Liputan6.com, Jakarta - Minat memelihara hewan reptil belakangan ini semakin meningkat, hal itu setidaknya terlihat dari semakin seringnya penyelenggaraan pameran dan kontes hewan eksotis ini di berbagai daerah di Indonesia. Tren ini juga mendapat perhatian khusus dari TIKI yang pada Juli lalu meluncurkan layanan TIKI Tirex (TIKI Kirim Reptil Express).
Dengan layanan ini, TIKI mengklaim menjadi jasa kurir ekspres pertama yang memiliki prosedur resmi untuk pengiriman paket hewan reptil seperti kadal, iguana, kura-kura, dan ular.
"Kami punya rekam jejak yang mumpuni dalam pengiriman makhluk hidup, seperti ikan hias dan tanaman hias. Bahkan TIKI menjadi satu-satunya jasa kurir yang memiliki instalasi karantina mandiri untuk ikan hias yang mendapat izin Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM)," kata Direktur National & Network TIKI, Ahmad Ferwito, di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 23 Oktober 2024.
Advertisement
Dalam menjalankan bisnis jual beli reptil, hal yang krusial dalam memastikan kepuasan pelanggan adalah memastikan keamanan dan keselamatan reptil hingga tiba di tangan pembeli. Cara atau tips pengemasan dan memilih mitra kurir yang berpengalaman sangat penting.
Menurut Fakhri Auzan, Pendiri dan Direktur Repjak yang berkiprah di usaha penangkaran dan distribusi hewan reptil, penting untuk memriksa kesehatan reptil sebelum pengiriman. Reptil yang sakit atau stres dapat menjadi agresif dan berbahaya. Jika memungkinkan, latih reptil agar terbiasa dengan kondisi yang tidak ideal seperti ketika dalam pengiriman
Perhatikan Wadah dan Suhu Ruangan
Perhatikan kontainer yang digunakan agar sesuai dengan ukuran, dan kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembapan yang dibutuhkan reptil.
"Kalaiu bisa pakai wadah berwarna gelap atau tutupi wadah dengan kain untuk meminimalkan paparan cahaya dan suara yang bisa memicu stres. Pastikan ventilasi udara di dalam wadah tersebut mencukupi kebutuhan reptil," ungkap Fakhri dalam kesempatan yang sama.
"Yang mesti diingat juga, jangan kasih makan hewan reptil yang akan dikirim, karena mereka bisa muntah di dalam perjalanan. Kalau pun mau kasih makanan paling nggak sehari sebelum mau dikirim. Hewan reptil ini bisa tidak makan dalam waktu cukup lama setidaknya sampai dua minggu. Jadi untuk dikirim melalui paket cukup aman karena maksimal hanya dua hari," tambahnya.
Selain itu, isi ruang kosong di dalam kotak pengiriman dengan koran atau busa untuk megurangi guncangan salama perjalanan. Tempelkan label pengiriman dengan jelas di luar kontainer, termasuk label peringatan 'Hewan Hidup', dan 'Tangani dengan Hati-Hati'.
Advertisement
Layanan Paket Hewan Reptil
"Periksa kembali kontainer dan kardus untuk memastikan keamanan, dan label pengiriman sudah terpasang dengan benar. Terakhir, pilih layanan kiriman yang khusus untuk penanganan reptil dan memiliki fasilitas asuransi untuk ketenangan pikiran Anda," terang Head of Operations and IT TIKI, Edwin Widiantoro.
Pertengahan tahun ini, TIKI mengumumkan layanan khusus pengiriman reptil, TIKI Tirex menggunakan moda transportasi darat untuk tujuan seluruh Indonesia, dengan tiga pilihan produk, yaitu Over Night Service (ONS) untuk pengiriman satu hari sampai, Same Day Service (SDS) tiba di hari yang sama, dan Regular (REG) dengan biaya lebih ekonomis dan estimasi waktu 2-3 hari kerja.
Layanan Tirex dilengkapi dengan fasilitas asuransi yang memberikan proteksi atas risiko kehilangan, kerusakan, atau hal-hal tak terduga lainnya dengan nilai penggantian maksimal sebesar Rp5 juta.
"Untuk menggunakan layanan ini, TIKI hanya menerapkan minimum berat 1 kg dan menerima pengiriman reptil tak berbisa. Pengirim diharapkan untuk memperhatikan prosedur pengiriman terkait transparansi atas isi dan jenis reptil yang akan dikirimkan," jelas Edwin.
Beda Karakter Hewan Reptil
"Reptil dengan jenis berbeda harus dikemas terpisah dan akan mendapatkan nomor resi pengiriman yang berbeda. Jika terdapat jenis hewan reptil yang dilarang untuk dikirim, TIKI akan meretur kiriman tersebut kepada pengirim,” sambungnya.
Sementara itu, dokter hewan Yulyani Dewi, menekankan pentingnya memahami karakteristik reptil sebagai hewan ektotermik, yang bergantung pada suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuh mereka. Memelihara reptil sebagai hewan peliharaan tentu berbeda dengan merawat mamalia atau anabul seperti kucing dan anjing
Penting untuk dipahami bahwa proses pergantian kulit (molting) pada reptil membutuhkan kelembapan dan perawatan yang tepat.” Selain itu, metabolisme reptil lebih lambat dibandingkan mamalia, sehingga frekuensi makan yang lebih jarang memerlukan perhatian khusus terhadap asupan nutrisi untuk menjaga kesehatan jangka panjang,” ujar Yulyani.L
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan untuk memisahkan reptil yang sakit agar tidak menularkan hewan lainnya, dan memperhatikan tanda-tanda sakit seperti penurunan berat badan, muntah atau perubahan perilaku lainnya untuk membantu dokter dalam mendiagnosa dan memberikan perawatan yang tepat.
Advertisement