Wakil Ketua MPR: Islam Tidak Pernah Memaksakan Kehendak

Hidayat menuturkan, bentuk Islam tidak memaksanakan kehendak tergambar dalam proses masuknya agama ini ke Nusantara.

oleh Andrie Harianto diperbarui 08 Jan 2017, 19:06 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2017, 19:06 WIB
Wakil Ketua MPR: Pesantren Ikut Mempertahankan NKRI
Sya’ban Faruq mengucapkan terima kasih atas kesudian Hidayat Nur Wahid yang telah menerima diri dan delegasi lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Annashr, Bintaro, Tangerang, Banten. Di hadapan ratusan jemaah masjid, Hidayat mengatakan Islam tidak pernah memaksakan kehendak.

Hidayat menuturkan, bentuk Islam tidak memaksakan kehendak tergambar dalam proses masuknya agama ini ke Nusantara. Saat itu, Nusantara dikuasai kerajaan-kerajaan nonmuslim yang sangat kuat dan besar serta mapan dalam ekonomi dan militer. Namun dalam prosesnya, Islam masuk Indonesia tanpa adanya kekerasan.

"Islam masuk Nusantara tanpa peperangan, tak ada darah tertumpah setetes pun," ujar Hidayat, Minggu (8/1/2017).

Sedangkan dalam hubungan masyarakat, kata dia, umat Islam bisa mengambil kebaikan dari manapun. Hidayat mencontohkan saat Nabi Muhammad SAW menyuruh sahabatnya belajar kedokteran di Persia (Iran). Padahal saat itu Persia mayoritas berpenduduk nonmuslim.

"Untuk itu diharapkan umat Islam meningkatkan sumber daya manusia dari manapun asal ilmunya," ujar Hidayat.

Dia pun meminta ummat Islam belajar bahasa apapun, baik itu bahasa Jepang, Korea, China, dan lain sebagainya. "Dengan bahasa itu, kita menjadi tahu," ujar dia.

Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tegas Hidayat, ditekankan oleh Islam sejak dahulu. Ini dibuktikan dengan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yaitu Al-alaq, yang didalamnya terdapat perintah untuk membaca.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya