BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami Dampak Gempa Jawa 6,9 SR

Peringatan tsunami dampak gempa Tasikmalaya berakhir sekitar pukul 02.28 WIB.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 16 Des 2017, 02:53 WIB
Diterbitkan 16 Des 2017, 02:53 WIB
PHOTO: Gempa Guncang Pulau Jawa, Rumah Sakit di Banyumas Rusak Parah
Dinding pada bangunan RSUD Banyumas, Jawa Tengah retak akibat gempa mencapai 6,9 Skala Richter (SR) di pulau Jawa, Sabtu (16/12). Gempa terjadi pukul 23.47 WIB di 8.03 Lintang Selatan, 108.04 Bujur Timur dengan kedalaman 105 km. (Liputan6.com/Pool)

Liputan6.com, Jakarta - BMKG menyatakan peringatan dini tsunami menyusul gempa 6,9 SR yang terjadi pada Jumat, 15 Desember 2017, di Jawa Barat, berakhir. Dengan begitu, potensi terjadinya tsunami telah terlewati.

Pencabutan peringatan itu disampaikan BMKG pada pukul 02.28 WIB. Warga yang sebelumnya diperingatkan untuk menjauhi bibir pantai bisa kembali aman.

Sebelumnya, sejumlah gempa susulan terjadi dengan kekuatan berkisar antara 2,9 SR hingga 3,3 SR dengan skala gempa yang semakin mengecil. Kondisi permukaan laut di Pantai Pangandaran juga kembali normal sekitar pukul 02.00 WIB setelah sempat turun sesaat usai terjadinya gempa.

Meski begitu, sejumlah warga sudah diperintahkan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Dilansir Antara, Kepala Desa Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Iwan Herdiawan menuturkan pascagempa 6,9 Skala Richter pada Jumat malam, warga telah mengungsi ke daratan tinggi yang salah satunya ke kawasan Purbahayu.

"Masyarakat kami imbau agar tetap waspada dan mereka sudah mengungsi ke daerah Purbahayu, itu daerah arah ke gunung," kata Iwan Herdiawan, Sabtu dini hari.

Iwan menuturkan guncangan gempa kali ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan gempa pada 2006 di Kabupaten Pangandaran yang disusul dengan tsunami. "Waktu itu kekuatan gempanya tidak sebesar yang sekarang. Waktu terjadi tsunami Pangandaran, gempanya tidak yang sebesar seperti saat ini," kata dia.

Menurut dia, hingga saat ini pihaknya terus mencoba menenangkan warga namun mengimbau agar selalu tetap waspada. "Secara teori, kalau terjadi tsunami itu intervalnya gempa dulu baru setelah 10 menit kemudian terjadi tsunami, tapi interval ini sudah terlewati, tapi tetap kami imbau untuk waspada," kata dia.

 

 

Warga Cipatujah Mengungsi

Tamu hotel di Cilacap berlarian keluar hotel dan diungsikan setelah gempa 7,3 SR mengguncang Cilacap dan berpotensi tsunami. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo/Stella Hutagalung)
Tamu hotel di Cilacap berlarian keluar hotel dan diungsikan setelah gempa 7,3 SR mengguncang Cilacap dan berpotensi tsunami. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo/Stella Hutagalung)

Warga yang tinggal di pesisir pantai Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, juga mengungsi ke dataran tinggi untuk menghindari ancaman bahaya tsunami yang diperkirakan melanda laut selatan Tasikmalaya pada Jumat tengah malam.

Kepala Desa Padawaras, Kecamatan Cipatujah, Tasikmalaya, Yayan Siswandi mengatakan warga yang berada di kawasan pantai sudah mengungsi ke dataran yang lebih tinggi.

"Warga di sepanjang pantai sudah diarahkan ke dataran yang lebih tinggi," katanya.

Ia menyampaikan, setelah terjadinya gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter di barat daya Tasikamalya, kondisi sepanjang pantai Tasikmalaya gelap karena mati lampu.

Petugas yang terjun ke pesisir pantai, kata Yayan, sudah mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati pantai. "Semua diimbau menjauh dari pantai," kata Yayan.

Ia mengatakan, sementara warga berada di titik kumpul seperti Kantor Kecamatan Cipatujah, kantor desa dan bangunan terbuka seperti sekolah yang lokasinya berada di dataran tinggi.

Laporan sementara, kata dia, tidak ada laporan korban jiwa, hanya laporan kerusakan yang belum dapat diketahui secara rinci. "Kerusakan belum bisa dilaporkan secara detail," kata Yayan.

Gempa cukup kuat dirasakan di sejumlah wilayah seperti Jabar, Jateng, DIY, dan Jakarta pada Jumat malam. Informasi BMKG, gempa berkekuatan 6,9 Skala Richter terjadi pukul 23.47 WIB yang berpusat di 43 km barat daya Kabupaten Tasikmalaya, Jabar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya