HEADLINE HARI INI

PDIP Boikot Retret Kepala Daerah Usai Hasto Ditahan KPK, Apa Dampaknya?

Tangki Minyak Libya Terbakar Hebat Akibat Serangan Militan

oleh Satria Yudha Baskara, diperbarui 19 Apr 2016, 11:26 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2016, 15:45 WIB
20160119-Tangki Minyak Libya Terbakar Hebat Akibat Serangan Militan

20160119-Tangki Minyak Libya Terbakar Hebat Akibat Serangan Militan

Petugas pemadam kebakaran saat berusaha memadamkan api di salah satu tangki minyak yang terbakar di pelabuhan Es Sider, Libya, (6.1). Diduga penyebab kebakaran adalah serangan yang dilakukan oleh kelompok militan. (REUTERS / Stringer)
Foto 1 dari 4
20160119-Tangki Minyak Libya Terbakar Hebat Akibat Serangan Militan

20160119-Tangki Minyak Libya Terbakar Hebat Akibat Serangan Militan

Petugas pemadam kebakaran saat berusaha memadamkan api di salah satu tangki minyak yang terbakar di pelabuhan Es Sider, Libya, (6.1). Diduga penyebab kebakaran adalah serangan yang dilakukan oleh kelompok militan. (REUTERS / Stringer)
Foto 2 dari 4
20160119-Tangki Minyak Libya Terbakar Hebat Akibat Serangan Militan

20160119-Tangki Minyak Libya Terbakar Hebat Akibat Serangan Militan

Petugas pemadam kebakaran saat berusahan memadamkan api di salah satu tangki minyak yang terbakar di pelabuhan Es Sider, Libya, (6.1). Diduga penyebab kebakaran adalah serangan yang dilakukan oleh kelompok militan. (REUTERS / Stringer)
Foto 3 dari 4
20160119-Tangki Minyak Libya Terbakar Hebat Akibat Serangan Militan

20160119-Tangki Minyak Libya Terbakar Hebat Akibat Serangan Militan

Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air untuk memadamkan tangki minyak yang terbakar di pelabuhan Es Sider, Libya, (6.1). Kerusuhan yang terjadi di Libya membuat tangki minyak ini ditutup hampir lebih dari satu7 tahun. (REUTERS / Stringer)
Foto 4 dari 4
Berita Terkait
20160119-Tangki Minyak Libya Terbakar Hebat Akibat Serangan Militan

20160119-Tangki Minyak Libya Terbakar Hebat Akibat Serangan Militan

Tangki minyak yang terbakar di di pelabuhan Es Sider, Libya, (6.1). Libya telah mewspadai ancaman bagi industri energi, akibat kekacauanh politik di negaranya. (REUTERS / Stringer)