Liputan6.com, Jakarta - Gempa Jayapura terjadi pukul 13:28:02 WIB pada Kamis 9 Februari 2023. Lindu tersebut dilaporkan Badan Meteorologi Kimatologi dan Geofisika (BMKG) memiliki kekuatan magnitudo 5,4.
Laman BMKG menyebutkan, gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,2 dan tidak berpotensi tsunami. Akibat gempa tersebut sejumlah bangunan di Kota Jayapura dilaporkan rusak.
"Dilaporkan ada kerusakan pada beberapa bangunan di Jayapura," ujar Kepala Bidang Gempa dan Tsunami BMKG Daryono, Kamis 9 Februari 2023.
Advertisement
Daryono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Jayapura yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," ucap dia.
Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, sejak 2 Januari 2023 hingga Kamis 9 Februari 2023 pukul 14:00 WIB, telah terjadi gempa bumi di wilayah sekitar Kota Jayapura, Provinsi Papua sebanyak 1.072 kali dengan 128 kejadian diantaranya dirasakan oleh masyarakat.
Sementara itu, Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol Victor D Mackbon menambahkan, sebanyak 4 orang dilaporkan meninggal dunia akibat gempa di Kota Jayapura tersebut.
Menurut Victor, ada tujuh korban yang berhasil dievakuasi oleh tim gabungan dari Polair dan Lantamal X Jayapura dan info sementara ada empat orang dinyatakan meninggal dunia.
"Tapi untuk informasi tersebut akan kami pastikan kembali dengan mengecek identitas korban di rumah sakit," kata Victor dalam keterangan tertulis.
Berikut sederet fakta terkait gempa di Jayapura yang terjadi pukul 13:28:02 WIB pada Kamis 9 Februari 2023 dihimpun Liputan6.com:
1. Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,2 dan Hingga Saat Ini Ribuan Kali Lindu Terjadi di Jayapura dari Januari
Gempa Magnitudo 5,4 mengguncang Kota Jayapura, Provinsi Papua pada pukul 13:28:02 WIB, Kamis 9 Februari 2023.
Laman Badan Meteorologi Kimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,2 dan tidak berpotensi tsunami.
Episenter gempa Jayapura ini terletak pada koordinat 2,50° Lintang Selatan (LS)-140,70° Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di darat pada kedalaman 10 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif.
Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, sejak 2 Januari 2023 hingga Kamis, 9 Februari 2023 pukul 14:00 WIB, telah terjadi gempa bumi di wilayah sekitar Kota Jayapura sebanyak 1.072 kali dengan 128 kejadian diantaranya dirasakan oleh masyarakat.
Advertisement
2. Gempa Buat Bangunan Mal Retak Kafe Hanyut ke Laut
Kepala Bidang Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
"Dilaporkan ada kerusakan pada beberapa bangunan di Jayapura," kata Daryono.
Bangunan Mal Jayapura mengalami rusak-rusak dan terlihat retak di beberapa bagiannya. Sementara itu kerusakan juga terjadi di sebuah kafe yang berlokasi di Ruko Dok II Jayapura rubuh dan hanyut ke pinggir laut.
Warga diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Hindari bangunan yang retak atau rusak karena gempa," katanya.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.
3. Empat Orang Dilaporkan Meninggal Dunia Akibat Gempa
Sebanyak 4 orang dilaporkan meninggal dunia akibat gempa Jayapura M 5,4 yang terjadi pada Kamis 9 Februari 2023. Hal itu diungkapkan Kepolisian Resor (Polres) Kota Jayapura.
Keempat korban meninggal dunia tersebut dievakuasi dari salah satu kafe yang ada di Ruko Permai Dok II karena rumah makannya ambruk ke laut.
Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol Victor D Mackbon saat dikonfirmasi dari Biak, di lokasi kejadian mengatakan, ada tujuh korban yang berhasil dievakuasi oleh tim gabungan dari Polair dan Lantamal X Jayapura dan info sementara ada empat orang dinyatakan meninggal dunia.
"Tapi untuk informasi tersebut akan kami pastikan kembali dengan mengecek identitas korban di rumah sakit," ujar Victor dalam keterangan tertulis diterima dari Jayapura.
Selain kejadian di kafe itu, kata dia, di Hamadi Rawa juga terjadi kebakaran lima petak rumah namun sudah langsung dipadamkan oleh petugas.
Dia berharap pihaknya masyarakat untuk tetap waspada, gempa yang terjadi cukup intens tetap waspada namun jangan panik.
"Bila bangunan sudah retak silahkan evakuasi diri ke tempat yang lebih aman. Bagi masyarakat yang ingin melakukan aktivitas di pinggir pantai agar dihindari, mari kita belajar dari pengalaman yang sudah ada," katanya.
Ia menambahkan pihaknya masih mendata jumlah kerugian yang terjadi akibat bencana gempa alam yang melanda Kota Jayapura pada Pukul 15.28 dengan skala 5,4.
"Tetap waspada namun warga jangan panik," kata Victor.
Advertisement
4. Identitas Empat Korban Meninggal Dunia dan Luka Akibat Gempa
Gempa 5,4 Magnitudo yang mengguncang Jayapura Papua pada Kamis 9 Februari 2023 telah menelan korban jiwa. Tak hanya itu, banyak bangunan warga yang mengalami kerusakan dan sekitar seribu orang mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua dalam keterangannya yang diterima, Jumat (10/2/2023) mencatat, ada empat orang meninggal dalam kejadian gempa Jayapura tersebut. Mereka adalah Rista, Perempuan berusia 25 tahun, Pegawai Cirita Cafe.
Kemudian Ani, Perempuan 26 tahun, Pegawai Cirita Cafe. Selanjutnya Astrid, Perempuan berumur 25 tahun, Pegawai Cirita Cafe, dan Maya, Perempuan 27 tahun, Pegawai Cirita Cafe.
Sementara korban luka ada lima orang. Yaitu Jefri (Manado) Alamat : APO , Jean Real Karubaba (dari kantor statistik), Patrisius Redol (Hotel Swisbell), Samuel Kafiar (Biak) Alamat : Abepura, Jhon F Tobing (Tobing) Alamat : Dok V atas.
BPBD Papua telah melakukan sejumlah untuk menanggulangi dampak gempa Jayapura tersebut.
Tenda-tenda dibangun di beberapa titik, yaitu di RS Dok II sebanyak tiga tenda, di B-One didirikan satu tenda, di Kejati satu tenda, bantuan Lampu Light Tower satu buah untuk Rumah Sakit Umum Dok II, Satgas BUMN menyediakan Lampu Penerangan dan aringan Listrik untuk Rumah Sakit Umum Dok II dan B-one.
5. Data Pengungsi, Kerusakan, dan Kebutuhan Mendesak
Menurut data BPBD, pengungsi tersebar di beberapa titik, antara lain:
- 50 KK mengungsi di Entrop (kompleks CV Thomas)
- 50 KK mengungsi di Bank BTN Kota Jayapura
- 200 orang mengungsi di Kristus Raja Dok V
- 400 orang mengungsi di Bhayangkara I
- 50 KK-300 orang mengungsi di B-One
- 40 KK-110 orang mengungsi di Depan Kantor Depnaker, Dok IX
- 25 KK-125 orang mengungsi di Tempat Pelelangan Ikan Hamadi
- 15 KK-65 orang mengungsi di Bhayangkara Baru
- 20 KK-100 orang mengungsi di Kantor Kelurahan Hamadi
- 9 KK-50 mengungsi terdampak kebakaran rumah akibat gempa
- 40 orang mengungsi di United Traktor
- 46 KK-260 orang mengungsi di Dok IV, Jalan Sumatra Eks. Perkebunan RT 06
- 15 KK-73 pengungsi ada di RT 01 Tasangkapura
- 254 orang pengungsi ada di Gajah Putih
- 159 orang terdata mengungsi di POLAIRUD Hamadi
Kalaksa BPBD Jayapura mengimbau warga tetap tenang dan waspada. Menghindari bangunan yang sudah retak akibat gempa.
Beberapa tenda darurat dan dapur umu juga sudah didirikan di beberapa titik, antara lain di RS Dok II (3 tenda), B-One (1 tenda), Kejati (1 tenda).
Hasil Rapat Forkopimda, Pj Wali Kota Jayapura menetapkan Status Tanggap Darurat gempa Jayapura. Sementara ini, kebutuhan mendesak yang diperlukan warga antara lain tenda, makanan siap saji, selimut, tikar, dan air mineral.
Advertisement
6. Dampak Kerusakan
Sementara itu, dampak kerusakan bangunan akibat gempa terdata antara lain,
1. Dok IX Jayapura, Distrik Jayapura Utara - Rumah Warga 1 Unit Mengalami Kerusakan (Rusak Ringan)
2. Lembah Sunyi Angkasa, Distrik Jayapura Utara - Rumah Warga 3 Unit Mengalami (Rusak Berat)
3. Gedung Negara Dok V , Distrik Jayapura Utara - Gedung Negara Mengalami Kerusakan Retak pada dinding Gedung (Rusak Ringan)
4. RS Dok II Jayapura, Disrik Jayapura Utara - Pasien sementara mengungsi di depan RS
5. Swisbell Hotel Dok II, Distrik Jayapura Utara - Gedung Hotel Mengalami Kerusakan (Rusak Ringan)
6. Ruko Dok II, Distrik Jayapura Utara - Cafe Cirita dengan jenis bangunan ( panggung ) bangunan kayu di Laut mengalami patahan dan tenggelam (Rusak Berat)
7. Hypermart Jayapura, Distrik Jayapura Utara - Gedung Hypermart mengalami Kerusakan Gedung (Rusak Ringan)
8. BTSP, Distrik Jayapura Utara - Gedung Kantor Mengalami Kerusakan (Rusak Ringan)
9. Kantor Arsip Provinsi Papua, Distrik Jayapura Selatan - Tembok Parkiran rubuh menimpa 1 unit mobil mengalami (Rusak berat)
10. Diler Toyota Polimak III, Distrik Jayapura Selatan - Kaca pada diler gugur berhamburan (Rusak Ringan)
11. Gereja Marantha Polimak ( Ardipura I ), Distrik Jayapura Selatan - Kaca-kaca pada Gedung Gereja Gugur berhamburan (Rusak Ringan)
12. Argapura Lapangan, Distrik Jayapura Selatan - Rumah Warga 1 unit Mengalami (Rusak Berat)
13. Kompleks Perumahan TNI Al Hamadi, Distrik Jayapura Selatan - Tembok Rumah Warga yang patah menimpa 1 unit Motor (Rusak Sedang)
14. Audotorium Uncen , Distrik Abepura - Bagian depan Gedung Audotarium mengalami kerusakan (Rusak Ringan)
15. Entrop, Distrik Jayapura Selatan - Rumah Ondo mengalami kerusakan (Rusak Ringan)
16. Kantor Gubernur, Distrik Jayapura Utara - Mengalami Kerusakan pada Palafon Gedung dan Kaca-kaca yang gugur (Rusak Ringan)
17. Kantor DPR Provinsi Papua, Distrik Jayapura Utara - kaca-kaca di gedung DPR gugur (Rusak Ringan)
18. Bhayangkara Baru, Distrik Jayapura Utara - Rumah Warga 15 Unit (Rusak Ringan)
19. Hamadi Rawa, Distrik Jayapura Selatan - Kos-Kosan 9 Unit mengalami Kerusakan (Rusak Berat).
7. Gempa Jayapura Magnitudo 5,4 Akibat Aktivitas Sesar Aktif
Gempa bumi magnitudo 5,4 mengguncang Jayapura Papua, Kamis 9 Februari 2023. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, gempa tersebut akibat adanya aktivitas sesar aktif.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati kepada wartawan, Jumat (10/2/2023).
Dia mengungkapkan, dampak gempa bumi ini dirasakan di daerah Kota Jayapura dengan skala intensitas V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), daerah Kabupaten Keerom dengan skala intensitas III-IV MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu) dan daerah Kabupaten Jayapura dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
"Dampak gempa bumi ini dilaporkan menimbulkan kerusakan pada beberapa bangunan, kebakaran dan longsor di Jayapura. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Dwikorita.
Advertisement
8. Ribuan Kali Gempa Terjadi di Jayapura Sejak Januari 2023, Wajarkah?
Gempa Magnitudo 5,4 mengguncang Kota Jayapura, Kamis 9 Februari 2023, pukul 13:28:02 WIB. BMKG menyebutkan, gempa ini memiliki parameter update Magnitudo M 5,2.
Gempa tidak berpotensi tsunami, namun berdasarkan pantauan di lapangan, terjadi kerusakan pada beberapa bangunan di akibat gempa Jayapura.
Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, sejak 2 Januari 2023 hingga Kamis, 9 Februari 2023 pukul 14:00 WIB, tercatat telah terjadi gempa bumi di wilayah sekitar Kota Jayapura sebanyak 1.079 kali dengan 132 kejadian yang di antaranya dirasakan masyarakat.
Kepala Bidang Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Kejadian ribuan kali gempa di Jayapura itu apakah hal yang wajar? Kepala BMKG Dwikorita mengungkapkan, kondisi tersebut terjadi karena kondisi batuan yang ada di wilayah tersebut adalah batuan rapuh.
"Kondisi rapuh ini mengakibatkan sangat sensitif untuk bergetar. Untuk terjadi pelepasan energi gempa itu pelepasannya itu tidak bisa seketika langsung selesai," kata Dwikorita.
Dwikorita menjelaskan, porsi energi yang masih tertahan itu akan terlepas selama beberapa kali menyesuaikan kondisi kerapuhan batuan.
"Tapi lambat laun gempa akan berkurang dan menuju stabil," jelas Dwikorita.
Senada dengan itu, Kepala Bidang Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, gempa ribuan kali yang terjadi di Jayapura dan sekitarnya dipengaruhi kondisi batuan yang rapuh.
"Pengaruh kondisi batuan. Karena adanya tekanan di daerah itu, implikasinya adalah tegangan yang terbangun itu memicu gempa yang terjadi. Tapi suatu saat akan berakhir," ucap Daryono.