Punya Poteni Besar, Pemerintah Prioritaskan Pengembangan Digital Skill

Potensi digital skill Indonesia yang sangat besar mendorong pemerintah akan menjadikan digital skill sebagai salah satu prioritas pembangunan SDM.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 05 Jul 2019, 14:56 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2019, 14:56 WIB
Punya Poteni Besar, Pemerintah Prioritaskan Pengembangan Digital Skill
Menteri Ketenagakerjaan, M. Hanif Dhakiri saat acara pembukaan MOS + ACA National Championship di SMA Pradita Dirgantara, Solo, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Solo Digital skill dinilai sangat potensial untuk terus dikembangkan di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah akan menjadikan digital skill sebagai salah satu prioritas pembangunan SDM.

"Kita kan tahu bahwa potensi digital skill kita ini sangat besar. Dan ini menjadi salah satu prioritas pemerintah. Oleh karena itu, pengembangan SDM dalam bidang ini harus terus digenjot," kata Menteri Ketenagakerjaan, M. Hanif Dhakiri usai menghadiri pembukaan MOS + ACA National Championship di SMA Pradita Dirgantara, Solo, Jawa Tengah, Rabu (3/7).

Menaker menjelaskan, perkembangan teknologi dan informasi telah merubah sejumlah model bisnis dan industri. Akibatnya, sejumlah jenis pekerjaan berikut keterampilan yang dibutuhkan juga berubah.

"Oleh karenanya, kita mendorong agar sisi input pengembangan SDM kita juga mengikuti perubahan," jelasnya.

Selain pengembangan kompetensi SDM, Hanif menyebut kunci lain dalam pembangunan SDM adalah sertifikasi. Sekalipun memiliki kompetensi yang mumpuni, seseorang belum bisa dikatakan kompeten jika keahliannya belum tersertifikasi.

"Itulah kenapa akses pelatihan dan sertifikasi yang kedepan akan terus kita genjot. Akan agar perlatihannya ini benar-benar berkualitas dan tersertifikasi juga," ujar Hanif.

Hanif menambahkan, kompetensi dan sertifikasi yang dimiliki seseorang juga haruslah bisa diakui oleh pasar kerja. Baik di dalam negeri, maupun di luar negeri.

"Jadi kuncinya kompetensi yang berkualitas, sertifikasi yang berkualitas, dan recognition (pengakuan) yang berkualitas," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Ardhya Garini, Nani Hadi Tjahjanto, menjelaskan, MOS + ACA National Championship merupakan ajang adu kreatifitas serta kemampuan dalam mengoperasikan Microsoft Office Specialist dan Adobe Certified Associate. Kompetisi yang diikuti sejumlah lembaga pendidikan IT negeri dan swasta ini akan dilangsungkan selama 2 hari, dari tanggal 3-4 Juli 2019, serta diselenggarakan langsung oleh MyEduSolve.

"Belajar teknologi itu penting. Siapa saja yang menguasai teknologi, maka ia akan menjadi pemimpin," kata Nani.

Kompetisi ini terdiri dari 2 kategori. Pertama, Kategori kompetisi Adobe Certified Associate (ACA). Mencakup Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, dan Adobe InDesign.

Kedua, kategori kompetisi Microsoft Office Specialist (MOS). Kategori ini mencakup Ms. Word, Ms. Excel, dan Ms. PowerPoint.

"Nantinya, pemenang akan dikutkan MOS + ACA International yang diselenggarakan di New York," terang Nani.

Senada dengan Menaker dan Nani, Kasau TNI AU, Marsekal TNI Yuyu Sutisna, menjelaskan, Indonesia tengah bersiap menghadapi bonus demografi. Generasi saat ini elak akan menjadi generasi emas Indonesia yang akan memimpin Indonesia pada tahun 2045.

"Oleh karena itu, kompetisi ini tidak hanya bermanfaat mengembangkan keahlian diri, tetapi juga menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk tampil di kompetesi IT dunia," paparnya.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya