Polisi: Kalau Ada Kecelakaan, Barang Korban Kerap Dicuri Orang

Alih-alih menolong korban, tangan-tangan jahil justru melucuti barang berharga milik korban yang terkulai lemah, bahkan tak bernyawa.

oleh Audrey Santoso diperbarui 06 Des 2015, 23:25 WIB
Diterbitkan 06 Des 2015, 23:25 WIB
Kecelakaan Maut KRL vs Metromini Angke
tabrakan antara Tabrakan terjadi antara Metro Mini bernomor polisi B 7660 FD dengan commuter line jurusan Jatinegara-Muara Angke.

Liputan6.com, Jakarta - Salah seorang petugas Disaster Victim Identification (DVI) dari Polres Metro Jakarta Barat mengatakan, sering kali terjadi tindakan kriminal usai terjadinya kecelakaan. Alih-alih menolong korban, tangan-tangan jahil justru malah melucuti barang-barang berharga milik korban yang sedang terkulai lemah, bahkan tak bernyawa.

"Kebiasaan banget kalau ada kecelakaan, barang korban dijarahin. HP, dompet, perhiasan," kata seorang petugas DVI yang tak mau disebutkan namanya kepada Liputan6.com di kamar jenazah RSCM, Salemba, Jakarta Pusat, Minggu (6/12/2015) malam.

Seperti peristiwa kecelakaan antara kereta Commuter Line atau kereta rel listrik (KRL) dan bus angkutan umum Metro Mini di perlintasan rel kereta Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat hari ini. Ia mengatakan, aparat tidak menemukan dompet dan ponsel milik beberapa korban saat proses evakuasi.

"Tadi waktu mau evakuasi korban juga ada beberapa jenazah yang sudah 'polos' (tidak ada barang berharga)," ujar pria berambut belah samping ini.

Akibatnya, polisi jadi kesulitan mengidentifikasi korban tewas karena tidak menemukan kartu identitas, ponsel maupun benda berharga yang melekat di diri korban.

"Jadinya kami yang dipusingkan. Kalau ada ponsel kan bisa hubungi keluarga kalau masih berfungsi. Kalau ada identitas lebih mudah lagi. Sama kalau seperti cincin kawin atau perhiasan jadi ciri-ciri korban," terang dia.

Telepon Keluarga Korban

‪Azis (52), kerabat dari salah seorang korban tewas bernama Suryana (14), mengaku ponsel milik korban raib usai seorang pria menelepon keluarga Suryana di kampungnya, Garut, Jawa Barat. Pria misterius itu mengatakan bahwa remaja yang sehari-hari berjualan ikat pinggang ini tewas akibat kecelakaan dengan kereta di pintu perlintasan Tubagus Angke.

"Jadi keluarga korban yang di kampung ditelepon sama orang lain. Katanya Yana jadi korban tabrakan kereta," cerita Azis.

Setelah mendapat kabar mengejutkan tersebut, keluarga pun menelepon balik ke nomor ponsel Suryana. Namun nomor tersebut sudah tidak lagi aktif. Polisi pun mengaku tak menemukan ponsel korban di lokasi tabrakan. "Pas ditelepon balik, nomornya sudah tidak nyambung," pungkas Azis.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya