Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengapresiasi hasil operasi yang dilakukan Satuan Tugas Tinombala dalam mengejar pentolan teroris Santoso Cs. Pram, sapaan akrab Pramono, meyakinkan dua teroris yang tewas dalam kontak senjata di Pegunungan Tambarana adalah Santoso dan Basri.
"Prestasi tim gabungan ini menggembirakan. Mudah-mudahan operasi di sana dapat diakhiri," kata Pram di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Dengan demikian, warga yang merasa terganggu dengan adanya operasi pemberantasan terorisme, Operasi Camar Maleo 1, 2, 3, 4 dan Operasi Tinombala, akan kembali hidup normal.
"Karena bagaimana pun, operasi berkepanjangan ‎tentunya menimbulkan ketidaknyamanan warga. Dengan demikian segera dipulihkan kehidupannya," ujar Pram.
Saat ini dua jasad tersebut baru tiba di RS Bhayangkara, Palu. Proses identifikasi segera dilakukan guna memastikan jasad keduanya sesuai dengan identitas yang selama ini buron.
Seskab: Teroris Santoso dan Basri Tewas, Operasi Tinombala Usai
Operasi langsung tidak langsung berdampak pada kehidupan warga.
diperbarui 19 Jul 2016, 13:46 WIBDiterbitkan 19 Jul 2016, 13:46 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Arti Mimpi Umroh: Makna Spiritual dan Petunjuk Kehidupan
Tips Roti Lembut Berhari-hari: Panduan Lengkap Membuat Roti Empuk Tahan Lama
Resorts World Cruises Tambah Armada dengan Star Scorpio, Berlabuh di Jakarta Maret 2025
Lokot Nasution Pastikan Gubernur dan Wali Kota Terpilih Pro-Pedagang
6 Hoaks Sepekan, dari Program Pemerintah sampai Politik
Miliarder Dermawan Ini Telah Sumbang Rp 310 Triliun untuk Entaskan Kemiskinan
Kecelakaan Bus dan Truk di Tol Pandaan-Malang, 4 Orang Dilaporkan Tewas
5 Petenis Indonesia Gagal Lewati Kualifikasi Men's World Tennis Championship 2024 Seri Kedua
Deddy Corbuzier Kritik Konflik Richard Lee dan Dr. Okky, Fitri Salhuteru Ikut Bersuara
3 Pendekatan Utama untuk Meningkatkan Cakupan Imunisasi Anak di Kabupaten Bogor
Ciri Alergi pada Anak: Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Momen Harvey Moeis Gelengkan Kepala Disinggung Tak Bisa Bedakan Harta Halal dan Hasil Korupsi