Pramono Edhie: Hari Pendidikan Nasional Meliputi Semua

Menurut mantan KSAD, pendidikan nasional harus terus meliputi pendidikan jasmani dan rohani, baik di dalam sekolah, maupun di luar sekolah.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 03 Mei 2014, 23:31 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2014, 23:31 WIB
11 Capres Unjuk Gigi di Hari Terakhir Debat Konvensi
Pramono Edhie Wibowo mengatakan untuk meningkatkan investasi, efesinsi birokrasi perlu dilakukan. Menurutnya, investasi akan berkembang jika birokrasi disederhanakan dan dipermudah. (27/4/14) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo menyatakan bahwa seyogianya Hari Pendidikan Nasional tidak hanya ditujukan dan diperingati di lingkungan sekolahan saja. Peserta Konvensi Capres Demokrat ini tidak sependapat dengan hal tersebut.

"Pendidikan nasional harus terus meliputi pendidikan jasmani dan rohani, baik di dalam sekolah, maupun di luar sekolah, informal ataupun non-formal," kata Edhie di Jakarta, Sabtu (3/5/2014).

Tak luput Edhie juga memberikan support kepada siswa dan siswi yang akan menempuh Ujian Nasional (UN) Senin 5 Mei besok. "Gunakan sisa waktu yang ada untuk terus belajar dan melengkapi diri menghadapi UN. Hadapi UN dengan tenang dan percaya diri," ucap Edhie.

Tak hanya kepada para siswa, Edhie mantan KSAD itu juga mengajak kepada para orangtua yang anaknya akan menghadapi UN, Edhie mengatakan agar para orang tua mendampingi anak-anaknya tersebut. "Usahakan untuk mendampingi anak-anak di saat belajar. Doakan mereka agar diberi kemudahan menghadapi soal-soal ujian," ujar Edhie.

Seperti diketahui, setiap 2 Mei adalah Hari Peringatan Pendidikan Nasional yang ditetapkan berdasarkan tanggal kelahiran Pahlawan Nasional, Ki Hajar Dewantara.

Selain itu, Edhie juga menyinggung terkait sumber daya alam Indonesia yang sangat kaya. Dikatakannya, sumber daya manusia terkait pengetahuan akan sumber daya alam itu saat ini terbatas jumlah dan keberadaannya. "Peningkatan pengetahuan dan pengembangan kemampuan harus sesuai dengan kearifan dan budaya lokal. Jangan sampai tenaga kerja asing menguasai lapangan pekerjaan Indonesia," kata Edhie.

Menurut dia, eksploitasi sumber daya alam juga berdampak lingkungan. Karena itu, eksploitasinya harus dilakukan dengan cara-cara yang bijak. Berbeda dengan sumber daya alam, sumber daya manusia bisa di eksploitasi tanpa batas.

"Hanya dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Indonesia bisa mensejahterakan bangsanya," tandas Edhie. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya