Filipina Mulai Program Vaksin Anti-DBD Pertama di Dunia

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 05 Apr 2016, 08:37 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2016 08:37 WIB
20160404-Filipina Luncurkan Vaksin Anti-DBD Pertama di Dunia-
Perawat menunjukkan botol vaksin anti-dengue di Sekolah Dasar Parang di Marikina, sebelah barat Manila, Senin (4/4). Filipina telah melancarkan vaksin pertama di dunia untuk penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) itu kepada 1 juta pelajar. (NOEL CELIS/AFP)
Foto 1 dari 5
20160404-Filipina Luncurkan Vaksin Anti-DBD Pertama di Dunia-
Perawat menunjukkan botol vaksin anti-dengue di Sekolah Dasar Parang di Marikina, sebelah barat Manila, Senin (4/4). Filipina telah melancarkan vaksin pertama di dunia untuk penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) itu kepada 1 juta pelajar. (NOEL CELIS/AFP)
Foto 2 dari 5
20160404-Filipina Luncurkan Vaksin Anti-DBD Pertama di Dunia-
Seorang siswi meringis saat disuntikkan vaksin anti-dengue di Sekolah Dasar Parang di Marikina, sebelah barat Manila, Senin (4/4). Filipina telah menyuntikkan vaksin pertama di dunia untuk penyakit DBD itu kepada 1 juta pelajar. (NOEL CELIS/AFP)
Foto 3 dari 5
20160404-Filipina Luncurkan Vaksin Anti-DBD Pertama di Dunia-
Siswi menutup mukanya saat petugas menyuntikkan vaksin anti-dengue di Sekolah Dasar Parang di Marikina, sebelah barat Manila, Senin (4/4). Filipina telah menyuntikkan vaksin pertama di dunia untuk penyakit DBD itu kepada 1 juta pelajar. (NOEL CELIS/AFP)
Foto 4 dari 5
20160404-Filipina Luncurkan Vaksin Anti-DBD Pertama di Dunia-
Perawat menyuntikkan vaksin anti-dengue di Sekolah Dasar Parang di Marikina, sebelah barat Manila, Senin (4/4). Filipina telah menyuntikkan vaksin pertama di dunia untuk penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) itu kepada 1 juta pelajar. (NOEL CELIS/AFP)
Foto 5 dari 5
20160404-Filipina Luncurkan Vaksin Anti-DBD Pertama di Dunia-
Ekspresi seorang siswi saat disuntikkan vaksin anti-dengue di Sekolah Dasar Parang di Marikina, sebelah barat Manila, Senin (4/4). Filipina telah menyuntikkan vaksin pertama di dunia untuk penyakit DBD itu kepada 1 juta pelajar. (NOEL CELIS/AFP)