2 Jenazah WNI Korban Ledakan Tambang Masih di Malaysia

KJRI di Kuching Malaysia terus menangani seluruh WNI yang menjadi korban luka atas insiden ledakan tambang batu bara di Sri Aman.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 27 Nov 2014, 17:27 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2014, 17:27 WIB
Michael Tene
Juru Bicara Kemenlu Michael Tene. (Liputan6.com/Andreas Gerry)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene memastikan KJRI di Kuching Malaysia terus menangani seluruh WNI yang menjadi korban luka atas insiden ledakan tambang batu bara di Sri Aman. Dalam kejadian itu 2 WNI meninggal dunia.

Tene menjelaskan, dari kabar terbaru yang diterimanya, saat ini korban luka masih dalam perawatan. "7 WNI masih dalam perawatan di 5 rumah sakit berbada di serawak," ungkap Tene di Gedung Kemlu, Jakarta, Kamis (27/11/2014).

Untuk korban tewas, saat ini pihak KJRI tengah mengurusi soal kepulangan para jenazah. Namun, belum bisa dipastikan kapan jenazah tersebut pulang ke Tanah Air. "(Soal kepulangan jenazah) masih belum tahu namun secepatnya akan dipulangkan," sambung dia.

Dalam kesempatan yang sama, Tene pun menjawab isu terkait status para pekerja tersebut. Ia memastikan, seluruh WNI yang bekerja di tambang ini adalah pekerja resmi.

Insiden tragis ini terjadi di wilayah timur Negara Bagian Sarawak pada pukul 08.45 waktu setempat (00.45 GMT) pada Sabtu 22 November 2014. Ketika itu 119 penambang, termasuk warga Korea Utara, Myanmar, warga negara China, Bangladesh, dan Indonesia, sedang bekerja di bawah tanah.

Kepala Departemen Kebakaran dan Penyelamatan Sri Aman, Ranger Moss mengatakan, ledakan terjadi ketika sebuah saklar untuk sabuk pada tambang dihidupkan, dan satu extractor digunakan untuk mengusir gas keluar dari terowongan tidak bekerja.

Bunga api kemudian keluar dari saklar atau itu mungkin yang telah menyebabkan terjadinya kecelakaan atau ledakan tambang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya