Liputan6.com, Jakarta - Anggaran kunjungan kerja (kunker) komisi-komisi DPRD DKI masuk ke RAPBD di pos anggaran sekretariat Dewan. Jumlahnya sebesar Rp 107,79 miliar.
Pada situs apbd.jakarta.go.id, angka tersebut naik sebesar Rp 79 miliar dari APBD 2017 lalu yang hanya Rp 28,75 miliar.
Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, kenaikan anggaran tersebut masih wajar, sebab kunjungan kerja anggota Dewan bukanlah jalan-jalan.
Advertisement
"Anggaran-anggaran ini bukan hanya anggaran jalan-jalan saja. Tetapi anggaran yang betul-betul meningkatkan kemampuan mereka untuk menjadi mitra Pemprov DKI," kata Sandi di Balai Sarbini, Jakarta, Kamis (23/11/2017).
Sandi meyakini, kunker anggota Dewan diperlukan agar DPRD DKI mendapatkan referensi. "Kunker digunakan untuk mendapatkan referensi, informasi, studi komparasi, di daerah-daerah lain. Tentu kita harap anggarannya ini efektif," ucap Sandi.
Ia menyebut, untuk menghadirkan kebijakan terbaik bagi warga Jakarta, DPRD DKI perlu berkunjung baik keliling Indonesia maupun ke luar negeri.
"Untuk menghadirkan kebijakan-kebijakan terbaik untuk jakarta yang mereka dapatkan dari luar negeri maupun sekeliling Indonesia," Sandiaga Uno memungkas.
4 Kali Sebulan
Menurut anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI, Prabowo Soenirman, kenaikan anggaran kunker para anggota Dewan disebabkan bertambahnya jumlah kunjungan dalam satu bulan. Bila sebelumnya Dewan kunker dua kali sebulan, kini DPRD DKI akan melakukan kunker sebanyak tiga hingga empat kali per bulan.
"Sekarang tiga hingga empat (kunker) dalam sebulan," ujar Prabowo saat dihubungi di Jakarta, Kamis (23/11/2017).
Menurut anggota Komisi B DPRD DKI itu, kenaikan jumlah anggota Dewan yang kunker menjadi 7.752 orang, lantaran jumlah tersebut adalah total kunjungan selama satu tahun.
"Itu pengkalian, kalau 1 minggu mereka berangkat misal 100 orang kan, kalau satu bulan berangkat 3 kali, berarti kan 300 orang. Nah 300 kali 12 bulan gitu," ujar Prabowo.
Menurut dia, Dewan perlu untuk melakukan kunker 3-4 kali dalam sebulan karena harus koordinasi dan studi banding dengan daerah lain. Namun, usai kunker hingga kini, tak ada laporan tertulis hasil kunker DPRD.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement