Viral 2 Preman Ngamuk ke Emak-Emak Pedagang Sayur di Bekasi, Kini Diciduk Polisi

Aksi premanisme terjadi di pasar tumpah kawasan Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat. Insiden yang dialami emak-emak pedagang sayur itu viral di media sosial.

oleh Ady Anugrahadi Diperbarui 04 Apr 2025, 20:38 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2025, 13:15 WIB
Viral Preman Ngamuk ke Pedagang Sayur di Bekasi, 2 Orang Diciduk Polisi
Viral preman ngamuk ke pedagang sayur di Bekasi. (Foto: Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Aksi premanisme kembali terjadi di sebuah pasar tumpah di kawasan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat. Insiden itu diabadikan oleh seorang pengunjung pasar dan rekaman videonya viral di media sosial.

Dalam video yang viral tersebut, terlihat seorang pria berkaos merah dengan celana pendek menghardik emak-emak yang merupakan pedagang sayur-mayur.

Si pria sambil memegang sebatang rokok bersama temannya berkaos hitam yang diduga preman marah-marah ke pedagang sayur tersebut.

Tak cuma itu, si pria kaos merah bersama dengan rekannya juga mengobrak-abrik dagangan sambil mencak-mencak.

Entah apa yang dipermasalahkan, namun si preman meminta pedagang sayur tersebut menutup lapaknya.

Dengan nada meringis, emak-emak pedagang sayur itu berkali-kali meminta si preman menghentikan aksinya. Dia berjanji akan segera menutup lapak dagangannya dan tidak akan berjualan lagi.

Tak berapa lama, kedua preman itupun meninggalkan lokasi.

 

2 Pelaku Ditangkap

Polisi pun turun tangan mengusut kasus dugaan premanisme yang viral tersebut. Kedua preman itupun langsung diciduk.

"Allhamdulillah pelaku (premanisme) sudah diamankan oleh Kanit Reskrim Polsek Rawalumbu beserta anggotanya. Pelaku dua orang," kata Kapolsek Rawalumbu, AKP Ririn Sri Damayanti dalam keterangannya, Jumat (4/4/2025).

Ririn mengatakan, kasus ini kini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh Polres Bekasi Kota.

"Kasus ditangani Polres, pelaku sudah di Polres," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya