Kawasan Perbatasan Sebagai Beranda Terdepan Indonesia

Pemerintah Komit, Kawasan Perbatasan Sebagai Beranda Terdepan Indonesia yang Berkemajuan

oleh Cahyu diperbarui 29 Okt 2017, 16:11 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2017, 16:11 WIB
Kemenko PMK
Pemerintah Komit, Kawasan Perbatasan Sebagai Beranda Terdepan Indonesia yang Berkemajuan

Liputan6.com, Merauke Masih dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Merauke, Papua, dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda dan Ekspedisi NKRI, Menko PMK, Puan Maharani, menyempatkan berkunjung ke Distrik Sota, Kabupaten Merauke, yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Puan mengatakan, pemerintah yakin kawasan perbatasan akan bangkit menjadi beranda terdepan Indonesia yang berkemajuan.

Distrik Sota, Kabupaten Merauke, memiliki arti penting sebagai beranda terdepan Indonesia. Untuk itu, Pemerintah akan segera memasukkan PLBN di Distrik Sota Kabupaten Merauke sebagai prioritas pada 2018.

"Menjadi prioritas pemerintahan saat ini bahwa kita akan mulai masuk dari daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Setiap daerah perbatasan itu kita selalu upayakan agar dibangun sekolah, Puskesmas, dan pos lintas batas negara (PLBN)"  ujar Puan, saat ditemui usai menyerahkan bantuan di Perbatasan Indonesia - Papua Nugini, Distrik Sota, Kabupaten Merauke.

Ia menambahkan, pembangunan PLBN yang akan diselesaikan paling lambat pada 2020 ini sedang diupayakan untuk dipercepat penyelesaiannya menjadi tahun 2019. Pemerintah juga terus berkomitmen untuk mengembangkan ekonomi daerah-daerah perbatasan ini sebagai upaya mengurangi kesenjangan antar wilayah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat perbatasan.

Pada kunjungannya itu, Puan membagikan sejumlah bantuan berupa sembilan paket Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil, 24 paket PMT untuk balita, dan 150 Paket PMT untuk Anak Sekolah. Selain itu, ia juga menyerahkan bantuan berupa 10 buah Toren Air, 50 nuah jerigen, 1 buah penjernih air dan tenda posko, 75 paket Makanan Siap Saji, 10 buah Hidran Air, 10 unit RUTILAHU, Alat Permainan Edukatif, Bantuan Kearifan Lokal sebesar Rp. 50 Juta yang akan digunakan untuk pembelian peralatan musik, serta Program Keserasian Sosial sebesar Rp 109 Juta yang akan digunakan untuk pembangunan balai musyawarah adat, penyuluhan hidup toleransi, dan revolusi mental.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya