Kisah Imigran Gelap Terobos Pagar Berduri Demi ke Eropa

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 29 Feb 2016, 13:59 WIB

Diterbitkan 27 Agu 2015, 15:45 WIB

20150826-Kisah Imigran Gelap Terobos Pagar Berduri Demi ke Eropa-Hungaria

Imigran Suriah berusaha melewati pagar berduri di wilayah Hungaria dekat perbatasan Serbia, wilayah Roszke, Kamis (27/8/2015). Pemerintah Hungaria berencana untuk memperketat perbatasan bagian selatannya dari para pengungsi. (REUTERS/Bernadett Szabo)

Foto 1 dari 6

Imigran Suriah berusaha melewati pagar berduri di wilayah Hungaria dekat perbatasan Serbia, wilayah Roszke, Kamis (27/8/2015). Pemerintah Hungaria berencana untuk memperketat perbatasan bagian selatannya dari para pengungsi. (REUTERS/Bernadett Szabo)

Foto 2 dari 6

Imigran Suriah merangkak untuk melewati pagar berduri di wilayah Hungaria dekat perbatasan Serbia, wilayah Roszke, Kamis (27/8/2015). Hungaria berencana untuk memperketat perbatasan bagian selatannya dari para pengungsi. (REUTERS/Bernadett Szabo)

Foto 3 dari 6

Sejumlah imigran Suriah merangkak untuk melewati pagar berduri di wilayah Hungaria dekat perbatasan Serbia, wilayah Roszke, Kamis (27/8/2015). Hungaria berencana untuk memperketat perbatasan bagian selatannya dari para pengungsi. (REUTERS/Bernadett Szabo)

Foto 4 dari 6

Berita Terkait

Seorang anak dibantu imigran Suriah berusaha melewati pagar berduri di wilayah Hungaria dekat perbatasan Serbia, wilayah Roszke, Kamis (27/8/2015). Hungaria berencana memperketat perbatasan bagian selatannya dari para pengungsi. (REUTERS/Bernadett Szabo)

Foto 5 dari 6

Sejumlah imigran Suriah berlari usai berhasil melewati pagar berduri di wilayah Hungaria dekat perbatasan Serbia, Roszke, Kamis (27/8/2015). Hungaria berencana untuk memperketat perbatasan bagian selatannya dari para pengungsi. (REUTERS/Bernadett Szabo)

Foto 6 dari 6

Imigran Suriah berlari usai berhasil melewati pagar berduri di wilayah Hungaria dekat perbatasan Serbia, wilayah Roszke, Kamis (27/8/2015). Hungaria berencana untuk memperketat perbatasan bagian selatannya dari para pengungsi. (REUTERS/Bernadett Szabo)