[MITOS] 6 Cerita Tersembunyi Seputar Soekarno

oleh Nasuri, diperbarui 20 Agu 2015, 17:00 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2015 17:00 WIB
20150820-6 Cerita Tersembunyi Seputar Soekarno-Jakarta
Soekarno dipercaya bisa menyembuhkan orang sakit. Dalam biografinya: Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adams, Soekarno pernah didatangi petani untuk menyembuhkan anaknya yang sakit.(Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
Foto 1 dari 6
20150820-6 Cerita Tersembunyi Seputar Soekarno-Jakarta
Soekarno dipercaya bisa menyembuhkan orang sakit. Dalam biografinya: Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adams, Soekarno pernah didatangi petani untuk menyembuhkan anaknya yang sakit.(Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)
Foto 2 dari 6
20150820-6 Cerita Tersembunyi Seputar Soekarno-Jakarta
Di Bali, Soekarno dianggap penjelmaan dewa Wisnu. Masih seperti yang ditulis di buku biografinya yang ditulis Cindy Adams bahwa setiap Soekarno datang ke Tampaksiring yang tidak begitu jauh dengan Denpasar selalu turun hujan. (Istimewa)
Foto 3 dari 6
20150820-6 Cerita Tersembunyi Seputar Soekarno-Jakarta
Soekarno memprakarsai ide pembuatan patung Dirgantara yang lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran. Soekarno dikabarkan menyimpan harta karun di suatu tempat yang ditunjukan oleh patung perunggu tersebut. (Liputan6.com)
Foto 4 dari 6
20150820-6 Cerita Tersembunyi Seputar Soekarno-Jakarta
Rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu terdapat satu sumur tua. Konon, menurut warga sekitar air sumur tersebut dapat membuat awet muda dan memperoleh keturunan. (Wikimedia)
Foto 5 dari 6
20150820-6 Cerita Tersembunyi Seputar Soekarno-Jakarta
Kamar 327 di Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur, Bali dipercaya masyarakat sekitar sebagai tempat persinggahan Bung Karno dan Ratu Pantai Selatan. Menurut pemilik hotel, pernah terjadi kebakaran dan hanya kamar itu yang selamat. (grandinnabalibeach.com)
Foto 6 dari 6
20150820-6 Cerita Tersembunyi Seputar Soekarno-Jakarta
Dalam buku Samudera Merah Putih 19 September 1945, Jilid 1 (1984) karya Lasmidjah Hardi, alasan Presiden Sukarno memilih tanggal 17 Agustus sebagai waktu proklamasi kemerdekaan adalah karena Bung Karno mempercayai mistik. (Dok.Arsip Nasional RI)