Liputan6.com, Jakarta - Jumat Agung tahun ini jatuh pada Jumat, 18 April 2025. Jumat Agung adalah hari besar umat Nasrani untuk memperingati wafatnya Isa Al Masih atau Yesus Kristus yang mati disalib.
Dalam Islam, Isa Al Masih juga dimuliakan. Akan tetapi, dalam aqidah Islam Isa Al Masih bukanlah Tuhan.
Dia adalah seorang nabi dan rasul yang wajib diketahui dan diimani oleh setiap muslim. Isa adalah putra dari Maryam yang atas kehendak Allah SWT lahir ke dunia tanpa seorang ayah.
Advertisement
Apakah dalam pandangan Islam Nabi Isa AS telah wafat sebagaimana perspektif umat Nasrani? Pertanyaan seperti ini pernah muncul di kajian Al Bahjah yang dipimpin ulama kharismatik kelahiran Blitar, KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.
Baca Juga
Jemaah Al Bahjah juga bertanya mengenai kebangkitan Nabi Isa di akhir zaman sebelum kiamat. Pertanyaan ini juga dijawab dengan lugas oleh Buya Yahya.
Simak penjelasan Buya Yahya mengenai sudah wafat atau masih hidupnya Nabi Isa bin Maryam, dikutip dari tayangan YouTube Al Bahjah TV pada Sabtu, 19 April 2025.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penjelasan Buya Yahya
Buya Yahya menemukan pendapat ulama yang menyatakan Nabi Isa sudah wafat. Namun, bagi umat Islam ahlisunnati wal jamaati, Nabi Isa belum meninggal seperti keyakinan orang Nasrani.
Allah SWT mengangkat Nabi Isa ke langit saat Bani Israil hendak membunuhnya dan menyalibnya. Adapun yang disalib adalah seseorang yang mirip dengan Nabi Isa. Allah menggantikan Nabi Isa dengan orang tersebut di tiang salib.
“Ketahuilah bahwasanya Nabi Isa ‘alaihissalam menurut jumhur (ulama) kaum muslimin adalah masih hidup dan diangkat oleh Allah SWT, dan nanti akan diturunkan kembali,” kata Buya Yahya.
Buya Yahya menegaskan, diturunkannya kembali Nabi Isa menjelang kiamat tidak akan membawa ajaran baru. Sayyidina Isa di akhir zaman nanti akan menjadi bagian dari umat Nabi Muhammad SAW.
“Jadi, yang benar adalah Sayyidina Isa masih hidup dan nanti akan diturunkan kembali, dan diturunkannya kembali pun tidak membawa syariatnya yang dahulu. Akan tetapi, akan bergabung dengan umat Nabi Muhammad SAW dan bertemu dengan Imam Mahdi,” jelas Buya Yahya.
Advertisement
Nabi Isa dan Imam Mahdi Menjelang Kiamat
Buya Yahya mengisahkan bahwa nanti Nabi Isa diminta menjadi pemimpin umat Islam, tapi menolaknya karena yang berhak adalah Imam Mahdi yang nasabnya sampai ke Nabi Muhammad SAW.
Terkait Imam Mahdi, Buya Yahya juga menyampaikan dua pendapat yang berbeda. Ada yang meyakini Imam Mahdi tidak ada, namun demikian orang yang sepakat dengan pendapat ini tidak sampai derajat kafir.
“Tapi kita meyakini Imam Mahdi ada. Imam Mahdi dan Sayyidina Isa. Kalau Sayyidina Isa akan turun, kalau pun ada yang mengingkari tentang Sayyidina Isa masih hidup, tidak sampai derajat kafir. Paling dia derajat fasik karena bertentangan dengan ijma ulama,” pungkas Buya Yahya.
Wallahu a’lam.
