BPPTKG: Guguran Lava Gunung Merapi Tidak Berpotensi Jadi Lahar Dingin

Selain tidak berpotensi terjadi lahar dingin, pertumbuhan kubah lava Gunung Merapi juga masih rendah.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Des 2018, 11:44 WIB
Diterbitkan 18 Des 2018, 11:44 WIB
Gunung Merapi
Gunung Merapi (Liputan6.com/ Reza Kuncoro)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, guguran lava Gunung Merapi yang terjadi Minggu, 16 Desember 2018 malam tergolong kecil. Guguran lava ini tidak berpotensi menjadi lahar dingin.

Lahar dingin adalah lava yang bercampur dengan air dingin atau lumpur dingin

Saat ini, lanjut Hanik, volume kawah Merapi mencapai 10 juta meter kubik. Sedangkan untuk volume kubah lava di Merapi baru mencapai 350 ribu meter kubik, dengan pertumbuhannya hanya sekitar 2-3 ribu meter kubik per harinya.

"Tidak ada potensi (lahar dingin Gunung Merapi). Jadi bukan sesuatu hal yang luar biasa (guguran lava), dan pertumbuhan kubah lava juga masih rendah kan. Masih sekitar 2 ribu, 3 ribu per hari. Jadi belum ada perubahan aktivitas yang signifikan," kata Hanik, Senin, 17 Desember kemarin.

Meski demikian, dia mengimbau masyarakat tetap tenang, tidak panik, dan paling penting tidak gampang percaya pada isu yang tak jelas sumber dan kebenarannya.

"Sekali lagi, ini volumenya kecil sekali. Saya ingatkan bahwa pertumbuhan kubah lava Merapi (biasanya) 20 ribu meter kubik per hari, ini hanya 3 ribu. Bahkan 2016 itu sampai ratusan ribu meter kubik per hari. Jadi artinya ini masih sangat kecil," tutup Hanik, seperti dilansi dari Antara.

Masih Akan Terjadi

Gunung Merapi Meletus
Gunung Merapi memuntahkan abu vulkanik terlihat di Cangkringan, Yogyakarta, (1/6). Gunung Merapi kembali meletus mengeluarkan abu mencapai ketinggian sekitar 6 kilometer (4 mil) dan berlangsung dua menit. (AP Photo/Slamet Riyadi)

Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida di Yogyakarta juga mengatakan, guguran itu masih akan muncul selama masih ada pertumbuhan kubah lava di gunung teraktif di Indonesia itu.

"Selama kubah lava masih tumbuh, guguran masih akan terjadi," kata Hanik, Senin (17/12/2018).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya