Kesedihan Warga Uzbekistan Iringi Kepergian Jenazah Presiden Karimov

oleh Johan Fatzry, diperbarui 03 Sep 2016, 14:15 WIB

Diterbitkan 03 Sep 2016 14:15 WIB

20160903-Islam-Karimov-Uzbekistan-Reuters

Warga menangis melihat iring-iringan mobil yang membawa jenazah Presiden Uzbekistan, Islam Karimov di Tashkent, Uzbekistan, (3/9). Pemerinta

Foto 1 dari 7

Warga menangis melihat iring-iringan mobil yang membawa jenazah Presiden Uzbekistan, Islam Karimov di Tashkent, Uzbekistan, (3/9). Pemerintah Uzbekistan mengkonfirmasi bawah Presiden Islam Karimov telah tiada. (REUTERS/Muhammadsharif Mamatkulov)

Foto 2 dari 7

Ratusan warga menyambut iringan mobil jenazah Presiden Uzbekistan, Islam Karimov di Tashkent, Uzbekistan, (3/9). Islam Karimov mengembuskan napas terakhir setelah enam hari menjalani perawatan intensif di rumah sakit. (REUTERS/Muhammadsharif Mamatkulov)

Foto 3 dari 7

Warga duduk bersedih menunggu iringan mobil jenazah Presiden Uzbekistan, Islam Karimov di Tashkent, Uzbekistan, (3/9). Islam Karimov meninggal akibat penyakit stroke dan dugaan pendarahan di otak. (REUTERS/Muhammadsharif Mamatkulov)

Foto 4 dari 7

Berita Terkait

Warga berdoa saat iring-iringan mobil jenazah Presiden Uzbekistan, Islam Karimov di Tashkent, Uzbekistan, (3/9). Islam Karimov meninggal dunia pada usia 78 tahun. Mendiang telah memimpin Uzbekistan selama 27 tahun. (REUTERS/Muhammadsharif Mamatkulov)

Foto 5 dari 7

Warga Uzbekistan bersedih mengetahui Presiden Islam Karimov meninggal dunia, di Tashkent, Uzbekistan, (3/9). Kepergian Islam Karimov meninggalkan luka mendalam bagi warga Uzbekistan. (REUTERS/Muhammadsharif Mamatkulov)

Foto 6 dari 7

Seorang bocah bersedih saat menunggu datangnya mobil iring-iringan yang membawa peti jenazah Islam Karimov di Tashkent, Uzbekistan, (3/9). Pemerintah Uzbekistan mengkonfirmasi bawah Presiden Islam Karimov telah tiada. (REUTERS/Muhammadsharif Mamatkulov)

Foto 7 dari 7

Ratusan warga melemparkan bunga saat iringan mobil membawa jenazah Presiden Uzbekistan Islam Karimov di Tashkent, Uzbekistan, Sabtu (3/9). (REUTERS/Muhammadsharif Mamatkulov)

More News