Penertiban Bus di Terminal Pulogadung dan Rawamangun Ricuh

Terminal Pulogadung nantinya akan dibangun kawasan rumah susun untuk mereka yang terdampak penggusuran.

oleh Andrie Harianto diperbarui 18 Jul 2016, 09:22 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2016, 09:22 WIB
Terminal Rawamangun
Petugas menertibkan PO Bus dan calo di Terminal Rawamangun dan Pulogadung untuk pembangunan rusun (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Penertiban bus Antar Kota-Antar Provinsi (AKAP) rute perjalanan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, di Terminal Rawamangun dan Pulogadung diwarnai kericuhan.

Penertiban berlangsung, Senin (18/7/2016), sejak pukul 08.00 WIB, dan menggandeng berbagai unsur dari Ditlantas Polda Metro Jaya, Dinas Perhubungan, dan TNI.

Petugas menertibkan PO Bus dan calo di Terminal Rawamangun dan Pulogadung untuk pembangunan rusun (Liputan6.com/Istimewa)

"Penertiban hari pertama di Pulogaung mendapat penolakan dan perlawanan dari para PO Bus dan para Calo. Kemudian penertiban dialihkan ke Terminal Rawamangun," kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (18/7/2016).

Bus dengan rute perjalanan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur rencananya akan dialihkan ke Terminal Terpadu Pulogebang. Sementara itu, Terminal Pulogadung rencananya akan dibangun rumah susun sebagai penampungan warga yang terkena pengusuran dan penertiban pembangunan.

"Penertiban akan dilaksanakan secara bertahap dan rencananya seluruh bus AKAP jurusan Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, NTB dan Bali, ditampung di Terminal terpadu Pulogebang," kata Budiyanto.


Petugas menertibkan PO Bus dan calo di Terminal Rawamangun dan Pulogadung untuk pembangunan rusun (Liputan6.com/Istimewa)

Untuk bus AKAP wilayah bagian Selatan di Terminal Kampung Rambutan dan AKAP jurusan Sumatera ditampung di Terminal Kalideres.

"Ke depan In/out di jalan tol langsung mengarah ke terminal-terminal yang sudah dipersiapkan. Program ini untuk mengurangi volume kepadatan arus lalu lintas di perkotaan, sekaligus penataan Kota Jakarta," terang Budiyanto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya