Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nur Wahid (HNW), menerima delegasi Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung (BEM Unila). Dalam pertemuan tersebut, Fajar Agung Pangestu selaku Ketua BEM Unila, mengatakan bahwa lembaga mahasiswa yang dipimpinnya mempunyai agenda Gerakan Kawal Pemilu.
Dalam gerakan itu, mereka akan mengadakan edukasi, advokasi, dan pengawasan menjelang Pemilu 2019.
“Dalam gerakan ini kami mendorong masyarakat jangan Golput atau tidak menggunakan hak pilihnya,” ujar Fajar, di ruang kerja Hidayat Nur Wahid, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Advertisement
Ia menjelaskan, gerakan tersebut juga menyasar kaum disabilitas. Mereka mengedukasi bagaimana orang tuna rungu, tuna netra, dan tuna lainnya bisa memilih pada 17 April 2019. Dalam menjalankan gerakan ini, mereka menjalin kerja sama dengan BEM seluruh Indonesia serta organisasi mahasiswa dan pemuda lainnya.
Hidayat Nur Wahid mengaku mendukung gerakan tersebut.
“Mendukung edukasi, advokasi, dan pengawasan Pemilu yang dilakukan mahasiswa,” ucapnya.
Menurut Hidayat, gerakan seperti itu sangat penting karena masih banyak aturan yang belum dipahami oleh masyarakat. Pada Pemilu ini, masyarakat akan memilih Presiden, anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota sekaligus.
“Ada banyak Pemilu dan rakyat perlu diingatkan,” kata dia.
Harapannya, edukasi yang dilakukan mampu menyadarkan masyarakat untuk memaksimalkan peran dalam Pemilu karena pilihan mereka menentukan masa depan bangsa. Menurut Hidayat, memilih Presiden yang bagus itu penting tetapi tugas dan wewenangnya tidak boleh dibiarkan. Oleh karena itu, harus ada check and balance dari wakil rakyat.
“Untuk itu, harus ada kontrol dari wakil rakyat yang terukur dan teruji,” ujarnya.
Hidayat mengatakan, Gerakan Kawal Pemilu lewat edukasi, advokasi, dan pengawasan memerlukan banyak waktu dan tenaga. Untuk itu, dirinya membenarkan bila BEM se-Indonesia melakukan kerja sama dengan lembaga mahasiswa dan pemuda lainnya. Diharapkan mereka bersinergi untuk melakukan gerakan kepedulian terhadap pesta demokrasi.
“Juga dengan organisasi massa lainnya,” ucapnya.
Lanjut Hidayat, memang sudah seharusnya mahasiswa terlibat aktif dalam agenda kebangsaan. Apalagi, saat ini jumlah pemuda populasinya sangat tinggi yang kelak akan menjadi bonus demografi. Mahasiswa pun diharapkan ikut mengawal dan mengawasi perhitungan suara yang ada agar Pemilu benar-benar berlangsung Luber dan Jurdil.
Sebagai bonus dengan panen tenaga kerja dari kalangan generasi muda, maka mereka harus menunjukan kegiatan dan aktivitas yang positif dan berkontribusi pada bangsa dan negara. Untuk menciptakan generasi muda seperti itu, MPR pun melakukan Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“MPR tak akan membiarkan generasi muda menyimpang dari tujuan bangsa ini didirikan,” kata Hidayat.
(*)