BMKG Jabar: Hujan Sangat Lebat Berpotensi Turun saat Lebaran 2025

Satu minggu ke depan diprakirakan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan suplai massa uap air.

oleh Arie Nugraha Diperbarui 30 Mar 2025, 23:26 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2025, 23:25 WIB
Khusyuk Jemaah Muhammadiyah Sholat Lebaran Idul Fitri
Jemaah melindungi kepala dari hujan saat menunaikan Salat Idul Fitri 1444 H di halaman Jakarta International Equestrian Park, Pulomas, Jakarta Timur, Jumat (21/4/2023). (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)... Selengkapnya

Liputan6.com, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan potensi hujan sedang hingga lebat, sangat lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang dapat terjadi pada skala lokal dan durasi singkat terdapat di sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat (Jabar) pada Hari Raya Idul Fitri 1446 H/Lebaran 2025.

Menurut Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Barat, Rakhmat Prasetia, dalam satu minggu ke depan diprakirakan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan suplai massa uap air yang mendukung pembentukan awan konvektif dan terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

"Diantaranya yakni suhu muka laut di sekitar wilayah perairan Indonesia relatif hangat. Sistem tekanan rendah seperti siklon tropis, bibit siklon atau sirkulasi siklonik diprakirakan masih terbentuk di sekitar Samudera Hindia selatan Jawa Barat dan barat Sumatera berpotensi mengakibatkan pembentukan pola konvergensi dan belokan angin di sebagian wilayah Jawa Barat," ujar Rakhmat dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Minggu (30/3/2025).

Selain itu, Rakhmat mengatakan Gelombang Atmosfer tipe Kelvin di perkirakan aktif di sebagian Jawa Barat pada pertengahan pekan yang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan.

Ditambah labilitas atmosfer secara umum berada pada kategori labil ringan hingga kuat, diprakirakan perkembangan dinamika atmosfer pada skala global, regional dan lokal, serta model cuaca deterministik dan probabilistik, diprakirakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Jawa Barat.

"Kepada masyarakat dan Instansi terkait agar waspada terhadap terjadinya potensi bencana hidrometeorologis (dampak cuaca esktrem) seperti hujan lebat hingga sangat lebat dalam skala lokal, serta angin kencang yang dapat mengakibatkan dampak seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya," kata Rakhmat.

Masyarakat juga diimbau tetap tenang namun tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Rakhmat meminta masyarakat untuk lebih mengenali potensi bencana di lingkungannya dan mulai memahami cara mengurangi resiko bencana tersebut, misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, bergotong royong menjaga kebersihan dan menata lingkungan sekitarnya.

"Tetap mengupdate informasi dan pemerintah daerah setempat terkait protokol evakuasi apabila terjadi bencana," sebut Rakhmat.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Prakiraan Cuaca Sepekan Mendatang di Wilayah Jabar

BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Barat melansir sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Barat akan berpotensi hujan sedang hingga lebat/sangat lebat disertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat terjadi pada skala lokal dan durasi singkat. Berikut rinciannya:

1. Senin, 31 Maret 2025: Kabupaten Bogor, Kab Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Karawang, Kab Purwakarta, Kab Subang, Kab Bandung Barat, Kab Sumedang, Kab Cirebon, Kab Indramayu, Kab Majalengka, Kab Kuningan, Kab Garut dan Kab Tasikmalaya.

2. Selasa, 1 April 2025: Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kab Bekasi, Kab Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Karawang, Kab Purwakarta, Kab Subang, Kab Bandung, Kab Sumedang, Kab Indramayu, Kab Majalengka, Kab Kuningan, Kab Garut, Kab Tasikmalaya, Kab Ciamis, Kota Banjar.

3. Rabu, 2 April 2025: Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab dan Kota Bekasi, Kab Karawang, Kab Purwakarta, Kab Subang, Kab Indramayu, Kab dan Kota Cirebon, Kab Majalengka, Kab Sumedang, Kab Kuningan, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur, Kab dan Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab Bandung Barat, Kab Garut, Kab dan Kota Tasikmalaya, Kab Ciamis, Kota Banjar, Kab Pangandaran.

4. Kamis, 3 April 2025: Kabupaten Bogor, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Subang, Kab Bandung Barat, Kab Bandung, Kab Sumedang, Kab Majalengka, Kab Kuningan, Kab Cirebon, Kab Garut, Kab dan Kota Tasikmalaya, Kab Ciamis, Kota Banjar, Kab Pangandaran.

5. Jumat, 4 April 2025: Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kab dan Kota Bekasi, Kab Karawang, Kab dan Kota Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Karawang, Kab Purwakarta, Kab Subang, Kab Bandung Barat, Kab Bandung, Kab Indramayu, Kab dan Kota Cirebon, Kab Majalengka, Kab Sumedang, Kab Kuningan, Kab Garut, Kab dan Kota Tasikmalaya, Kab Ciamis, Kota Banjar, Kab Pangandaran.

6. Sabtu, 5 April 2025: Kabupaten Bogor, Kab Cianjur, Kab Subang, Kab Garut, Kab Indramayu, Kab Majalengka, Kab Cirebon, Kab Kuningan, Kab Bandung, Kab Garut.

7. Minggu, 6 April 2025: Nihil peringatan dini.

 

Operasi Modifikasi Cuaca

Dilansir kanal Regional, Liputan6, BMKG bekerja sama dengan TNI AU Lanud Husein Sastranegara dan BPBD Provinsi Jawa Barat melakukan kembali melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).

Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya cuaca ekstrem dan berpotensi bencana hidrometeorologi yang diprediksi terjadi saat sebelum juga sesudah perayaan Hari Lebaran 2025 di Jawa Barat.

Direktur OMC BMKG, Endarwin mengatakan, terjadinya cuaca ekstrem dengan curah hujan intensitas tinggi telah diprediksi sejak tiga hari yang lalu. Oleh karenanya, BMKG, TNI AU, BPBD, dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali melakukan OMC sebagai langkah mitigasi terjadinya potenai bencana.

"Kita upayakan mengurangi atau meminimalisir dampak yang ditimbul dari potensi tersebut. Secara tidak langsung ini juga membantu dari adanya aktivitas mudik di periode menjelang Idul Fitri ini," kata Endarwin di Lanud Husein Sastranegara, Kota Bandung, (30/3/2025).

Endarwin mengatakan, upaya yang dilakukan dalam OMC adalah dengan mencoba memindahkan hujan ke area yang lebih aman. Menurutnya, hujan yang terjadi nanti diperkirakan akan menimbulkan dampak buruk apabila terjadi di wilayah daratan Jawa Barat.

"Yang kita lakukan dengan modifikasi cuaca ini mempercepat turunnya hujan di area yang aman, jadi kita upayakan percepat turunnya hujan itu dilakukan di laut. Oleh karena itu selama 3 hari ini kalau tidak di Pantai Utara Jabar, kami jatuhkan di Pantai Selatan. Dan kami juga berupaya tidak menjatuhkan di darat untuk mengantisipasi dampak lain yang ditimbulkan," ucap dia.

 

Sehari 3 Kali Penebaran Garam (NACL)

Sementara itu, Komandan Lanud Husein Sastranegara, Kolonel PNB Alfian mengatakan, OMC telah dilakukan selama tiga hari untuk menindaklanjuti prediksi curah hujan tinggi oleh BMKG. Jumlah personel yang dilibatkan dalam OMC tersebut sebanyak 20 hingga 30 orang.

"Ini merupakan hari yang ke tiga, kita sudah melaksanakan di beberapa hari yang lalu, kita mendapatkan informasi dari BMKG terdapat pertumbuhan awan yang memungkinkan terjadinya curah hujan yang tinggi, sehingga kita koordinasikan dan kita laksanakan operasi modifikasi cuaca untuk mengendalikan curah hujan," kata Alfian.

Alfian mengatakan, penerbangan dalam satu hari dilakukan sebanyak tiga kali untuk menyemai Natrium Klorida (NACL) atau garam di awan hujan. Sementara NACL yang disemai dalam satu kali penerbangan sebanyak 800 kg sampai 1 ton.

"Kita laksanakan operasi modifikasi cuaca untuk mengendalikan curah hujan, dimana masyarakat banyak yang melaksanakan mudik. Sehingga harapannya dengan adanya hal ini masyarakat bisa melaksanakan Hari Raya Idul Fitri dengan nyaman," ucap dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya