Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu caranya ialah dengan Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
Perlu diketahui, KUBE merupakan wadah masyarakat miskin untuk melaksanakan usaha bersama secara berkelompok dengan tujuan meningkatkan pendapat.
Program yang digagas Kementerian Sosial (Kemensos) ini mampu membuahkan hasil. Adalah Keluarga Harapan Asembagus di Dusun Sampitan, Desa Asembagus, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Advertisement
Menanggapi hal itu, Ketua KUBE Keluarga Harapan Asembagus, M Taufik mengatakan, KUBE yang dipimpinnya fokus pada usaha mengelola keripik pisang. Usaha ini dipilih karena keripik pisang tidak musiman (tidak terbatas waktu).
"Makanya, saya memilih keripik pisang ini karena bukan musiman seperti makanan sukun dan lainnya sehingga produksinya bisa menjangkau ke mana-mana," kata Taufik saat ditemui , di sela proses pengolahan keripik pisang di kediamannya, Sabtu (11/5/2019).
KUBE Keluarga Harapan Asembagus terdiri atas 10 anggota. Mereka didominasi ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan.
"Saya sangat bersyukur dengan adanya program KUBE dari Kemensos, karena program tersebut dapat mengurangi pengangguran," ujarnya.
Untuk menjalankan usaha tersebut, kelompok kerja ini mengajukan proposal kepada Dinas Sosial (Dinsos) daerah setempat dan tembusan kepada Kemensos. Kata Taufik, Kube yang dipimpinnya sudah berjalan sejak 2018.
"Kami mendapat bantuan modal usaha dari Kemensos sebesar Rp25 juta per kelompok," kata bapak dua anak itu.
Dana bantuan kemudian digunakan untuk membeli alat-alat berupa tabung gas, dua set kompor, dua mesin perekat, wajan, dan bahan baku berupa pisang, minyak, plastik, gula, pewarna kripik, dan sebagainya. Hasilnya, keripik pisang bisa empat kali produksi selama sepekan atau 16 kali produksi dalam sebulan.
"Alhamdulillah, omzetnya mencapai sekitar Rp 1,5 juta per pekan, atau Rp 24 juta per bulan," kata M Taufik.
Omzet tersebut kemudian dibagikan kepada 10 anggota KUBE Keluarga Harapan Asembagus. Masing-masing anggota mendapat komisi Rp 70 ribu hingga Rp100 ribu sekali produksi, atau sekitar Rp500 ribu per bulan. "Pendapatan bergantung pada hasil produksi. Semakin banyak pesanan, maka semakin besar," katanya.
Â
Saat ini, produk keripik pisang yang diolahnya dijual hingga ke berbagai daerah di Jatim, yaitu Banyuwangi, Surabaya, Pasuruan, Sidoarjo, Madura, bahkan penjualan tembus ke Bali. Keripik pisang dibanderol Rp4.500 hingga Rp5.000 per bungkus.
"Tapi untuk penjualan ke Bali sudah berhenti. Karena terkendala ongkos transportasi yang semakin mahal. Saat ini, pemasaran hanya di Jatim," ujar Taufik.
Tantangan
Usaha tersebut bukan tanpa kendala. Dalam beberapa bulan terakhir, faktor musim hujan membuat pasokan bahan baku pisang berkurang. "Biasanya dalam sebulan menghabiskan dana Rp5 juta untuk bahan baku. Sekarang, berkurang sekitar Rp3 juta," katanya.
Selain itu, terdapat keterbatasan lahan untuk produksi. Selama ini, kelompok KUBE memproduksi keripik pisang bertempat di salah satu rumah warga.
"Harapannya, pemerintah atau Kemensos mau membantu memfasilitasi menyediakan tempat untuk produksi. Karena selama ini kami menggunakan rumah sebagai tempat mengolah keripik pisang," kata Taufik.
KUBE bertujuan untuk memberdayakan kelompok masyarakat miskin dengan pemberian modal usaha melalui program Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) untuk mengelola Usaha Ekonomi Produktif (UEP).
KUBE memiliki tiga sasaran utama, yaitu menurunkan angka penduduk miskin, mengurangi angka pengangguran, dan menyejahterakan masyarakat. Diharapkan melalui program ini akan membantu upaya pemerintah menekan angka kemiskinan nasional.
Â
(*)