Pasien Lansia yang Diisolasi Sepulang Umrah di RSUP Dr Sardjito Kondisinya Stabil

Seorang pasien perempuan berusia 75 tahun menjalani perawatan di ruang isolasi RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mar 2020, 07:50 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2020, 07:50 WIB
Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pasien perempuan berusia 75 tahun menjalani perawatan di ruang isolasi RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta. Pasien tersebut menderita batuk-batuk, pilek, demam dan memiliki riwayat baru pulang menjalani ibadah umrah pada Minggu (1/3/2020). Sehingga dikhawatirkan terinveksi virus corona.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Paru RSUP Dr Sardjito, Ika Trisnawati mengatakan saat ini pasien dalam kondisi stabil. Sebelumnya pasien sempat mengalami dehidrasi karena tak mau makan dan minum.

"Kondisi pasien yang dirujuk kemarin stabil, artinya tidak ada penurunan. Tetapi juga sudah diatasi. Karena sebelumnya pasien tidak mau makan minum, dehidrasi. Jadi lemahnya karena kekurangan cairan. Setelah pemberian cairan sudah lebih baik," ujar Ika di RSUP Dr Sardjito, Selasa (3/3/2020).

Terkait kondisi pasien yang harus dirawat di ruang isolasi, Ika menyebut karena kondisi yang dikeluhkan dan pasien baru saja pulang dari negara yang memiliki catatan adanya kasus virus corona.

Saksikan video di bawah ini:

Pasien Pengawasan

Ika menerangkan pasien memang dimasukkan ke dalam kategori pengawasan. Sehingga sesuai dengan SOP dari Kemenkes dan WHO maka penanganannya di ruang isolasi.

"Kemungkinan virus, wabah corona (Covid-19) itu kemungkinan paling akhir. Kemungkinan paling dekat adalah infeksi paru akibat pertama karena lanjut usia, atau bronkitis akut atau pneumonia bakteri. Kami menduganya bukan karena virus tapi bakteri," ungkap Ika.

Ika menambahkan untuk pasien telah diambil sampelnya. Sampel ini dikirimkan ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kemenkes. Nantinya hasil lab akan keluar dalam dua atau tiga hari mendatang.

Reporter : Purnomo Edi

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya