Liputan6.com, Mekah - Sehari menjelang puncak haji, seluruh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menggelar doa bersama untuk keselamatan dan kelancaran ibadah di Arafah, Mina, dan Muzdalifah. Doa bersama yang diisi pembacaan Ratib Ahaddad ini dilakukan di seluruh sektor petugas PPIH yang berada di Mekah, dengan total 11 sektor.
Menteri Agama Lukman Hakim sekaligus Amirul Hajj hadir di Kantor PPIH Daerah Kerja Mekah. Dia hadir beserta rombongan Naib Amirul Hajj dan berbaur beserta petugas PPIH Arab Saudi.
Mulai hari ini, Rabu (30/8/2017) jemaah haji Indonesia akan mulai digerakkan menuju Arafah. Ini bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1438H. Pada saat yang sama, sebagian jemaah ada yang bergerak menuju Mina untuk melakukan Tarwiyah untuk menginap.
Advertisement
Proses wukuf di Arafah akan berlangsung pada 31 Agustus 2017. Sementara, ada beberapa jemaah haji Indonesia masih ada yang dirawat, baik di Rumah Sakit Arab Saudi maupun di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Mekah.
Untuk jemaah Indonesia yang tidak bisa melaksanakan ibadah di Arafah karena sakit, akan mensafariwukufkan oleh petugas PPIH.
Keseriusan Arab Saudi
Kementerian Kesehatan Arab Saudi serius dalam melayani kesehatan jemaah haji. Mereka mengerahkan rumah sakit berstandar internasional guna merawat jemaah haji yang mengalami gangguan kesehatan.
Salah satunya adalah Rumah Sakit King Abdullah Medical City, Mekah. Rumah sakit berstandar internasional yang khusus menangani penyakit jantung tersebut, memberikan semua fasilitas yang ada agar bisa digunakan para jemaah haji, termasuk dari Indonesia.
"Peralatan yang kami gunakan sudah digital," ungkap dokter spesialis jantung, Najeeb A Jaha, dari RS King Abdullah Medical City, Mekah, Senin (28/8/2017).
Pada rumah sakit yang bisa menampung lebih dari 1.000 pasien ini, terpasang beragam alat kedokteran modern yang tersambung ke sejumlah layar monitor. Melalui layar monitor tersebut, perkembangan pasien bisa terdeteksi.
Pantauan tim Media Center Haji Kemenag di ruang ICU, ketika dokter memasukkan nama pasien, monitor langsung memperlihatkan perkembangan jantung pasien. Bahkan terlihat bentuk jantung dan aliran darahnya.
Ada 18 kamar ICU yang disiapkan rumah sakit nirlaba ini. Najeeb A Jaha mengutarakan satu pasien biasanya ditangani dua dokter.
Dalam satu shift kerja ada dua konsultan dokter spesialis dan tiga asistennya yang berjaga. Biasanya para dokter berdiskusi di pergantian shift dalam menangani pasien.
"Kami juga punya tiga laborotarium untuk kepentingan medik," ucap Najeeb A Jaha.
Layanan baik dari rumah sakit riset dan pendidikan ini diakui Saeful Zaman, seorang jemaah calon haji Kloter 49 Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS 49) saat ditemui di kamar rawat inap yang berada di lantai empat. "Layanannya baik, saya tetap makan walaupun tidak sesuai selera," ujar Saeful.
Saksikan video di bawah ini:
Advertisement