Relawan Ganjar Komentari Polemik Desa Wadas

Penangkapan sejumlah warga yang kontra membuat masalah kian memanas. Tapi, dari keterangan Kepala Desa Wadas, Fahri Setyanto, dari 429 pemilik lahan, 350 sudah siap membebaskan tanah, yang berarti itu sudah lebih dari 80 persen warga.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Feb 2022, 22:16 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2022, 00:45 WIB
Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara bertemu dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membahas soal konflik Desa Wadas
Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara usai bertemu dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membahas terkait penyelesaian konflik di Desa Wadas. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, viral belakangan ini. Hal itu terkait proses pengukuran lahan yang menjadi polemik.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Seknas Ganjar, Teddy Mulyadi, menduga adanya politisasi dalam polemik tersebut. Dia juga berharap tidak ada pihak yang berupaya untuk membenturkan pemerintah dengan masyarakat.

Menurut dia, sebagian besar warga Kecamatan Bener mendukung proyek strategis nasional (PSN) pembangunan Bendungan Bener. Tapi, Teddy khawatir ada yang pihak yang memancing di air keruh sehingga mendiskreditkan pemerintah.

"Di saat pemerintah sibuk menangani pandemi yang angka positifnya terus menaik, ada pihak-pihak yang dengan sengaja mempolitisir kasus tanah di Desa Wadas untuk menggoyang pemerintah," kata Teddy Mulyadi dalam keterangan resmi.

Penangkapan sejumlah warga yang kontra membuat masalah kian memanas. Tapi, dari keterangan Kepala Desa Wadas, Fahri Setyanto, dari 429 pemilik lahan, 350 sudah siap membebaskan tanah, yang berarti itu sudah lebih dari 80 persen warga.

Sosok relawan Ganjar Pranowono ini juga percaya, penangkapan sejumlah warga oleh aparat bertujuan membuat suasana lebih kondusif. Dia juga curiga ada provokator dalam polemik lahan di Desa Wadas.

Sikap Ganjar

Dia juga menilai sikap Ganjar Pranowo yang langsung mendatangi warga Desa Wadas, baik yang pro maupun kontra, merupakan sikap pemimpin yang peduli terhadap rakyatnya.

"Pak Ganjar mau menunjukkan bahwa pro dan kontra adalah hal biasa dalam kehidupan berdemokrasi. Intinya, bagaimana bisa mengkomunikasikan dan menjembatani kepada semua pihak agar memahami bahwa pemerintah ingin agar rakyatnya bisa hidup lebih sejahtera," ujarnya.

Menurut Teddy Mulyadi, dengan dibangunnya Bendungan Bener, maka pengairan untuk sawah di daerah tersebut lebih terjamin. "Dengan pasokan air yang baik, tentu tidak ada lagi istilah gagal panen. Masyarakat pun akan memiliki kepastian mendapat nilai ekonomi yang lebih dengan keberadaan bendungan tersebut," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya