Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta terus memperbaiki semua hal yang dibutuhkan untuk menanggulangi banjir. Selain saluran dan tali air, kesiapan pompa air juga tak bisa dipandang sebelah mata.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun tak segan-segan bakal mencopot lurah, jika ada pompa rusak mereka tidak melaporkan.
"Saya ingin pastikan lurah semua harus periksa. Kalau sampai ada pompa rusak dia enggak lapor, lurahnya kita copot. Karena itu wilayah dia," tegas Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Ahok menceritakan perbedaan pengelolaan pompa dulu dan sekarang. Sebelumnya, Dinas Pekerjaan Umum memilih menyerahkan perawatan kepada pihak swasta.
Namun, menurut pria berkacamata itu, perawatan pompa akan dilakukan jika pihak swasta tetap mendapat proyek lain dari Pemprov DKI Jakarta.
Baca Juga
"Beberapa pompa di Jakarta juga lucu saja, tahu enggak? Bayar swasta, sudah bayar penuh, lalu suruh dia ngerawat untuk beberapa tahun ke depan," kata dia.
"Nah, dia bisa rawat selama kamu kasih dia proyek terus. Begitu enggak ada proyek, dia enggak mau perbaiki," sambung dia.
Namun, sejak Jokowi bersama Ahok memimpin Jakarta 2014 lalu, pola seperti itu perlahan dihilangkan. Kini, semua pompa yang ada di Ibu Kota dikelola sendiri oleh dinas terkait.
"Nah, sekarang kita sudah ambil alih. Begitu ambil alih, kita kerjain. Nah sekarang kan sudah mulai bagus. Dia ada laporan absen tiap hari pompa gimana, ganti filter bagaimana. Saya lihat," papar dia.
Dengan mengambil alih semua pengelolaan pompa, kata Ahok, kini pengawasan terhadap seluruh pompa semakin mudah. Dia hanya perlu memantau kerja Dinas Tata Air, untuk memastikan pompa berfungsi dengan baik.
"Nah, saya lebih banyak mengawasi (Dinas) Tata Air kalau di musim hujan seperti ini," pungkas Ahok.