Amalan dan Doa Jumat Terakhir Bulan Rajab yang Jatuh Hari Ini 17 Februari 2023

Banyak amalan serta doa yang diajarkan para ulama di bulan Rajab yang bisa dilakukan umat muslim ketika Jumat terakhir bulan Rajab tiba.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Feb 2023, 21:11 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2023, 21:11 WIB
Ilustrasi bulan Rajab
Ilustrasi bulan Rajab (dok.Pexels)

Liputan6.com, Jakarta Rajab merupakan salah satu dari empat bulan yang dimuliakan dalam Islam. Dalam hadits riwayat ad-Dailami juga disebutkan bahwa bulan Rajab adalah bulannya Allah (syahrullah).

Dan hari ini, Jumat (17/2/2023) merupakan Jumat terakhir bulan Rajab 1444 hijriah. Itu tandanya umat muslim diseluruh dunia akan kembali dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan.

"Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan," doa Rasulullah saat melihat hilal bulan Rajab. (HR Ahmad, al-Muttaqi al-Hindi dan lainnya)

Banyak amalan serta doa yang diajarkan para ulama di bulan Rajab yang bisa dilakukan umat muslim ketika Jumat terakhir bulan Rajab tiba. Dan Dari sekian banyak amalan, ada salah satu amalan jumat terakhir bulan Rajab yang dianjurkan para salafus ash-sholih.

أَحْمَدُ رَسُوْلُ اللهِ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ

Artinya: Ahmad utusan Allah, Muhammad utusan Allah.

Al-Habib Ali bin Hasan Baharun menulis keterangan dari gurunya, al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith tentang amalan membaca doa di Jumat terakhir di bulan Rajab.

فَائِدَةٌ لِإِبْقَاءِ الدُّرَيْهِمَاتِ فِيْ جَمِيْعِ السَّنَةِ الْإِتْيَانُ بِهَذَا الذِّكْرِ (x 35) فِيْ آخِرِ جُمُعَةٍ مِنْ رَجَبَ حَالَ الْخُطْبَةِ الثَّانِيَةِ، وَهُوَ أَحْمَدُ رَسُوْلُ اللهِ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله، وَقَدْ جَرَّبَهُ الْكَثِيْرُ وَصَحَّ عِنْدَهُمْ

"Faidah. Agar uang tak kunjung habis di sepanjang tahun (dianjurkan) membaca amalan ini sebanyak 35 kali di akhir Jumat bulan Rajab saat khutbah kedua, yaitu ‘Ahmad Rasuulullaah Muhammad Rasuulullaah’. Amalan ini telah dicoba oleh banyak orang dan terbukti berhasil." (Al-Habib Ali bin Hasan Baharun, Al-Fawaid al-Mukhtarah, halaman: 445)"

NU menyebut doa ini dibaca saat khatib duduk di antara khutbah kedua di salat Jumat sebanyak 35 kali.

 

Doa Saat Memasuki Bulan Rajab

Ilustrasi bulan Rajab
Ilustrasi bulan Rajab (dok.Pexels)

Lantas, doa apa saja yang disarankan saat memasuki bulan Rajab?

Syekh Abdul Qadir al-Jilani dalam kitab Al-Ghun-yah meriwayatkan, Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah mengintensifkan diri beribadah pada empat malam dalam setahun.

كَانَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يُفَرِّغُ نَفْسَهُ لِلْعِبَادَةِ فِيْ أَرْبَعِ لَيَالٍ فِي السَّنَةِ، وَهِيَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ، وَلَيْلَةُ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ. وَكَانَ مِنْ دُعَائِهِ فِيْهَا

Artinya: Sayyidina Ali Radhiyallaahu ‘Anhu memfokuskan dirinya untuk beribadah dalam 4 malam dalam satu tahun, yaitu malam pertama bulan Rajab, malam Idul Fitri, malam Idul Adha, dan malam Nishfu Sya’ban.

Berikut sejumlah doa Sayyidina Ali pada malam-malam tersebut dilansir dari jatim.nu.or.id:

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَصَابِيْحِ الْحِكْمَةِ، وَمَوَالِي النِّعْمَةِ، وَمَعَادِنِ الْعِصْمَةِ، وَاعْصِمْنِيْ بِهِمْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ، وَلَا تَأْخُذْنِيْ عَلَى غِرَّةٍ، وَلَا عَلَى غَفْلَةٍ، وَلَا تَجْعَلْ عَوَاقِبَ أَمْرِيْ حَسْرَةً وَنَدَامَةً، وَارْضَ عَنِّيْ؛ فَإِنَّ مَغْفِرَتَكَ لِلظَّالِمِيْنَ، وَأَنَا مِنَ الظَّالِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِيْ مَا لَا يَضُرُّكَ، وَأَعْطِنِيْ مَا لَا يَنْفَعُكَ، فَإِنَّكَ الْوَاسِعَةُ رَحْمَتُهُ، الْبَدِيْعَةُ حِكْمَتُهُ، فَأَعْطِنِي السَّعَةَ وَالدَّعَةَ، وَالْأَمْنَ وَالصِّحَّةَ، وَالشُّكْرَ وَالْمُعَافَاةَ وَالتَّقْوَى، وَأَفْرِغِ الصَّبْرَ وَالصِّدْقَ عَلَيَّ وَعَلَى أَوْلِيَائِكَ، وَأَعْطِنِي الْيُسْرَ، وَلَا تَجْعَلْ مَعَهُ الْعُسْرَ، وَاعْمُمْ بِذٰلِكَ أَهْلِيْ وَوَلَدِيْ وَإِخْوَانِيْ فِيْكَ، وَمَنْ وَلَدَنِيْ، مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

Artinya: Ya Allah, limpahkan rahmat ta'dzim kepada Muhammad dan keluarganya yang menjadi pelita-pelita hikmah, pemilik kenikmatan, sumber perlindungan. Jagalah kami—sebab (keberkahan) mereka—dari keburukan. Dan jangan engkau ambil kami dalam kondisi tertipu, tidak pula dalam keadaan lupa.

Jangan jadikan akhir urusan kami sebagai penyesalan. Ridhailah kami. Sesungguhnya ampunan-Mu bagi orang-orang yang dzalim, dan aku bagian orang yang dzalim itu. Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang tidak pernah bisa membahayakan-Mu, berilah aku sesuatu yang memang tak ada manfaatnya sama sekali untuk-Mu. Sesungguhnya Engkau itu maha luas rahmat-Nya. Hikmahnya yang sangat indah.

Berikan kami kelapangan dan ketenteraman, keamanan dan kesehatan, serta rasa syukur, selamat sentosa dan ketakwaan. Berikan kesabaran dan kejujuran kepada kami dan orang-orang yang Engkau cintai. Berikan kami pula kemudahan yang tidak ada kesulitannya sama sekali. Semoga itu semua juga Engkau berikan bagi keluarga kami, anak kami, saudara-saudara kami seagama. Dan Engkau berikan kepada orang tua yang telah melahirkan kami, dari muslimin muslimat, mukminin mukminat. (Syekh Abdul Qadir bin Shalih al-Jilani, Al-Ghun-yah, Dārul Kutub al-Ilmiyyah, Beirut, 1997, juz 1, halaman: 328-329).

Keistimewaan Bulan Rajab

Mengenal Bulan Rajab
Ilustrasi Berdoa Credit: shutterstock.com

Untuk diketahui, masyarakat Arab zaman dahulu memuliakan Rajab melebihi bulan lainnya. Rajab biasa juga disebut “Al-Ashabb” (الأصب) yang berarti “yang mengucur” atau “menetes”.

Dijuluki demikian karena derasnya tetesan kebaikan pada bulan ini. Bulan Rajab bisa juga dikenal dengan sebutan “Al-Ashamm” (الأصم) atau “yang tuli”, karena tidak terdengar gemerincing senjata pasukan perang pada bulan ini. 

Julukan lain untuk bulan Rajab adalah “Rajam” (رجم) yang berarti melempar. Dinamakan demikian karena musuh dan setan-setan pada bulan ini dikutuk dan dilempari sehingga mereka tidak jadi menyakiti para wali dan orang-orang shalih.

Menurut Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumid-Din, Rajab masuk dalam kategori al-asyhur al-fadhilah di samping Dzulhijjah, Muharram dan Sya’ban. Rajab juga terkategori al-asyhur al-hurum di samping Dzulqa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram.  

Keitimewaan bulan Rajab juga terletak pada peristiwa ajaib Isra’ dan Mi’raj Rasulullah. Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rajab tahun 10 kenabian (620 M). Disanalah momen perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha lalu menuju ke sidratul muntaha yang ditempuh hanya semalam.

Dari peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini, umat Islam menerima perintah shalat lima waktu. 

Infografis Yuk! Pakai Masker dan Segera Vaksin Covid-19
Infografis Yuk! Pakai Masker dan Segera Vaksin Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya