Korban mutilasi, Siti Amini (80), yang diduga dilakukan putranya Sigit, masih menyisakan misteri. Apakah Siti Amini dimutilasi setelah atau sebelum meninggal. Polisi belum dapat menyimpulkannya.
"Untuk hilangnya korban dari pergaulan, dari keterangan warga masih banyak yang harus dicermati. Nanti secara saintifik dokter yang beri penilaian dengan kondisi busuk dan tulangnya. Kita tunggu hasil visum dokter," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Senin (15/7/2013).
Menurut Rikwanto, tim dokter memiliki kriteria tersendiri terkait waktu kematian korban. Termasuk, identifikasi penyebab kematian korban, apakah karena jatuh atau dibunuh.
"Menetukan korban meninggal tidak normal tunggu observasi, dimutilasi dalam keadaan hidup atau mati. Biasanya kalau hidup ada reaksi dari otot itu kelihatan. Kalau sudah meninggal juga kelihatan," lanjutnya.
Untuk itu, pihaknya masih akan menunggu hasil pemeriksaan dari tim dokter yang kini mengidentifikasi jasad korban.
Warga Jalan Dana Mahalona, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, sebelumnya dikejutkan dengan penemuan kerangka mayat di dalam rumah nomor 78, pada Sabtu 13 Juli 2013. Rumah itu dihuni oleh Sigit dan ibunya Siti Amini.
Penemuan itu berawal dari datangnya sang kakak, Bambang untuk menjengungk orangtuanya. Saat ditanya, Sigit menjawab ibunya sudah meninggal. Bambang yang dibantu warga mencari dan ditemukan kerangka tulang yang diletakkan di baskom di kamar mandi dan potongan daging si sebuah karung yang diduga kuat jasad sang ibu SA.
Polisi kemudian melakukan pemeriksaan di rumah bercat abu-abu itu. Kerangka tulang belulang dibawa ke RSCM untuk diidentifikasi dan diotopsi. (Ali/Mut)
"Untuk hilangnya korban dari pergaulan, dari keterangan warga masih banyak yang harus dicermati. Nanti secara saintifik dokter yang beri penilaian dengan kondisi busuk dan tulangnya. Kita tunggu hasil visum dokter," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Senin (15/7/2013).
Menurut Rikwanto, tim dokter memiliki kriteria tersendiri terkait waktu kematian korban. Termasuk, identifikasi penyebab kematian korban, apakah karena jatuh atau dibunuh.
"Menetukan korban meninggal tidak normal tunggu observasi, dimutilasi dalam keadaan hidup atau mati. Biasanya kalau hidup ada reaksi dari otot itu kelihatan. Kalau sudah meninggal juga kelihatan," lanjutnya.
Untuk itu, pihaknya masih akan menunggu hasil pemeriksaan dari tim dokter yang kini mengidentifikasi jasad korban.
Warga Jalan Dana Mahalona, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, sebelumnya dikejutkan dengan penemuan kerangka mayat di dalam rumah nomor 78, pada Sabtu 13 Juli 2013. Rumah itu dihuni oleh Sigit dan ibunya Siti Amini.
Penemuan itu berawal dari datangnya sang kakak, Bambang untuk menjengungk orangtuanya. Saat ditanya, Sigit menjawab ibunya sudah meninggal. Bambang yang dibantu warga mencari dan ditemukan kerangka tulang yang diletakkan di baskom di kamar mandi dan potongan daging si sebuah karung yang diduga kuat jasad sang ibu SA.
Polisi kemudian melakukan pemeriksaan di rumah bercat abu-abu itu. Kerangka tulang belulang dibawa ke RSCM untuk diidentifikasi dan diotopsi. (Ali/Mut)