Liputan6.com, Jakarta - Anak-anak warga Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara masih memanfaatkan lokasi bekas rumahnya untuk bermain. Tak jarang mereka juga masih memungut besi atau mencari barang-barang rumah tangga yang tertinggal.
Selain wajah cerianya saat bermain, anak-anak Pasar Ikan juga punya keluhan. Meski tak tampak dari raut muka mereka, anak-anak Pasar Ikan mengaku sedih tiap malam tiba. Mereka kesulitan belajar.
"Susah mau belajar. Soalnya di sini kalau malam udah enggak ada listrik lagi jadinya lampu mati. Makanan di sini susah. Lapar, belajar nahan lapar susah pak," ucap Ijah (14) di Pasar Ikan, Jakarta Utara, Selasa (19/4/2016).
Advertisement
Baca Juga
Ijah bersama keluarga memilih bertahan tinggal di atas kapal. Dia mengaku ketakutan saat rumahnya dibongkar. Dia juga sempat menjadi korban adu dorong yang terjadi antara warga dengan petugas. Ijah menangis teringat peristiwa itu.
"Waktu pembongkaran, saya didorong-dorong sama Satpol PP pak," lirih Ijah.
Cerita Ijah mengundang kesedihan anak-anak Pasar Ikan lainnya. Cerita itu ditumpahkan Ijah di hadapan Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait saat mengunjungi Pasar Ikan.
Suasana itupun membawa larut sampai membuat Arist berkali-kali membuka kacamata dan mengusap air matanya.
Hak Anak Dipenuhi
Arist mengatakan, setiap anak memiliki hak-hak yang harus dipenuhi. Seharusnya, hak anak-anak bisa menjadi prioritas pemerintah dalam program perevitalisasian kawasan Pasar Ikan.
"Ingat ya, kepentingan untuk memenuhi kebutuhan anak, bukan untuk bisnis atau politik. Kalaupun ada pembangunan dan apapun itu, anak-anak harusnya menjadi pertimbangan utama. Bukan jadi anak-anaknya dibiarkan begitu saja seperti gembel kayak gini," ucap Arist.
"Yang pertama setiap anak tentu harus mempunyai tempat tinggal yang layak, itu kuncinya. Setiap anak mempunyai hak mendapatkan pendidikan yang layak pula dan yang ketiga anak mempunyai hak pelayanan kesehatan yang memadai juga," imbuh Arist.
Arist Merdeka Sirait menerangkan, pihaknya melihat ada hak-hak anak yang dikesampingkan. Dia mengaku akan menyurati pemerintah DKI Jakarta terkait kondisi anak-anak Pasar Ikan saat ini.
"Apa yang saya lihat sekarang ini, ketiga hak itu tadi dikesampingkan. Soal tempat tinggal yang utama, mereka tidak punya. Setiap anak wajib punya tempat tinggal layak dan dijamin pemerintah ya, ketika keluarga itu tidak mampu," lanjut Arist.
"Sepertinya anak-anak dan hak-haknya terlanggar. Kami nyatakan apabila terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap hak atas pendidikan, hak atas kenyamanan, dan hak kesehatan, kami akan bersurat ke pemerintah. Siapapun pemimpinnya, kebijakan pembangunan tetap harus mempertimbangkan hak anak. Apalagi, sekolah anak-anak enggak boleh terlantar," Arist menandaskan.
Advertisement