Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bersama Komando Distrik Militer 0701/Banyumas menggelar simulasi penanganan bencana erupsi Gunung Slamet di Lapangan Rempoah, Kamis (27/03/2014). Simulasi digelar untuk mengantisipasi peningkatan aktivitas Gunung Slamet yang statusnya ditingkatkan dari Normal menjadi Waspada.
Dalam sekenario simulasi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali meningkatkan status Gunung Slamet menjadi Siaga. Pemkab Banyumas yang telah melakukan berbagai persiapan segera mengambil tindakan guna mengevakuasi warga di sejumlah desa yang terdampak bencana erupsi gunung itu.
Simulasi ditandai dengan bunyi kentongan dan sirine tanda bahaya. Warga segera berlarian meninggalkan rumah masing-masing menuju titik kumpul yang telah ditentukan sebelum dievakuasi ke tempat pengungsian sementara yang berlokasi di Lapangan Rempoah, Kecamatan Baturaden, menggunakan truk dan mobil bak terbuka.
"Simulasi ini mengisyaratkan bahwa kegiatan kesiapsiagaan bencana seharusnya tidak pernah berhenti. Ini harus dianggap seolah-olah setiap hari akan terjadi bencana," kata Bupati Banyumas Achmad Husein di lokasi, Kamis (27/3/2014).
Sementara itu, Asisten Perekonomian Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Asekbangkesra) Sekretaris Daerah Banyumas, Didi Rudwianto mengatakan bahwa kegiatan simulasi digelar untuk melatih kesiapsiagaan masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana erupsi Gunung Slamet.
"Jadi, masyarakat akan tahu apa yang harus dilakukan dan di mana mereka akan berkumpul, mereka tidak perlu pulang dulu ke rumah masing-masing ketika mendengar tanda bahaya. Bahkan, Pak Bupati mengharapkan simulasi ini dapat digelar secara rutin," katanya.
Berdasarkan data PVMBG, pada Kamis pukul 00.00-06.00 WIB, secara visual kondisi cuaca Gunung Slamet terpantau terang, angin bertiup tenang, dan berkabut. Terlihat asap putih tebal dengan ketinggian 100-150 meter dan 2 kali letusan asap berwarna kelabu tebal dengan ketinggian 1-1,2 kilometer condong ke timur.
Sementara dari sisi kegempaan tercatat 78 kali gempa embusa dan 3 kali gempa letusan dengan lama 24-35 detik. Oleh karena itu, PVMBG masih menetapkan status Waspada terhadap Gunung Slamet dan masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak. (Yus Ariyanto)
Baca juga:
Advertisement
Gunung Slamet Kembali Erupsi, Tinggi Letusan 2 Kilometer
[VIDEO] Aktivitas Slamet Berlanjut, Warga Diimbau Gunakan Masker