Liputan6.com, Boxberg - Satu skenario tabrakan yang kerap terjadi pada mobil adalah ketika akan berbelok atau balik arah melintasi ruas yang berlawanan. Kalau ini terjadi, minimal bagian depan mobil akan tergores, bahkan bisa penyok.
Untuk mengantisipasi hal ini, yang perlu dilakukan pengendara adalah bersikap lebih hati-hati. Hal ini malah perlu dilakukan sepanjang ada di balik kemudi.
Di dunia otomotif sendiri, kondisi-kondisi ini membuat para pelaku bisnis mengembangkan teknologi semacam pengereman otomatis. Di antara para produsen itu, salah satunya adalah Bosch GmbH.
Advertisement
Baca Juga
Dalam acara Bosch Mobility Experience 2017, yang dihelat di Jerman, 5-6 Juli lalu, jurnalis Liputan6.com, Rio Apinino, berkesempatan untuk melihat beragam teknologi canggih yang mereka kembangkan. Salah satunya adalah pengereman otomatis untuk berbelok ini.
Teknologi ini bernama left turn assist. Pada dasarnya ia memanfaatkan sensor. Sistem bekerja dengan mengaktifkan rem ketika mobil akan belok ke lajur lawan dengan kecepatan antara 2 sampai 10 km/jam jika sensor mendeteksi ada mobil lain yang berpotensi tertabrak.
Fitur ini hanya akan aktif ketika pengendara mengaktifkan lampu sein kiri.
Yang perlu digarisbawahi, fitur ini disesuaikan dengan sistem berkendara yang berlaku di negara yang bersangkutan. Maksudnya, teknologi ini dinamakan left turn assist karena memang di Jerman sistem berkendaranya di sebelah kanan. Maka jika ia diaplikasikan di negara dengan sistem berkendara sebelah kiri seperti Indonesia, teknologinya akan bernama right turn assist.
Berikut video ketika Liputan6.com berada di mobil yang telah mengadopsi teknologi ini: