Di KTT CAS, Jokowi Serukan Langkah Global Tangani Dampak Perubahan Iklim

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut dampak besar dari perubahan iklim sudah sangat nyata.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 26 Jan 2021, 09:34 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2021, 09:33 WIB
Jokowi
Presiden Jokowi saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Sabtu (14/11/2020). (Foto Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyerukan sejumlah langkah luar biasa bagi upaya penanganan global mengenai dampak perubahan iklim. Dia menyebut dampak besar dari perubahan iklim sudah sangat nyata.

Hal tersebut disampaikan Jokowi secara virtual dalam Konferensi Tingkat Tinggi Climate Adaptation Summit (KTT CAS) 2021 yang berlangsung pada Senin, 25 Januari 2021.

"Dampak iklim sangat nyata di hadapan kita. Apalagi untuk negara-negara kepulauan seperti Indonesia," ujar Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Selasa (26/1/2021).

Menurut dia, perubahan siklus iklim yang terjadi membuat para petani dan nelayan di Indonesia harus beradaptasi. Bukan hanya itu, meningkatnya permukaan laut juga mengharuskan penduduk pesisir dan pulau kecil berjuang untuk dapat bertahan.

Sementara itu, saat ini 215 negara di dunia, termasuk Indonesia, dihadapi pandemi Covid-19. Kondisi ini membuat tantangan tersebut menjadi semakin kompleks dan berat.

"Untuk itu, kita harus mengambil langkah luar biasa," ucap Jokowi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Langkah penanganan perubahan iklim

Jokowi
Presiden Jokowi saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Sabtu (14/11/2020). (Foto Biro Pers Sekretariat Presiden)

Pertama, dengan semua negara memenuhi kontribusi nasional bagi penanganan perubahan iklim (Nationally Determined Contribution/NDC). Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia telah memutakhirkan NDC untuk meningkatkan ketahanan dan kapasitas adaptasi.

Kedua, dia menuturkan seluruh potensi masyarakat harus dapat digerakkan bersama-sama. Hal ini penting untuk menumbuhkan kesadaran dalam menangani dan melakukan aksi terkait dampak perubahan iklim yang terjadi di masa depam.

"Indonesia melibatkan masyarakat untuk mengendalikan perubahan iklim melalui program Kampung Iklim yang mencakup 20 ribu desa di tahun 2024," jelas Jokowi.

Ketiga, dia juga menyerukan penguatan kemitraan global. Indonesia sendiri memprioritaskan kerja sama peningkatan kapasitas dalam menghadapi perubahan iklim bagi negara-negara di kawasan Pasifik.

"Tentunya negara maju harus memenuhi komitmennya," kata dia.

Langkah keempat, Indonesia mengajak seluruh negara untuk terus melanjutkan pembangunan hijau guna menjadikan dunia yang lebih baik. Jokowi berharap KTT CAS 2021 ini dapat meningkatkan aksi iklim dunia melalui solidaritas, kolaborasi, dan kepemimpinan kolektif global, serta mengawal detail pelaksanaannya di masing-masing negara.

Sebagai informasi, KTT CAS merupakan konferensi tingkat tinggi global untuk mempercepat dan meningkatkan upaya global dalam adaptasi masyarakat dan ekonomi terhadap dampak perubahan iklim di masa mendatang. Pada 2021, KTT CAS digelar secara daring dimana Belanda bertindak menjadi tuan rumah dan didukung oleh 22 negara termasuk Indonesia.

Dalam KTT kali ini hadir Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, Co-Chair Global Commission on Adaptation Ban Ki-moon, pemimpin sejumlah institusi perekonomian dan pembangunan internasional, dan para peserta pertemuan yang terdiri atas 22 kepala negara atau pemerintahan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya