Kisah Kejujuran Ahok yang Membuatnya Dibenci Anggota DPR

Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memiliki cerita tentang sikapnya yang dibenci oleh anggota DPR.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Mar 2017, 18:34 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2017, 18:34 WIB
Kisah Kejujuran Ahok yang Membuatnya Dibenci Anggota DPR
Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memiliki cerita tentang sikapnya yang dibenci oleh anggota DPR.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok, sebelumnya pernah menjabat sebagai anggota DPR. Kala itu dirinya terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur untuk periode 2004-2009, setelah dirinya terjun ke dunia politik dan bergabung di bawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB).

Ahok mengakui, saat itu dirinya memang tidak disukai oleh banyak anggota DPR lainnya di komisi II ketika membahas persoalan bagi-bagi uang.

"Saya tidak tahu ada permainan apa tidak (e-KTP), yang pasti di DPR itu tidak suka sama saya kalau soal bagi-bagi uang," kata Ahok.

Ahok berujar, rasa tidak suka anggota dewan saat ia masih menjadi anggota DPR nampak terlihat ketika ada perjalanan dinas, baik ke luar kota maupun ke luar negeri.

"Seperti, beberapa kali kasus terjadi perjalanan dinas. Sebenarnya hanya tiga hari, tapi pembukuannya selama 4-5 hari. Ya saya coret dong, enggak bisa saya bilang, kalau tiga hari ya tiga hari," tutur Ahok.

Pada saat anggota dewan pergi ke Maroko, kata Ahok, untuk membahas kerjasama antar parlemen, mereka justru meminta untuk pergi bertamasya ke Spanyol. Hal itu sangat tidak disukai oleh Ahok, keadaan seperti itu membuat Ahok mendapat banyak kecaman, jika uang perjalanannya ke Maroko akan dipotong.

"Jadi kalau Anda tidak mau ikut, maka semua uang perjalanan Anda akan dipotong semua, termasuk perjalanan ke Maroko, jadi uang yang Spanyol saya enggak terima, tapi uang tiket dan pesawat dan hotel yang sudah dibooking, itu tanpa izin saya. Enggak benar itu saya bilang, saya baru ditodong di Dubai, ngamuk saya malam itu, datang ke Dubai transit, ketua rombongan datangi saya, kami sudah beli tiket ke Spanyol termasuk uang hotel,” ungkap Ahok.

Ahok mengaku dirinya hanya menerima uang saku sesuai dengan hak yang seharusnya dia peroleh selama kunjungan kerja. Ia hanya mau menerima uang saku perjalanan sesuai dengan hitungan selama empat hari. Hal itu sesuai dengan perjalanan dinas yang dilakukan olehnya.

“Total per diem yang saya peroleh setelah dipotong ini-itu US$ 685 atau setara Rp 6 juta dengan kurs Rp 9 ribu,” kata Ahok.

Ketika semua Anggota DPR pergi ke Spanyol, Ahok tidak ikut serta, meski ia mengaku dirinya tetap membayar tiket perjalanannya. “Anda harus bayar. Jadi malam itu di Dubai hanya terima USD100, makanya hitungannya sampai Maroko, uang ke sana ga boleh. Misalkan kalau di cek, Ahok jalan-jalan enggak ke spanyol. Pasti ada nama saya. Tapi kan saya coret, saya bayar itu tiket tapi enggak pergi, bisa dicek," papar Ahok.

Menurut Ahok, beberapa peristiwa yang dipaparkannya tersebut, selama ini luput dari pantauan media. Namun, Ahok mengabadikan beberapa peristiwa itu di Ahok.org

“Lihat saja di situs pribadi saya di mana saya beberkan modus kunjungan kerja ke Maroko tapi pelesir ke Spanyol,” ucap Ahok.

Ahok mengatakan dirinya sudah memahami betul cerita pelesiran di kala kunjungan kerja seperti itu. Lewat situs Ahok.org, dia membeberkan muslihat anggota DPR dengan judul “Bagaimana Modus Anggota DPR Tilap Uang Kunker ke Maroko, Rekreasi ke Spanyol”.

(*)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya