Liputan6.com, Jakarta - Puluhan aktivis 1998 yang tergabung dalam Rembug Nasional Aktivis (RNA) '98 memperingati 21 tahun tragedi Trisakti. Mereka berziarah ke makam empat korban tragedi berdarah itu, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta.
Salah satu yang hadir, Sekjen Persatuan Nasional Aktivis 98, Adian Napitupulu mengatakan, mereka yang meninggal memberikan peran lebih untuk negara kita.
"Mereka meninggal untuk sebuah tujuan bersama, mereka mengambil peran yang lebih maju daripada kita, saat itu mereka menjadi korban dari ganasnya negara, yang saat ini kita berjuang untuk alasan apa pun Indonesia tidak boleh ke masa lalu," ucap Adian di lokasi, Minggu (12/5/2019).
Advertisement
Dia pun menegaskan, Indonesia jangan sampai balik ke zaman orde baru.
"Indonesia untuk alasan apa pun tidak boleh balik ke zaman dimana nyawa tidak ada harganya, zaman di mana orang tidak bisa bicara, zaman kebebasan dibelenggu sedemikian rupa," jelas Adian.
Karenanya, masih kata dia, di depan makam Hendriawan Sie, Elang Mulya Lesmana, Herry Hartanto, Hafidin Royan, yang gugur pada tragedi Trisakti 12 Mei 1998, dirinya bertekad tak akan ada lagi darah tumpah seperti dulu lagi.
"Saya berharap membulatkan tekad kita, di dekat makam jenazah kawan-kawan kita, menyampaikan dunia, pada rakyat Indonesia, tidak boleh ada darah lagi di Indonesia yang tumpah untuk kekuasaan untuk mempertahankan kepuasan atau merebut kekuasan," ungkap Adian.