Jurus Menko Puan Hadapi Banjir Jakarta

Menko PMK Puan Maharani memantau banjir di Pusat Pengendalian Bencana Banjir di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 09 Feb 2015, 21:55 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2015, 21:55 WIB
Jurus Menko Puan Hadapi Banjir Jakarta
Banjir di Grogol, Jakarta Barat, Senin (9/2/2015). (Liputan6.com/Audrey Santoso)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani memantau kesiapan aparat pemerintah, terutama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam menghadapi banjir, seperti yang terjadi di Jakarta hari ini.

"Pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah darurat untuk menghadapi bencana banjir yang terjadi, di antaranya di Jakarta pada hari ini. Kementerian Pekerjaan Umum dan BNPB siap menghadapi dan menanggulangi," ujar Puan di Jakarta, Senin (9/2/2015).

Puan memantau banjir di Pusat Pengendalian Bencana Banjir yang ada di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Di sana, Puan menerima laporan terkini terkait situasi banjir Jakarta.

Setelah menerima laporan situasi banjir Jakarta, Puan langsung memantau banjir di Jakarta Selatan. Dia didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rumah Basuki Hadimuljono.

"Dari 10 Januari pemerintah sudah melakukan pemetaan dan menyiapkan langkah-langkah waspada banjir. Ada sekitar 49 titik darurat banjir, 22 titik di antaranya di wilayah Jakarta Pusat," kata Puan.

Usai melakukan pemantauan, Puan mengatakan, banjir di sejumlah wilayah Jakarta yang terjadi hari ini bukan karena luapan air sungai. Banjir terjadi karena buruknya kondisi drainase atau saluran air di Jakarta.

"Ketika saya memantau aliran sungai Ciliwung, di sekitar bantaran sungai belum ada limpahan air, terutama di sekitar wilayah tersebut. Namun, pemerintah dan masyarakat tetap harus mencermati dan mewaspadai kalau curah hujan tetap turun hingga malam ini," ujar Puan.

Berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan, Puan meminta seluruh pihak, termasuk masyarakat untuk mengubah pola pikir dan hidup. Banjir tidak akan pernah bisa terselesaikan selama masyarakat tidak menerapkan pola hidup bersih di lingkungan masing-masing.

"Secara khusus perlu mengubah pola pikir. Mengubah cara berpikir dan pola hidup sehat, yang di antaranya dengan tidak membuang sampah sembarangan. Ini bagian dari revolusi mental yang dilakukan bersama-sama," terang Puan.

Puan menyarankan agar perbaikan drainase di Jakarta segera dilakukan untuk mencegah banjir meluas. Untuk jangka panjang, pemerintah mengharapkan tidak ada lagi hunian di sepanjang bantaran aliran sungai yang keberadaannya dapat menyumbat aliran sungai. (Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya