keringat dialirkan melalui saluran ke permukaan kulit.

3. Fungsi Keringat dalam Termoregulasi

Keringat yang diproduksi oleh kelenjar di dermis memiliki peran penting dalam mengatur suhu tubuh:

  • Pendinginan evaporatif: Ketika keringat menguap dari permukaan kulit, ia mengambil panas dari tubuh.
  • Respons terhadap peningkatan suhu: Produksi keringat meningkat saat suhu tubuh atau lingkungan naik.
  • Adaptasi terhadap aktivitas fisik: Selama olahraga, produksi keringat meningkat untuk membantu mendinginkan tubuh.

Kesimpulan

Dermis, sebagai lapisan tengah kulit, memiliki peran yang sangat penting dan kompleks dalam menjaga kesehatan dan fungsi kulit secara keseluruhan. Dari memberikan kekuatan dan elastisitas hingga berperan dalam regulasi suhu tubuh, sensasi kulit, dan respons imun, dermis adalah komponen kunci dalam fisiologi kulit.

Memahami fungsi dan struktur dermis tidak hanya penting dari sudut pandang ilmiah, tetapi juga memiliki implikasi praktis dalam perawatan kulit dan pengobatan berbagai kondisi dermatologis. Perkembangan terbaru dalam ilmu dermatologi terus membuka peluang baru untuk perawatan dan perlindungan dermis yang lebih efektif.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya