PHOTO: Ratusan Orang Padati Bundaran HI Desak Penyelesaian Krisis Rohingya

oleh Arny Christika Putri, diperbarui 23 Jun 2022, 13:45 WIB

Diterbitkan 06 Sep 2017, 14:54 WIB

Massa Aksi Bela Rohingya Tiba di Kedubes Myanmar

Sambil membawa spanduk bertuliskan 'Save Rohingya', massa berteriak untuk mengusir Myanmar dari Indonesia.

Foto 1 dari 7

Massa Aksi solidaritas Rohingya mulai memadati kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (6/9). Sambil membawa spanduk bertuliskan Save Rohingya, massa berteriak untuk mengusir Myanmar dari Indonesia. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Foto 2 dari 7

Massa Aksi solidaritas Rohingya mulai memadati kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (6/9). Rencananya, mereka akan melakukan long march menuju ke Kedutaan Besar Myanmar di Menteng. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Foto 3 dari 7

Massa Aksi solidaritas Rohingya mulai memadati kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (6/9). Peserta sempat berputar di Bundaran HI sambil membentangkan spanduk bertuliskan Save Rohingnya. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Foto 4 dari 7

Berita Terkait

Massa Aksi solidaritas Rohingya membentangkan spanduk sambil memutari kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (6/9). Dengan membawa spanduk bertuliskan save Rohingya, massa berteriak untuk mengusir Myanmar dari Indonesia. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Foto 5 dari 7

Massa Aksi solidaritas Rohingya membentangkan spanduk di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (6/9). Aksi digelar mengusung tema Selamatkan Rohingya, Usir Dubes Myanmar dan meminta Pasukan Garuda diterjunkan ke Myanmar. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Foto 6 dari 7

Massa Aksi solidaritas Rohingya membawa poster sambil memutari kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (6/9). massa mendesak pemerintah memutuskan hubungan diplomatik dengan Myanmar dan mengusir duta Besar Myanmar di Indonesia. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Foto 7 dari 7

Personel kepolisan mengawal orasi Massa Aksi solidaritas Rohingya di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (6/9). Selain itu, massa juga mendesak agar penghargaan nobel perdamaian kepada Aung San Suu Kyi dicabut. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)