Liputan6.com, Tomohon - Sebagai provinsi yang memiliki destinasi super prioritas Likupang, Sulawesi Utara (Sulut) masih mengalami kendala aksesibilitas yang relatif terbatas. Jumlah penerbangan yang tersedia melalui Bandara Sam Ratulangi Manado belum didukung harga tiket pesawat yang terjangkau.
Hal itu pula yang dialami Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat mengunjungi Tomohon untuk membuka program BETIDEWI dan Tomohon International Flower Festival. "Waktu saya datang ke sini, tadi malam itu penuh dan tiketnya mahal," katanya, Selasa, 8 Agustus 2023.Â
Langkah strategis yang segera diambil untuk mengatasi permasalahan itu adalah dengan menambah jumlah penerbangan langsung dari berbagai maskapai, khususnya dari luar negeri. Ia mengaku sejumlah maskapai sudah mengajukan permintaan penambahan jadwal.
Advertisement
"Ada dua tambahan penerbangan dari China Southern Airlines, dari dua kali per minggu jadi empat penerbangan. Kemudian, ada permintaan dari Singapura Airlines yang sekarang empat melalui Scoot, akan ditambah lagi satu atau dua menggunakan Singapore Airlines dengan pesawat berbadan lebar," Sandi menerangkan.
Pemerintah, sambung dia, juga sedang mengupayakan alternatif rute penerbangan lain. Salah satunya mendekati maskapai Vietnam untuk menambah penerbangan. Diketahui bahwa Vietjet baru saja membuka rute layanan baru, Jakarta - Ho Chi Minh City, sebanyak tujuh kali penerbangan.
"Mungkin dari selatan, dari Australia melalui Bali," dia menambahkan.
"Jadi ini menjadi permintaan juga dari wisatawan agar jumlah penerbangan ditingkatkan, ketersediaan kursi ditambahkan sehingga harga bisa lebih stabil dan terjangkau untuk wisatawan," ujar Sandiaga.
Â
Â
Â
Penumpang Pesawat Didominasi Pekerja
Sebelum pandemi diketahui bahwa wisatawan dari China mendominasi kunjungan wisatawan asing ke Sulawesi Utara. Saat ini, angka kunjungannya belum mencapai level pra-pandemi. Salah satunya karena kapasitas penerbangan yang ada didominasi oleh para pekerja.
"Dari penerbangan yang ada, 75 persen itu hanya untuk pekerja, hanya 25 persen untuk wisata. Nah, ini harus ditingkatkan jumlahnya," kata dia.
Selain itu, pemerintah akan terus menggencarkan promosi secara tersegmentasi dan tertarget yang mengarah kepada wisatawan yang berkualitas. Indikatornya dilihat dari lama tinggal yang lebih panjang dan jumlah pengeluaran untuk ekonomi lokal yang lebih besar.
"Ini yang akan kami lakukan melalui strategi pemasaran integratif," sambung Sandi.
Ditemui terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara Henry Richard Willard Kaitjily menyebut jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke provinsinya sepanjang 2022 sekitar 60 ribu orang. Mereka masih didominasi oleh wisatawan asal Eropa dan Singapura, mengingat warga China belum leluasa bepergian ke luar negeri karena kebijakan pandemi Covid-19.
Memasuki 2023, jumlah wisman dari China mulai bertambah, tapi angkanya masih lebih kecil dari tingkat sebelum pandemi. Mengutip Antara, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Asim Saputra, di Manado, Sabtu, 5 Maret 2023, mengatakan wisman yang datang ke Sulawesi Utara melalui pintu masuk Bandara Sam Ratulangi pada Januari 2023 sebanyak 804 orang, didominasi turis China sebanyak 293 orang.
Advertisement
Jumlah Turis China Disalip India
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari Januari - Juni 2023. Jumlahnya naik 250,33 persen bila dibandingkan Januari - Juni 2022. Sampai Juni tahun ini, jumlah kunjungan wisman mencapai 5,19 juta orang. Penyumbang terbanyak bukan turis China tapi turis Singapura, yaitu 16,41 persen.
Sandi menemukan bahwa jumlah kunjungan turis India ke Indonesia meningkat, mencapai sekitar 450 ribu orang. Secara persentase, jumlah turis India mencapai 6,48 persen, unggul tipis dari China yang bertengger di angka 5,88 persen.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, turis asal China tentu termasuk pasar yang sangat potensial, tapi hal itu tersendat sejak pandemi melanda sampai saat ini. Sandi mengakui saat ini masih sulit mengajak turis China karena kebijakan internal di negara mereka, seperti masih ada pembatasan untuk berkunjung ke luar negeri.
Menparekraf memperkirakan jumlah kunjungan wisman asal China ke Indonesia baru akan pulih di atas 2025. Sebelum pandemi Covid-19, jumlah kunjungan turis China tercatat mencapai 1 juta kunjungan di semester I/2019.
"Kita memprediksi [pemulihan kunjungan wisman] di atas 2025 untuk China," ujar Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Kantor Pusat Kemenparekraf, Senin, 7 Agustus 2023.Â
Alasan Kunjungan Wisman China Rendah
Pada tahun ini, pemerintah menargetkan jumlah kunjungan wisman asal China sebanyak 235.000 kunjungan. Sandiaga mengungkapkan target tersebut sudah terlampaui karena BPS mencatat, kunjungan wisman asal China ke Indonesia sebanyak 297.624 kunjungan sepanjang Januari--Juni 2023. Namun, jumlah itu termasuk sedikit dibandingkan saat sebelum pandemi. Pada 2019, kunjungan wisman China pada semester I/2019 tercatat sebanyak 1,04 juta kunjungan.
Jika melihat distribusi kunjungan wisman menurut kebangsaan, China menempati posisi kelima pada Juni 2023 dengan total kunjungan sebanyak 62.500 kunjungan. Posisi pertama di tempati oleh Singapura dengan 174.400 kunjungan, Malaysia 168.800 kunjungan, Australia 132.500 kunjungan, dan India sebanyak 68.900 kunjungan.
Menurut riset dari Moody’s Analytics, ada tiga alasan utama kenapa warga China masih enggan berlibur ke luar negeri, yaitu biaya penerbangan internasional yang cukup mahal, jadwal penerbangan yang masih normal di mana nomor penerbangan internasional mengikuti level 2019, dan kecenderungan untuk berlibur di dalam negeri.
Sandiaga turut membenarkan riset tersebut. Jajarannya terus berupaya menggenjot jumlah kunjungan wisman China kembali ke level 2019. Di antaranya, dengan berfokus pada wisatawan berkualitas dan berkelanjutan di pasar-pasar utama seperti Shanghai, Beijing, dan Guangzhou.
Advertisement