Liputan6.com, Jakarta - Rohim(51) warga kampung yang tinggal di belakang Klaster Visalia di Kota Wisata Cibubur, mengaku terdampak dengan kebakaran di Gudang Amunisi TNI AD, Sabtu (30/3/2024) malam. Dia menuturkan, kepanikan dirasakan para warga kampung sesaat setelah azan magrib berkumandang.
“Ada ledakan, baru buka puasa. Saya diminta keluar dari rumah, saya lari tidak bawa apa-apa cuma baju aja ini satu,” kata Rohim di lokasi, Minggu (31/3/2024).
Rohim dan warga setempat mengaku kaget. Selain ledakan dan api, getaran yang sangat kuat seperti gempa juga dirasakan.
Advertisement
“Goyang banget ubin, genteng seperti ada serpihan-serpihan seperti kerikil pasir gitu, keras bunyinya,” tutur dia.
Usai dilarikan ke tempat yang aman, Rohim dan warga kampung sampai siang hari ini belum dapat kembali masuk ke tempat tinggalnya. Hanya saja, jika mau mengambil baju ganti atau barang berharga lain secara terbatas.
“Boleh masuk tapi harus jelas mau ambil apa, sementara kita di sini aja ngemper di jalan, semalem disuruh ke masjid tapi sekarang di sini aja nunggu garis polisi dibuka,” dia menandasi.
Diketahui, Gudang amunisi Artileri Medan (Armed) yang terletak di perbatasan Bekasi dan Bogor, Jawa Barat, meledak dan terbakar pada Sabtu (30/3/2024). Informasi kebakaran diterima oleh petugas center Gunung Putri, Kabupaten Bogor pada pukul 18:30 WIB.
"Iya benar gudang peluru terbakar," kata Petugas Center Gunung Putri, Agus Sofyan saat dihubungi Liputan6.com.
Api Sudah Padam
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Jakarta Timur, Gatot Sulaeman mengatakan pemadaman kebakaran gudang amunisi dinyatakan selesai pada pukul 08.15 WIB dan membutuhkan proses pendinginan selama 10 jam di dua lokasi.
Terdapat dua lokasi yang dilakukan pendingin, yakni pada gudang lima yang terdampak. Sementara gudang enam yakni sumber kebakaran hampir seluruhnya ludes.
"Ya, hampir 90 persen (ludes gudang enam," kata Gatot kepada wartawan di lokasi, Minggu (31/3).
Gatot menjelaskan, gudang dengan luas kurang lebih 20 meter itu tersebut hampir sepenuhnya rata. Pada saat proses pendinginan, tim pemadam harus ditemani dengan pihak Unit Penjinakan Bahan Peledak (Jihandak) TNI-Polri.
"Kita masuk ke dalam, kondisi memang sudah tidak ada ledakan. Kalau semalam kita sudah standby dari jarak jauh memang masih ada ledakan sehingga damkar tidak diizinkan masuk tapi setelah dinyatakan tidal ada ledakan dan sudah mulai bisa masuk baru kita masuk untuk menuntaskan," dia menandasi.
Advertisement