Liputan6.com, Jakarta - Seluruh wilayah di Jakarta dan sekitarnya mati lampu pada Minggu 4 Agustus 2019. Aktivitas masyarakat pun lumpuh akibat pemadaman listrik massal.
Layanan publik seperti moda transportasi lumpuh. Mati lampu tak hanya terjadi dalam waktu satu atau dua jam. Di beberapa wilayah, listrik mati bahkan hingga 12 jam.
Diketahui pemadaman ini terjadi akibat adanya gangguan transmisi di sejumlah pembangkit listirik di Pulau Jawa. Penyebabnya diduga berasal dari tumbangnya pohon sengon di Desa Malom, Gunung Pati, Kabupaten Semarang.
Advertisement
PT PLN Persero menggandeng Bareskrim Polri menginvestigasi gangguan listrik yang menyebabkan mati lampu secara serentak di wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah itu.
Kabar pohon sengon menjadi biang kerok mati lampu massal pun menyeruak. Sejumlah pihak ikut mengomentari dugaan pohon sengon sebagai penyebab padamnya listrik.
Berikut 4 pernyataan soal pohon sengon yang disebut sebagai biang keladi mati lampu massal dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kata Polisi
Polri menduga penyebab mati lampu massal akibat adanya pohon yang ketinggiannya melebihi batas ROW. Sehingga hal itu mengakibatkan flash atau lompatan listrik.
Lantas apakah ini akan menghentikan penyelidikan kasus mati lampu?
Polri menegaskan, pihaknya akan mengusut berbagai dugaan penyebab terjadinya mati listrikmassal, termasuk unsur kelalaian manusia atau human error. Sejauh ini sudah ada empat pegawai PLN yang diperiksa atas kasus tersebut.
"Sudah mewawancarai kurang lebih empat pegawai PLN yang sebagai pengontrol jalur sutet, itu didalami dulu secara komperhensif. Tentunya kita terus berkoordinasi dengan pihak-pihak lain," tutur Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 6 Agustus 2019.
Menurut Dedi, penyidik Bareskrim Polri bersama tim PLN secara bersama-sama bertukar informasi dengan kooperatif terkait kasus mati lampu.
Terlebih, kata dia, secara teknis tim PLN lebih mengetahui dan mengerti penelusuran sumber utama penyebab lompatan listrik bertegangan tinggi di jalur Ungaran-Pemalang.
"Tentu nanti dibahas secara komperhensif dulu. Kan baru dugaan sementara yang menjadi penyebab adalah pohon. Dan juga dapat dipastikan dari hasil investigasi awal tidak ada ditemukan unsur sabotase dan serangan terorisme. Saat ini masih didalami faktor penyebabnya karena alam dan gangguan teknis. Itu akan didalami semua," jelas dia.
Aturan radius keberadaan pohon di sekitaran SUTET pun menjadi bagian dari penyelidikan Polri. Diketahui, pohon yang diduga menjadi penyebab mati lampu massal itu tumbuh melebihi batas maksimal dari tanaman yang diperbolehkan ada di bawah kawasan sutet.
"Ini kan dugaan sementara faktor alam dan teknis. Dugaan faktor manusia dan lainnya nanti didalami juga," Dedi menandaskan.
Â
Advertisement
Menurut PLN
Plt Direktur Utama PT PLN (Persero), Sripeni Inten Cahyani memastikan bahwa penyebab utama pemadaman listrik yang terjadi di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten bukan karena pohon.
"Jadi kalau persoalan pemadaman listrik kemarin (pohon sengon) itu bukan penyebab kita, jadi mohon izin berikan kami waktu untuk melakukan investigasi untuk melakukan assesement menyeluruh," kata Sripeni.
Pihaknya mengaku masih belum bisa memastikan penyebab utama pemadaman listrik di beberapa daerah tersebut. Sebab, persoalan tersebut menurutnya terlalu kompleks di mana sistem kelistrikan untuk Jawa dan Bali ada sekitar 250 pembangkit, 500 gardu induk, 5.000 kilo meter (Km) zSirkuit transmisi 500 kilo Volt (kV) dan 1000 Km transmisi 150 kV.
"Dan penyebabnya juga tidak tunggal jadi saya mohon maaf sampai saat ini mohon izin tidak bisa menyampaikan apa sebenernya karena ini sangat kompleks izin yaa mohon diberi waktu," katanya.
Â
Dahlan Iskan
Pembicaraan tentang pohon yang dianggap bikin PLN harus ganti rugi ke konsumen senilai Rp 1 triliun ini turut mengundang mantan Direktur Utama PLN tahun 2009-2011, Dahlan Iskan berkomentar.
Dalam tulisannya yang berjudul "Sengon 1 Triliun", Dahlan sampai menyebut pohon sengon harus diabadikan dan dijadikan monumen bagi PLN.
"Pohon sengonnya ada di Desa Malon. Nun jauh di Gunung Pati, 28 km selatan Semarang. Mati listriknya sampai Jakarta. Maka pohon sengon itu perlu diabadikan. Fotonya. Untuk dipasang di seluruh kantor PLN. Sebagai monumen," demikian dikutip dari catatan hariannya, Dahlan Iskan Way, Rabu (7/8/2019).
Menurut Dahlan, memang tidak seharusnya pohon itu tumbuh di dekat SUTET, karena berbahaya dan menyebabkan korsleting yang mengakibatkan arus listrik terhenti.
Namun, bukan pohon inilah yang jadi tersangka utama mati listrik berjam-jam kemarin.
Lebih lanjut, menurut Dahlan, apa yang menyebabkan daerah Jawa Barat, DKI, Banten mengalami mati listrik adalah prediksi PLN yang meleset dengan melakukan pemulihan SUTET jalur tengah pada hari Minggu. Sebagai informasi, arus listrik di Jawa dialiri melalui dua SUTET, yaitu jalur utara dan jalur tengah.
Pemulihan SUTET jalur tengah dilakukan karena PLN memprediksi konsumsi listrik Jakarta dan sekitarnya turun drastis pada Minggu, sehingga arus listrik dinilai bisa dialirkan lewat SUTET jalur utara saja.
Sayangnya, ada pohon sengon yang menyenggol SUTET tersebut.
"SUTET Utara kena sengon. SUTET tengah lagi diperbaiki. Akibat hilangnya pasokan dari dua SUTET tadi beban listrik kacau sekali," tulisnya.
Sementara, PLN masih terus menyelidiki penyebab pasti matinya listrik kemarin.
"Mohon izin berikan kami waktu untuk melakukan investigasi untuk melakukan assesement secara menyeluruh," tutur Plt Direktur Utama PLN, Sripeni Inten Cahyani.
Â
Advertisement
Kritikan Fadli Zon
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan hasil investigasi pohon sengon menjadi penyebab listrik mati tidak masuk akal.
"Penjelasan seperti pohon sengon itu gak masuk akal. Tidak memberikan suatu penjelasan yang memadai," kata Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (7/8/2019).
Fadli mengatakan, tidak seharusnya pohon disalahkan dan menjadi kambing hitam atas pemadaman listrik massal beberapa hari itu. "Jangan kriminalisasi pohon sengon lah!" ucap dia.
Politikus Gerindra itu juga meminta, ada batas waktu investigasi penyebab mati listrik tersebut.
"Harus ada investigasi tapi harus ada limit harus ada waktunya. Kapan? Masak yang gini saja perlu setahun ya seminggu dua minggu lebih dari cukup," kata Fadli Zon.
Â
(Jagat Alfath Nusantara)