Potret Prajurit TNI Penjaga Perbatasan yang Bikin Bangga

Kisah para prajurit Tentara Negara Indonesia (TNI) yang bertugas di perbatasan Indonesia memang selalu menarik.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 02 Nov 2018, 05:13 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2018, 05:13 WIB
Lizsa Egeham/Liputan6.com
TNI penjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di Entikong.

Liputan6.com, Jakarta - Kisah para prajurit Tentara Negara Indonesia (TNI) yang bertugas di perbatasan Indonesia memang selalu menarik. Mereka memiliki tugas pokok yang berat untuk menjaga kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hingar-bingar kehidupan kota rela mereka tinggalkan demi menjaga Indonesia dari para pelintas batas negara. Kerinduan pada keluarga hanya bisa mereka obati dengan berbicara via telepon, yang sinyalnya pun hilang-timbul.

Hal inilah dirasakan oleh para prajurit TNI-AD yang tergabung dalam Satgas Yonif 511/DY. Mereka saat ini bertugas untuk menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di Desa Gun Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat.

"Kami jauh dari keluarga, untuk berkomunikasi dengan keluarga kami merasa kesulitan karena sinyal internet, sinyal Telkomsel di  sini sangat sedikit. Tak jarang kami harus berjalan ke desa untuk mendapatkan sinyal kemudian bisa menghubungi keluarga kami," kata Komandan Pos Gun Tembawang Letnan II (Inf) Gatot Primadarsa saat ditemui di lokasi, Rabu 31 Oktober 2018.

Tak sampai di situ. Gatot menceritakan dirinya dan 13 anggota TNI lainnya juga merasa kesulitan untuk mendapatkan bahan makanan. Hal ini lantaran jarak dan akses yang harus ditempuh untuk memasok logistik ke Pos tersebut sangatlah susah.

Tanam Sayur

Begitupun dengan, akses jalan dari Kota menuju Desa Gun Tembawang yang memakan waktu sekitar 3 jam perjalanan. Untuk itu, Gatot dan anggota lainnya memilih untuk menanam berbagai macam tanaman sayuran.

"Saya bersama anggota saya, di sini menanam berbagai macam tanaman sayuran bisa dilihat ada kacang panjang. Kemudian, ada kangkung, sawo, buncis dan terkadang juga mengonsumsi singkong," ucapnya.

Namun, tak melulu soal duka. Gatot mengaku merasa senang dengan ikatan persaudaraan yang kuat di Desa Gun Tembawang.

"Kaitan itu saya jalin dengan cara kami sering berinteraksi yaitu dengan cara bergotong. royong bersama membangun jalan-jalan dan jembatan di sini," ujar Gatot.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya