Bukit Duri Digusur, Pemprov DKI Layangkan Surat Peringatan ke-1

Ahok menegaskan akan tetap menggusur permukiman di bantaran Ciliwung di Bukit Duri, Tebet, meski warga menolak pindah.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 27 Agu 2016, 15:05 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2016, 15:05 WIB
20160824-Direlokasi, Warga Bantaran Kali Ciliwung Bongkar Rumah Sendiri-Jakarta
Warga membongkar atap bangunan rumah di bantaran Kali Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta, Rabu (24/8). Pemprov DKI Jakarta merelokasi warga Bukit Duri ke Rusun Rawa Bebek sebagai lanjutan proyek normalisasi Sungai Ciliwung. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Guna membantu pemerintah pusat mengebut pengerjaan normalisasi Kali Ciliwung, Pemprov DKI Jakarta akan memberikan surat peringatan (SP) ke-1 bagi 200 kepala keluarga (KK) Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Pemerintah mulai meminta para warga mulai mengosongkan rumah mereka di bantaran Sungai Ciliwung.

Pada 10 Agustus lalu, 100 KK sudah bersedia pindah ke rusun yang disiapkan Pemprov DKI, yakni Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur.

"Pekan depan sesuai instruksi, kami beri SP 1," ujar Camat Tebet Mahludin, saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (27/8/2016).

Apabila SP 1 tidak diindahkan, maka Pemkot Jaksel akan memberikan surat peringatan lanjutan.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menegaskan apabila nanti warga sudah menerima peringatan ke-1 sampai 3 tapi warga masih ngotot dan menolak pindah, maka pemerintah akan mengambil langkah paksa membongkar bangunan.

"Bukit Duri kita mulai kasih SP 1, 2, 3, kita bongkar. Saya kira minggu depan kasih SP 1, yang masih bandel gue enggak mau tahu-lah," ujar Ahok di Balai Kota, Jumat, 26 Agustus 2016.

Menurut Ahok, pihaknya sudah cukup bersabar menunggu warga pindah. Namun apabila terus dibiarkan, maka Jakarta akan terus-terusan banjir saat hujan deras.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya