Hasyim Muzadi Perkirakan Warga NU Lebih Banyak Pilih Jokowi-JK

Jusuf Kalla (JK) yang masih menjadi pengurus NU dinilai menjadi faktor banyaknya dukungan warga NU.

oleh Fajar Abrori diperbarui 07 Jun 2014, 21:05 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2014, 21:05 WIB
Mantan Ketua PBNU Kepincut Jusuf Kalla
Hasyim Muzadi bertemu Jusuf Kalla (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Solo Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi memperkirakan, dukungan warga NU lebih banyak mengalir kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Sebab, ada faktor JK yang menjadi bagian dari keluarga besar NU.

"Perkiraan saya dukungan dari warga NU ke Pak Jokowi-JK lebih banyak, dibanding yang mendukung Pak Prabowo. Karena faktor Pak Jusuf Kalla yang masih menjadi pengurus NU. Sementara wakil dari Pak Prabowo bukan dari kalangan NU. Jadi ini pasti menjadi pertimbangan dari masyarakat NU," ujar Hasyim di Solo, Sabtu (7/6/2014)

Kendati Hasyim menegaskan, warga NU bebas menentukan pilihan. Sebab dalam tradisi NU, dukungan secara kelembagaan maupun organisasi sangatlah netral. Dukungan diserahkan kepada masing-masing masyarakat NU.

"Dalam NU itu yang tidak boleh itu dukung-mendukung menggunakan nama organisasi NU. Karena dukung-mendukung itu sudah dipindahkan dari institusi ke jamiiyah atau komunitas NU," ujar Hasyim.

"Dalam komunitas ini tentu tidak sama, ada yang mendukung Pak Jokowi atau pun Pak Prabowo. Jadi tidak ada masalah dalam dukung-mendukung di warga NU," sambung Hasyim.

Hasyim menjelaskan, dalam hal dukung-mendukung, ketua organisasi keagamaan dilarang mendukung satu pasangan capres tertentu. Tetapi jika sudah menjadi mantan ketua dan tidak menjabat pimpinan lagi, maka diperbolehkan mendukung salah satu pasangan capres.

"Karena saya ini sudah mantan, maka boleh mendukung. Begitu juga Pak Syafii Maarif yang juga sudah mantan. Tetapi kalau seperti Pak Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah) jelas tidak boleh, karena masih menjabat sebagai ketua," ucap dia.

Hasyim mengaku, dirinya memang sudah memberikan dukungan kepada pasangan Jokowi-JK. Namun jika ada warga NU yang mendukung pasangan ini, maka hal tersebut pilihan pribadi masing-masing.

"Sebagaimana diketahui saya mendukung pasangan Pak Jokowi-JK. Perkara orang NU lainnya ikut mendukung, itu tergantung tingkat kepercayaan dari masyarakat NU pada tokohnya. Jadi menurut saya, berpencarnya suara NU bukan perpecahan. Karena ini memang menjadi hak masing-masing warga NU, " pungkas Hasyim. (Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya