Sepanjang 2020, KKB Papua Lakukan 23 Kali Teror Penembakan di Intan Jaya

Berdasarkan laporan intelijen, sejak Oktober 2019 sejumlah kelompok KKB mulai bergeser dari wilayah timur Intan Jaya seperti dari Puncak Ilaga, Puncak Jaya, Tolikara, bahkan Lanny Jaya ke wilayah sekitar Sugapa.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 10 Okt 2020, 20:07 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2020, 19:51 WIB
Rusuh Wamena
Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw melihat kondisi keamanan di Wamena. (Liputan6.com/Polda Papua/Katharina Janur)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mencatat, kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah Kabupaten Intan Jaya telah melakukan sedikitnya 23 kali teror penembakan dan kasus-kasus kekerasan lainnya sepanjang 2020.

Dia menegaskan, banyaknya aksi kekerasan yang dilakukan oleh KKB di wilayah Intan Jaya, Papua menunjukan bahwa kelompok tersebut yang paling banyak melakukan pelanggaran terhadap hak azasi manusia (HAM).

"Orang selalu menyalahkan aparat melakukan pelanggaran HAM, HAM yang mana. Justru merekalah yang melanggar HAM jauh lebih parah. Tukang ojek dibantai, pedagang dibunuh, petugas kemanusiaan yang urus Covid-19 dibantai, belum termasuk anggota TNI dan Polri yang dibunuh," kata Paulus di Timika, Sabtu (10/10/2020).

Berdasarkan laporan intelijen, sejak Oktober 2019 sejumlah kelompok KKB mulai bergeser dari wilayah timur Intan Jaya seperti dari Puncak Ilaga, Puncak Jaya, Tolikara, bahkan Lanny Jaya ke wilayah sekitar Sugapa. Bahkan sebagian dari kelompok itu sempat memasuki wilayah Tembagapura Mimika pada Februari 2020.

"Mereka semua bergabung memasuki wilayah itu untuk menyiapkan logistik yang akan mereka siapkan untuk bertempur di wilayah Tembagapura yang mereka nyatakan sebagai medan perang, tetapi juga mereka terus mencari amunisi dan senjata api yang mereka rampas dari anggota kita. Kejadian penyerangan Koramil Persiapan Hitadipa beberapa waktu lalu ada kaitannya dengan kepentingan untuk merampas senjata api dan amunisi," kata jenderal bintang dua itu.

Sebagaimana dilansir Antara, Paulus sangat mengharapkan keterlibatan aktif Pemkab Intan Jaya untuk dapat mengajak kelompok separatis bersenjata tersebut agar mau berdialog guna mengakhiri segala bentuk kekerasan di wilayahnya.

"Ini kan sudah terang benderang, tidak ada rahasia lagi. Bupati dan pemerintah di sana sebagai yang punya rakyat ajak mereka bicara melalui tokoh-tokoh yang punya pengaruh, supaya kita segera mengakhiri kekerasan-kekerasan itu," kata Kapolda Papua.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kendala Pergeseran Pasukan

Kapolda Papua menegaskan, aparat tidak akan mentolerir segala tindak kekerasan, apalagi menggunakan senjata api.

"Bagi kami hanya dua pilihan, karena mereka memiliki senjata api maka tugas kami untuk melakukan penegakan hukum. Kami pasti akan terus mengejar mereka. Kalau pendekatan keamanannya seperti itu terus, tentu tidak akan menyelesaikan masalah," katanya.

Polda Papua didukung Kodam XVII/Cenderawasih memiliki kekuatan yang cukup untuk digerakkan ke Kabupaten Intan Jaya guna menghadapi KKB.

Hanya saja pergeseran personel ke wilayah itu terkendala karena tidak ada sarana dan prasarana yang memadai di Sugapa.

"Anggota tidak mungkin asal kita kirim ke sana, sementara di sana tidak ada rumah. Makanya kami terus bersinergi dengan Bupati dan Ketua DPRD Intan Jaya agar jika ada tempat mereka yang belum digunakan, kami bisa pinjam sementara waktu untuk ditempati pasukan-pasukan untuk mempertebal keamanan di Intan Jaya," kata Irjen Paulus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya